Meski Beda Pilihan Politik NKRI Jangan Diganggu

by admin
0 comments 2 minutes read
Jakarta, BARITO– Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto mempersilahkan warga ormas Mathla’ul Anwar untuk berbeda pilihan politik asalkan tidak mengganggu persatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Beda pilihan politik silahkan, tapi bicara merawat persatuan, Pancasila, NKRI tidak bisa ditawar lagi,” kata Wiranto pada Rapat Kerja Nasional II Mathla’ul Anwar di Jakarta, Sabtu.

Wiranto yang juga Ketua Dewan Penasehat Mathla’ul Anwar mengingatkan agar ormas yang sudah berdiri lebih dari satu abad itu tidak disusupi ideologi lain selain Pancasila.

“Tugas yang diemban Mathla’ul Anwar adalah di bidang pendidikan dan dakwah serta ekonomi umat maka harus fokus ke sana,” tambah dia.

Wiranto juga mengingatkan tugas merawat NKRI agar terus dilanjutkan dengan mengedepankan semangat toleransi, semangat persatuan, semangat untuk membangun negeri bukan mengedepankan ego.

Sekjen Mathla’ul Anwar Oke Setiadi Affendi mengatakan, meski tahun politik, organisasi yang didirikan di Menes, Banten pada 1916 tersebut netral dan tidak memihak.

“Tidak ada tradisi di Mathla’ul Anwar untuk dukung mendukung walau ini tahun politik, kita lepas dari itu semua. Kita mengadakan rakernas dalam rangka konsolidasi seluruh pengurus wilayah agar kepengurusan terus berlanjut. Ini tidak ada urusan dengan politik,” tambah Oke.

Namun organisasi yang didirikan oleh para ulama salah satunya KH Mas Abdurrahman itu membebaskan anggotanya memiliki pilihan politik sebagai hak warga negara.

Dalam Rakernas kedua selama kepemimpinan KH Ahmad Syadeli Karim periode 2015-2020 itu diikuti Pengurus Wilayah dan Pengurus Daerah Mathla ul Anwar se-Indonesia.

Rakernas dengan tema “Revitalisasi peran dan Kontribusi Mathlaul Anwar dalam merawat NKRI” bertujuan melakukan konsolidasi organisasi, termasuk merumuskan dan menyepakati sikap organisasi terkait perkembangan kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini. Mathla ul Anwar didirikan pada 10 Ramadhan 1334 Hijriah atau 10 Juli 1916 oleh KH E Mohammad Yasin, KH Tb Mohammad Sholeh, dan KH Mas Abdurrahman serta dibantu oleh sejumlah ulama dan tokoh masyarakat di daerah Menes, Kabupaten Pandeglang, Banten.

Mathla ul Anwar didirikan berselang empat tahun setelah berdirinya Muhammadiyah serta sepuluh tahun lebih awal dibanding NU. Ormas Islam yang sudah berusia lebih dari satu abad itu saat ini mengelola ratusan lembaga pendidikan dari tingkat dasar, menengah, hingga perguruan tinggi.

Misi awal pendirian Mathla ul Anwar adalah melakukan purifikasi ajaran Islam dengan memberantas TBC (tahayul, bid ah dan churafat).

antara

Baca Artikel Lainnya

Tinggalkan komentar