‘Unicorn’ Dibahas Dalam Forum Wawasan Kebangsaan

by admin
0 comment 1 minutes read

Banjarmasin, BARITO – kata ‘Unicorn’ akhir ini sering disebut dalam berbagai media sosial dan pemberitaan. Dimana unicorn dikaitkan dengan usaha cepat dan mudah berbasis internet. Dalam diskusi wawasan kebangsaan yang dilaksanakan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) di Aula BKD Diklat, Rabu (20/2). Unicorn diangkat dan dikaitkan dengan wawasan kebangsaan.

Pemateri Akademisi Universitas Lambung Mangkurat, Acep Supriadi menilai, unicorn cepatnya pergerakan teknologi baik dari segi ekonomi, sosial dan budaya memang sangat berpengaruh terhadap karakteristik di masyarakat.

Dia mengambil contoh seperti halnya Startup unicorn, yang baru-baru ini booming diperbincangkan di masyarakat. Perubahan pola bisnis berbasi IT tersebut tentunya memiliki nilai yang begitu positif.

Sebab, pola-pola semacam itu bisa memberikan kemudahan dalam berinteraksi dan bertransaksi. Akan tetapi, yang perlu diingat lanjut Acep, ada hal negatif yang juga turut muncul. Seperti membuat hubungan sosial masyarakat menjadi minim juga akan berdampak daripada wawasan kebangsaan.

“Jadi alangkah baiknya, hal-hal semacam ini harus diimbang. Kita tidak mungkin menolaknya. Tapi paling tidak kita bisa memberikan keseimbanagan di dalamnya,” ujarnya.

Kegiatan yang dihadiri para guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dan pembina Organisasi Siswa Intra Sekolah OSIS dari 24 sekolah SLTP/SMP sederajat, baik negeri maupun swasta di Banjarmasin itu, tidak lain untuk memberikan pemahaman betapa pentingnya arti dari wawasan kebangsaan, khususnya bagi generasi milenial.

Kasubid Wawasan Kebangsaan, Kesbangpol Banjarmasin, Budiono mengatakan, Kesbangpol memilih dan menyasar generasi milenial tentunya bukan tanpa alasan. Mengingat, di era milenial yang tentunya tak bisa dihindari oleh siapapun yang ingin berkembang tentu sedikit banyaknya da hal negatif yang bisa saja berdampak bagi keutuhan bangsa dan negara.

“Perubahan lingkungan juga ikuti bagaimana generasi milenial ini jangan hanyut dalam kehidupan yang sifatnya baru. Tapi juga harus memahami akar pokok berdirinya negara, indikator bagaimana negara menjadi kuat. Hal itu yang harus dipahami generasi milenial,” ucapnya di sela kegiatan. dan

Baca Artikel Lainnya

Leave a Comment