Usia Produktif Rawan Terserang TB dan Meninggal

by baritopost.co.id
0 comment 2 minutes read
Ilustrasi batuk

Banjarmasin, BARITOPOST.CO.ID – Penyakit Tuberkulosis (TBC) atau TB di Kota Banjarmasin terus meningkat. Bahkan penyakit menular ini selalu menjadi penyumbang angka kematian di Kota Seribu Sungai.

Menurut Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Banjarmasin, Dwi Atmi Susilastuti, tahun 2022 lalu kematian dari penderita TB sendiri terbilang 3 persen dari jumlah 1.959 jiwa.

Ia menyebutkan, dari jumlah kematian itu penderita TB di usia produktif kisaran usia 20 tahun ke atas yang paling rawan dan penyumbang terbesar kasus kematian. Berbeda kalau bayi atau balita yang hampir tidak ada kasus meninggal dunia.

Maka dari itu, ia meminta masyarakat agar segeranya memeriksa diri ke puskesmas terdekat jika ada gejala yang menunjukan penyakit TB. Salah satunya batuk yang tak kunjung sembuh selama dua minggu.

Baca Juga: Nambah Bus Trans Banjarmasin, Meski Antusias Warga Belum Banyak

“Usia 20 tahun keatas sangat beresiko, kami imbua kepada masyarakat agar memeriksakan dirinya apabila batuk lebih dari dua minggu. Karena itu bisa saja TB. Apalagi kalau batuknya sampai berdarah”

Dwi melanjutkan, tren kasus terduga TB ini disampaikannya setiap tahun terus mengalami peningkatan yang signifikan.

Mulai 2020, ditemukan sebanyak 5.413 jiwa atau 41 persen. Sedangkan di tahun 2021 menjadi 8.515 jiwa atau 58 persen. Kenaikan signifikan terjadi tahun 2022 yang mana peningkatan kasus terduga TB mencapai 12. 477 jiwa atau 81 persen.

“Semakin banyak kita temukan kasus terduga TB maka akan baik untuk mendapat penanganan cepat,”

“Memang arahannya harus bisa menemukan sebanyak-banyaknya. Jadi kalau naik kasusnya bukan jelek tapi lebih bagus,” jelasnya.

Baca juga: Raih IPK Nyaris Sempurna, Kompol Fihim jadi Doktor Hukum Unissula terbaik

Peningkatan kasus terduga TB itu pun berdampak pada data pengobatan penderita TB yang ikut mengalami peningkatan.

Di tahun 2020 persentase pengobatan penderita TB mencapai 25 persen. Di tahun 2021 naik menjadi 31 persen. Sedangkan 2022 persentase pengobatan berhasil mencapai 59 persen.

“Untuk jumlahnya, di tahun 2020 itu yang menjalani pengobatan 730 jiwa, di tahun 2021 ada sebanyak 912 jiwa dan terakhir di tahun 2022 ada 1.959 jiwa,” tutupnya.

Penulis: Hamdani

Follow Google News Barito Post dan Ikuti Beritanya

Baca Artikel Lainnya

Leave a Comment