Pengamat : Fenomena Politik Malu-Malu Kembali Terjadi, Rudy : Doakan Saja

by baritopost.co.id
0 comment 2 minutes read

Banjarbaru, BARITO – Beberapa bulan lagi akan tiba tahun dilaksanakannya Pilkada 2020.

Tetapi Rudy Resnawan yang kini masih menjabat sebagai wakil gubernur Kalimantan Selatan terkesan masih malu-malu berkait kemungkinan dirinya ikut mencalonkan diri pada Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Kalsel 2020.

Seperti diketahui, nama Rudy menjadi perbincangan kalangan masyarakat  berkait peluangnya menjadi orang nomor satu di Kalsel. Selain Rudy Resnawan, ada nama Khairul Saleh yang kemungkinan besar mencalonkan diri pada Pilkada 2020 serta petahana Sahbirin Noor.

Rudy Resnawan yang ditemui usai membuka Pendidikan dan Pelatihan Dasar CPNS angkatan IX dan X di aula BPSDMD Kalsel, Selasa (25/6) mengatakan, dirinya belum pasti untuk mencalonkan diri.

” Untuk menjadi wagub tidak boleh lagi aku,  karena sudah dua kali. Doakan saja,” ujarnya menjawab pertanyaan wartawan soal kemungkinan maju pada pemilihan gubernur dan wakil gubernur Kalsel tahun depan.

Doktor Komunikasi Politik,  Fahriannoor mengatakan, elit politik saat ini terkesan hanya sebatas melemparkan wacana komunikasi politik saja.

Dia melihat, elit politik sengaja membangun wacana karena tidak berani secara terbuka menyatakan akan mencalonkan diri.

“Jadi wacana itu sengaja dikonstruksi oleh elit-elit politik. Karena mereka tidak berani secara terbuka dan terang-terangan untuk mencalonkan diri. Mereka tidak berani berkonfrontasi,” ujarnya.

Pola-pola demikian, kata Fahriannoor merupakan bentuk dari “politik malu-malu” sembari menunggu dan menunggu

“Nah, pada saat mereka merasa mendapat dukungan cukup besar akhirnya mereka akan menentukan pilihan-pilihan (mencalonkan diri atau tidak,ataukah menerima tawaran pihak lain yang ingin menjadi wakil gubernur untuk didampingi, red)  itu,” cetus dosen FISIP Universitas Lambung Mangkurat itu.

Melihat ke belakang atau berkaca pada pilkada gubernur sebelum-sebelumnya, maka menurutnya memang selalu akan terjadi fenomena politik malu-malu.

” Ketika giliran ditanya oleh media, tidak ada kejelasan dari elit politik yang bersangkutan,” bebernya.

Lebih jauh Fahriannoor juga melihat posisi Rudy Resnawan saat ini yakni sebagai wagub.

Maka, imbuhnya, jika Rudy Resnawan menyatakan dengan tegas akan mencalonkan diri, maka akan dihadapkan pada persoalan etis atau tidak. Sehingga Rudy Resnawan akhirnya hanya berkomentar minta didoakan saja. “Kalimat  doakan saja memang terkesan bahw beliau berharap dari rakyat. Kemungkinan-kemungkinan semacam itu (keinginan mencalonkan diri, red)  ada, tetapi masih menunggu. Sehingga yang dimunculkan hanya bersifat abstrak. Kita sudah melihat fenomena semacam itu pada Pilkada 2015,” jelasnya.

Dengan kata lain, keinginan mencalonkan diri itu ada tetapi masih melihat reaksi masyarakat.

“Bahasa politik nya, sikap tersebut merupakan  bagian dari etika komunikasi politik,” ujarnya sembari mengatakan kemungkinan besar jika Rudy mencalonkan diri, maka akan melalui jalur independen. Sebab Fahriannoor melihat, kemungkinan besar akan terulang kembali  seperti pada Pilkada 2015. Yakni partai-partai mendukung Sahbirin Noor sebagai calon gubernur.

Kemudian dalam hal kans Rudy Resnawan untuk terpilih, Fahriannoor berpendapat hal itu kecil kemungkinan terjadi.

Karena menurutnya Rudy Resnawan tidak terlalu “membumi” dan basis politiknya hanya di Banjarbaru.tya

Baca Artikel Lainnya

Leave a Comment