Diprediksi, Fenomena Migor Akan Selesai Pasca Lebaran

by baritopost.co.id
0 comment 2 minutes read

Banjarmasin, BARITO – Dua jenis minyak goreng kini terjadi pergantian posisi setelah pemerintah pusat menetapkan harga eceran tertinggi (Het) 14 ribu untuk migor curah.

Pergantian posisi ini terjadi seperti disengaja oleh oknum pengusaha. Anehnya, saat migor premium langka, migor curah berlimpah dan dibandrol harga Rp 17 ribu.

Namun saat migor premium banyak dengan harga Rp 24 ribu, kini yang curah mendadak menjadi langka, padahal harga migor curah sangat membantu masyarakat. Tapi sayang, di pasaran terjadi langka.

Menurut Kepala Bidang Perdagangan Disperdagin, Rakhman Norrahim, penomena migor yang terjadi sekarang ini diyakininya tidak berlangsung lama.

Pasalnya, sekarang ini sudah banyak merek migor yang bermunculan. Setelah ia membaca berbagai berita nasional, kalau tidak salah ada 200 lebih merek migor yang diproduksi.

Banyaknya merek tersebut tentu akan memunculkan persaingan harga antar pengusaha. Sehingga harga akan mengalamin penurunan dan stabil ditengah masyarakat.

“Saya prediksi soal minyak goreng ini setelah ramadhan nanti akan normal dan harga tak semahal sekarang. Itu terjadi karena adanya persaingan antar pengusaha migor yang memunculkan berbagai merek,” katanya saat dihubungi via Whats App, Rabu (23/3).

Sebelumnya, Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina saat monitoring harga di Pasar Sentra Antasari Banjarmasin.

“Dari hasil pantauan kita bahan pokok ini relatif tersedia untuk pasukan dan stoknya. Hanya tadi yang dikeluhkan pedagang masih minyak goreng terutama yang curah,” ucapnya.

Lantas bagaimana hilangnya minyak goreng curah di pasaran ini, apakah ada indikasi penimbunan stok seperti minyak goreng kemasan sebelumnya? Ia menjawab perlu mendalami hal tersebut terlebih dahulu.

“Saya kira kita lihat di pasaran ditarik semua karena perubahan aturan tadi dengan dicabutnya HET minyak curah ini. Apakah di tahan menunggu aturan baru. Untuk pengecekan mungkin bisa dibantu kepolisian jangan sampai ada penimbunan,” jelasnya.

Menurutnya kalau alasan ditarik atau ditahan peredarannya karena aturan baru masih bisa ditoleransi. Namun apabila sengaja menumpuk atau menimbun untuk keuntungan pribadi itu merupakan tindakan yang menyalahi aturan.

“Tadi laporan memang menahan untuk aturan baru,” ujarnya.

Monitoring harga, selain minyak Adapun komoditi lain seperti telur, daging ayam, daging sapi, gula dan lainnya mengalami kenaikkan harga. Namun kenaikkan masih relatif stabil dan pasukan cukup untuk menghadapi bulan suci Ramadhan mendatang.

Dari hasil pengecekan ini, pihaknya akan coba berkoordinasi lagi dengan distributor terutama perusahan milik BUMN termasuk juga pedagang pasar.

“Diharapkan menjelang Ramadhan masyarakat kota Banjarmasin khususnya pedagang yang membawa produk-produk sembako antar daerah ini bisa mendapat pasokan,” tutupnya.

Penulis : Hamdani

Baca Artikel Lainnya

Leave a Comment