Perumda PALD Terancam Bangkrut, Diprediksi Bertahan Tiga Tahun

by baritopost.co.id
0 comment 1 minutes read

Banjarmasin, BARITO – Tak hanya PT AM Bandarmasih yang merugi, Perumda Pengolahan Air Limbah Daerah (PALD) Banjarmasin yang juga milik Pemko Banjarmasin ini hingga sekarang masih merugi dan terancam bangkrut apabila tidak bisa menutup biaya operasional.

Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Direktur Perunda PALD Ir Endang Waryono saat ditemui di Balai Kota Banjarmasin, Rabu (29/6).

“Hingga sekarang kami masih merugi dan hingga sekarang kami terus mengupayakan mengembangkan pendapatan,” ujarnya.

Endang menyatakan lagi, untuk bisa bertahan di tengah tingginya biaya operasional perusahaan yang mengolah air limbah ini, sementara menggunakan dana simpanan yang diperkirakannya bertahan hingga tiga tahun.

“Beban operasional dan pendapatan tak sebanding. Yah kita minus, sementara ini memakai dana simpanan, namun ini bisa bertahan hingga tiga tahunan,” ucapnya.

Ditanya berapa pengeluaran dan pendapatan Perumda PALD? Mantan sekretaris PDAM Bandarmasih ini mengatakan, pengeluaran perusahaan perbulannya sekitar Rp 400 juta. Sementara pendapatannya hanya berkisar Rp 250 jutaan.

“Operasional kita sekitar 400-500 juta, pendapatan kita mulai naik 287 juta, masih minus,” tuturnya.

Lantas langkah apa yang diprogramkan perusahaan agar bisa menutupi biaya operasional tersebut? Endang terus melakukan sosialisasi ke masyarakat dan pengembang. Tak hanya di wilayah Kota Banjarmasin, demi mengejar pemasukan pihaknya melakukan kerjasama dengan developer perumahan yang tidak menuntup kemungkinan dilakukan di luar daerah Banjarmasin, misalnya Kabupaten Banjar dan daerah tetangga lainnya yang bisa bekerjasama.

“Developer di Banjarmasin ada yang berencana mengembangkan di luar daerah. Rencananya kita yang akan mengelola limbahnya, dan tentu itu juga akan bekerjasama dengan PDAM Intan Banjar,” tutupnya.

Sekedar diketahui, jumlah pelanggan Perumda PALD saat ini adalah 5900. Pelanggan terbagi ada yang kelas rumah tangga atau domestik, kemudian niaga, seperti rumah makan, perhotelan.

Penulis : Hamdani

Baca Artikel Lainnya

Leave a Comment