Dorong Inovasi dan Teknologi Budidaya Lada Perdu  

by admin
0 comments 2 minutes read

Jakarta, BARITO-Menteri Pertanian Amran Sulaiman mendorong Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) agar terus menghasilkan inovasi dan teknologi yang dapat dimanfaatkan petani rempah Indonesia. Ia berharap kejayaan rempah-rempah Indonesia, khususnya Lada Perdu, bisa dicapai.

“Indonesia pernah berjaya dengan rempah- rempah. Sesuai arahan Presiden RI, kita harus kembalikan kejayaan itu. Peneliti-peneliti kita adalah kunci keberhasilan sektor pertanian. Karena itu, terus hasilkan inovasi dan teknologi yang bisa dimanfaatkan untuk mengembalikan kejayaan rempah Indonesia,” ungkap Amran dalam keterangan tertulis, Selasa (16/10).

Saat memberikan sambutan pada pengukuhan Kepala Balitbangtan Muhammad Syakir sebagai Profesor Riset Kementerian Pertanian ke-132 di Auditorium Sadikin Sumintawikarta, Kampus Penelitian Pertanian, Bogor, Senin (15/10), Amran mengharapkan para peneliti Balitbangtan dapat mencontoh teknologi yang dikembangkan di negara-negara maju, seperti Jerman dan Taiwan.

“Kami dan Menteri Pertanian Taiwan akan bekerja sama untuk membangun fasilitas Rain Water Harvesting System. Jangan sampai air hujan yang turun di Indonesia ini langsung jatuh ke laut, tapi sebelumnya harus bisa dimanfaatkan untuk pertanian Indonesia,” ujar Amran.

Dalam sambutannya, ia mengapresiasi Inovasi Modifikasi Teknologi Agronomi Lada Perdu (IMTAg-Lada Perdu) yang digagas oleh Muhammad Syakir. Amran mengharapkan dengan metode tersebut Indonesia bisa kembali menjadi produsen lada nomor satu di dunia.

“Sekarang produksi kita masih sekitar 80 ribu ton, kalah dari Vietnam yang mencapai 160 ribu ton. Kami harapkan target 277 ribu ton yang disampaikan Pak Profesor (Muhammad Syakir) dapat dicapai dalam dua atau tiga tahun ini,” tegas Amran.

Di kesempatan itu, Amran juga memberikan tugas khusus kepada Syakir untuk memonitor upaya pemerintah dalam mengembalikan kejayaan rempah Indonesia. Amran berharap di sisa masa tugasnya sebagai kepala Balitbangtan, Syakir mampu melibatkan banyak pihak mulai dari pengembangan perbenihan sampai merebut kembali pasar mancanegara.

Sementara itu dalam orasinya yang mengangkat topik ‘Inovasi Teknologi Budidaya Lada Perdu Mendukung Peningkatan Produksi Dan Daya Saing Lada Nasional’, Syakir menyampaikan IMTAg-Lada Perdu ditujukan untuk mendukung peningkatan produksi dan daya saing lada dalam menghadapi terbatasnya tenaga kerja, kepemilikan lahan, serta makin mahalnya usaha tani lada.

“Penerapan inovasi lada perdu memberi peluang peningkatan pemanfaatan lahan dengan hasil yang maksimal, yaitu melalui integrasi tanaman lada perdu dengan komoditas lain yang kompatibel, sehingga bisa menghasilkan keuntungan atau nilai tambah yang cukup besar,” paparnya.

“Dengan pengembangan teknologi ini maka akan terbuka peluang bagi pengembangan tanaman lada di berbagai agro-ekosistem, baik secara monokultur ataupun tumpang sari, dengan ongkos produksi yang lebih murah,” imbuh dia. dtk/afd/brt

Syakir melanjutan, pihak juga telah menghasilkan beragam inovasi dan teknologi lada, mulai varietas unggul, pembenihan, teknologi budidaya, teknologi pengendalian OPT, model farming, teknologi panen dan proses yang dapat menghasilkan lada hitam atau lada putih.

Selain itu, ia menambahan, terdapat dua varietas yang baru saja dilepas tahun 2017, yaitu Ciinten dari Jawa Barat dan Malonan 1 dari Kalimantan Timur. Menurutnya, produktivitas dua varietas ini cukup tinggi, yaitu 2,4 hingga 3,2 ton per hektare.

“Berbagai komponen teknologi tersebut juga sangat sesuai untuk mendukung pengembangan IMTAg-Lada Perdu,” pungkasnya. dtk/afd/brt

 

Baca Artikel Lainnya

Tinggalkan komentar