Ratusan Siswa MTsN 3 Banjarmasin Antusias Terima Vaksin Covid-19

by baritopost.co.id
0 comment 3 minutes read

Sebelumnya 369 Siswa Sudah Vaksinasi Mandiri

Banjarmasin, BARITO – Sekitar 500 siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 3 Banjarmasin menerima vaksinasi jenis Sinovac, Senin (4/10/2021).

Kegiatan vaksinasi tersebut dilakukan pihak sekolah bekerjasama dengan Puskesmas Pemurus Dalam dan disaksikan langsung Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Banjarmasin, HM Rofi’i SAg MPdI.

Kepala MTsN 3 Banjarmasin, H Misran SAg mengungkapkan rasa syukurnya atas dukungan semua pihak atas terlaksananya vaksinasi bagi para siswanya.

“Alhamdulillah hari ini setelah kita lihat,  kita menyaksikan, kita patut berbangga, kita patut bersyukur adanya kesadaran orangtua atau wali siswa, apresiasi Kanwil Kemenag Banjarmasin, Kasi Pendidikan Madrasah Kantor Kemenag Kota Banjarmasin, Puskesmas Pemurus Dalam yang memberikan pelayanan demi terlaksananya program pemerintah kita untuk memberikan perlindungan kesehatan terhadap siswa madrasah dapat berjalan lancar, tertib, terkendali dengan protokol kesehatan yang ketat,” ujar H Misran di sela kegiatan vaksinasi, Senin (4/10/2021).

Misran menuturkan, dari total 869 siswa MTsN 3 Banjarmasin,  ada sekitar 500 siswa yang belum divaksin.

“Kami berharap hari ini para siswa sudah tuntas divaksin, dan semoga ini menjadi salah satu ikhtiar kita untuk bisa melaksanakan pembelajaran tatap muka,” harapnya.

Lebih lanjut Misran menerangkan, dari keseluruhan jumlah siswa MTsN 3 Banjarmasin, sebanyak 369 siswa telah melakukan vaksinasi mandiri. Mereka telah mendapat vaksinasi penuh di beberapa instansi, baik Polda Kalsel maupun lembaga lainnya.

Sehingga ada 500 siswa MTsN 3 Banjarmasin yang belum menerima vaksin. Misran mengungkapkan, dari 500 siswa, ada puluhan  yang belum bisa divaksin pada hari ini.

Siswa yang belum bisa divaksin pada 4 Oktober 2021 lantaran belum mencapai usia 12 tahun dan ada juga yang telah berusia 12 tahun, namun nomor induk kependudukan (NIK)-nya tidak sinkron sehingga tidak terbaca sistem.

“Dukungan dari orangtua agar anaknya divaksin sangat bagus, mereka menyambut baik. Kecuali mereka yang belum sampai umurnya. Rata-rata siswa kelas 7 ada yang belum 12 tahun. Ini terjadi karena siswa tersebut masuk madrasah ibtidaiyah atau SD kurang dari usia 6 tahun, maka hari ini dia berada di kelas 7 masih belum 12 tahun. Jadi hanya sekitar 10-20 siswa yang terdata kita yang usianya belum sampai 12 tahun per hari ini,” bebernya.

Sebelumnya, terang Misran, pihaknya telah mendapat pemberitahuan dari Puskesmas. Bahwa jika pada tanggal pelaksanaan vaksinasi atau 4 Oktober 2021 ada anak yang belum berusia 12 tahun, maka vaksinasinya ditunda.

“Kurang dari sehari pun usianya 12 tahun dari sekarang, anak tidak boleh divaksin, karena syarat vaksinasi harus minimal 12 tahun. Usia 12 tahun kurang sehari pun puskesmas tidak bisa berikan vaksin,” sambung Misran.

Misran mengaku  telah mengatur agar siswa yang belum bisa divaksin hari ini bisa disuntik pada waktunya nanti.

Pihak puskesmas pun menurutnya telah menyatakan siap menyuntikkan vaksin ke siswa tersebut.

Bagi siswa yang belum berusia 12 tahun, maka akan divaksin oleh puskesmas ketika siswa yang bersangkutan telah berumur 12 tahun.

“Untuk NIK  yang tidak terbaca oleh sistem, maka setelah anak meng-update di dinas kependudukan dan catatan sipil, maka anak bisa memberitahu kami agar kami hubungkan ke mitra kerja agar segera divaksin,” urainya.

Misran berpesan, baik kepada siswa maupun orangtua siswa.

Meski telah divaksin, jangan terlena, tetap menjaga kesehatan dan disiplin menerapkan protokol kesehatan.

Demikian juga pihak sekolah. Misran memastikan, sekolah tetap menjalankan protokol kesehatan secara ketat. Diantaranya adalah, jika nanti semua siswa sudah divaksin dan diberlakukan pembelajaran tatap muka, maka hanya 50 persen siswa dalam setiap pertemuan di kelas.

Meski menurut Misran, pihaknya meminta pemerintah juga dapat mengevaluasinya.

“Jika memang kita telah terbiasa menerapkan kebiasaan baru dengan protokol kesehatan ketat, kita berharap 100 persen siswa dapat mengikuti pembelajaran tatap muka,” harap Misran lagi.

Sementara itu, Kepala Kantor Kemenag Kota Banjarmasin, HM Rofi’i SAg MPdI mengungkapkan, kegiatan vaksinasi dilaksanakan sebagai salah satu syarat dibukanya sekolah untuk pembelajaran tatap muka (PTM).

“Vaksinasi ini berkaitan dengan rencana PTM di sekolah, sehingga jika guru dan siswa telah divaksinasi, maka PTM bisa digelar,” terangnya.

Rofi’i menegaskan, vaksin Covid-19 halal dan siap diberikan untuk melindungi, menambah daya tahan dan menjaga kesehatan masyarakat dan anak-anak madrasah.

Hemat Rofi’i, dengan melakukan vaksinasi dan menerapkan prokes, maka masyarakat dan pelajar bersama-sama berupaya memutus penularan Covid-19.

Penulis: Cynthia

Baca Artikel Lainnya

Leave a Comment