Afif Khalid Soroti Kondisi Reformasi Sekarang

by baritopost.co.id
0 comment 3 minutes read
Dr Afif Khalid, Dekan Fakultas Hukum Uniska Banjarmasin.

Banjarmasin, BARITOPOST.CO.ID – Gerakan Reformasi yang diperjuangkan mahasiswa nusantara 21 Mei 1998 lalu membuahkan hasil yakni berakhirnya pemerintahan Orde Baru yang dipimpin Soeharto.

25 tahun sudah, apakah Reformasi yang diharapkan kini sudah berjalan, berpihak kepada rakyat dan apakah harapan kesejahteraan itu sudah merata, atau sebaliknya.

Berikut komentar Akademisi dari Kampus Uniska Banjarmasin, Dr Afif Khalid.

Kata Afif, Reformasi sekarang belum menunjukan tujuan awal dibentuknya negara ini yakni soal kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Artinya masih belum berubah, bila melihat perjuangan keinginan rakyat zaman itu.

Hal itu terjadi karena lemahnya penindakan hukum yang berakibat tumbuh suburnya oknum korup yang ada dimana-mana dan itu terjadi hampir di semua lini.

“Kalau zaman Soeharto korupsi hanya di lingkup kroninya saja. Sekarang kenyataannya seperti apa, hampir semua lini melakukan praktek korupsi,” kata Dekan Fakultas Hukum Uniska ini di ruangan kerjanya, Sabtu (20/5/2023).

“Bagi saya apapun reformasinya harus sesuai dengan Pancasila dan UUD 45. Jangan sampai itu hanya tulisan saja, karena langkah konkretnya agar tujuan kesejahteraan masyarakat tercapai,” sambungnya.

Lalu bagaimana demokrasi sekarang ini, apalagi ini sudah memasuki tahun politik, tentu bakal banyak orang baik yang muncul mencari simpati masyarakat?

Kata Afif, sekarang idealisme dan intelektual seperti sudah terkesampingkan. Orang yang maju ke politik cenderung dicari ketenarannya. atau orang yang terkenal.

Sehingga hal itu mudah menimbulkan mainset, bahwa cukup dengan uang bisa menjadi peserta Pemilu. Idealnya seorang pemimpin apalagi wakil rakyat adalah orang yang intelek dan bagaimana mampu bersikap sosial yang tinggi, ditambah dengan keilmuan sesuai bidang yang dimiliki.

“Sekarang bukan lagi orang yang intelek, bermoral dan berintegritas, namun lebih orang yang terkenal. Sehingga mainset politik sekarang orientasinya adalah uang,” tuturnya.

Baca Juga Relawan HM Uskiansyah Buka Stand untuk Jamah Haul ke 130 Datu HM Amin

Bagaimana sudut pandang mahasiswa sekarang dengan mahasiswa era 1998?

Kata Afif, mahasiswa sekarang tentu jauh bila dibanding dengan mahasiswa 1998. kalau konteksnya untuk memperjuangkan kepentingan rakyat, mahasiswa sekarang apa yang diaspirasikan substansinya belum dikuasai, parahnya dikit-dikit melaksanakan demo. Hal itu sangat disayangkannya.

Sedangkan dulu, mahasiswa demo telah melalui kajian-kajian yang mendalam dan melakukan di momentum yang sakral yang betul-betul urgen.

“Apa apa demo tapi tidak memahami substansi ini berbahayanya dari mahasiswa sekarang. Kalau dulu ada kajian terlebih dulu kemudian menyampaikan dimomentum yang sakral yang urgen,” tutupnya.

Arbani, Mahasiswa UIN Banjarmasin melihat kenyataan bahwa mahasiswa sekarang semangat berorganisasinya sudah lesu. Kalau dibanding dengan seniornya era 98 itu ia mengakui kalah.

Meskipun itu, ia terus berupaya membangkitkan semangat yang diharapkan. kawan-kawan masih terlibat aktif dalam menjawab isu-isu nasional, bukan hanya sekadar eksis, meskipun ada mahasiswa yang numpang eksis. Ini dapat dilihat dengan beragam agenda kajian dan gerakan di badan eksekutif kampus. Kadang juga ada gerakan kolektif organisasi kampus bersama aliansi kerakyatan di luar kampus dalam merespon isu nasional.

Penulis: Hamdani

Follow Google News Barito Post dan Ikuti Beritanya

Baca Artikel Lainnya

Leave a Comment