Pemerintah Siapkan Skenario Terburuk

by baritopost.co.id
0 comment 4 minutes read

Jakarta, BARITO – Pemerintah telah menyiapkan skenario kasus terburuk penanganan Covid-19  di Indonesia. Skenario ini diterapkan jika tambahan kasus per hari lebih dari 40 ribu.

Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pemerintah telah mempersiapkan stok obat, oksigen, sampai tempat tidur di rumah sakit guna mengantisipasi lonjakan.

“Sekarang kami sudah buat skenario gimana kalau kasus ini 40 ribu. Jadi kita sudah hitung worst-case scenario, lebih dari 40 ribu. Bagaimana suplai oksigen, bagaimana suplai obat, bagaimana suplai rumah sakit, semua sudah kami hitung,” kata Luhut, yang juga  Koordinator PPKM Darurat, dalam jumpa pers virtual, Selasa (6/7).

Dia mencontohkan, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sudah menyiapkan ruang ICU darurat di Asrama Haji Pondok Gede.

‘’Saya kira Menkes sudah menyiapkan seperti ICU, misalnya, di Asrama Haji di Pondok Gede yang juga sudah ditinjau Presiden Joko Widodo),’’ ujarnya.

Luhut menyebut Asrama Haji Pondok Gede bisa difungsikan sebagai fasilitas Covid-19 dalam dua hari ke depan dan mampu menampung sekitar 800 pasien.

Selain itu, imbuh dia, TNI-Polri juga sudah menggelar  rumah sakit-rumah sakit darurat di Jakarta dan Surabaya.

Demikian pula pengadaan tabung oksigen, menurut Luhut, terus ditingkatkan.  ‘’Oksigen sampai hari ini kami hitung sudah dibuat skenario oleh tim itu bisa sampai 5 ribu,’’ katanya.

Karena itu, Luhut menegaskan Indonesia sampai saat ini bisa mengatasi masalah, terkait meledaknya kasus Covid-19 ini.

“Jadi semua kekuatan saya kira kita kerahkan. Jangan ada yang menganggap underestimate bahwa Indonesia tidak bisa mengatasi masalah. Sampai hari ini ya,” ujarnya.

Meski demikian, Luhut tak menutup mata meminta bantuan pihak lain dalam skema skenario kasus terburuk ini.

Menurut dia, pemerintah siap meminta bantuan jika kasus Covid masih memburuk.

“Tapi kalau kasus ini nanti lebih daripada 40 ribu, 50 ribu, kita tentu akan membuat skenario siapa yang akan kita minta tolong dan sudah mulai kita kerucut itu semua,’’ ujarnya.

‘’Mungkin malah paling jelek kita sudah bikin sampai 60-70 ribu kasus per hari. Tapi kita tidak berharap itu terjadi karena teman-teman polisi, TNI, saya kira sudah melakukan penyekatan yang cukup baik,” tambah Luhut.

Dia mengakui, pemerintah juga menjalin kerja sama dengan Singapura, Cina, dan Amerika Serikat untuk menyiapkan langkah antisipasi.

Selain itu, pemerintah terus memperketat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat. Pemerintah hendak menekan mobilitas masyarakat guna menekan potensi penularan virus corona.

Menurut Luhut, mobilitas masyarakat perlu dikurangi setidaknya hingga 30 persen untuk menekan penularan. Pemerintah melipatgandakan target untuk melandaikan angka kasus Covid-19.

‘’Kita berharap, kalau bisa minggu ini kita 50 persen, saya kira minggu depan kita akan mulai lihat flattening (melandai). Kemudian, kita lihat akan secara perlahan dia mulai menurun,” ujarnya.

Pengurus Besar (PB) Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menilai yang dibutuhkan menghadapinya kemungkinan terburuk ledakan Covid-19, adalah menerapkan strategi di hulu dan hilir.

Ketua Umum PB IDI, Daeng M Faqih, mengatakan, di saat pandemi seperti saat ini, lonjakan kasus bisa terjadi.

“Kalau pemerintah ada skenario seperti itu artinya sudah mempersiapkan dan merencanakan. Itu sangat tepat kalau di awal seperti sekarang sudah mempersiapkan skenario di hilir dan mengantisipasinya,” katanya yang dikutip republika.co.id, Selasa (6/7).

Kendati demikian, dia juga meminta pemerintah  melakukan upaya di hulu juga supaya ledakan kasus tidak terus terjadi. Daeng menjelaskan, strategi di hilir yang perlu dilakukan yaitu kalau kasus harian Covid-19 benar mencapai 40 ribu atau lebih maka pasien harus mendapat tempat perawatan medis supaya bisa dirawat.

Kemudian pemerintah juga harus menyiapkan shelter untuk pasien tanpa gejala dan bergejala ringan. Tak hanya itu, pemerintah juga diminta untuk menyiapkan obat, oksigen, hingga alat kesehatannya.

Sementara itu, dia menambahkan, strategi di hulu terbagi menjadi dua. Yaitu pengetatan mobilitas kegiatan penduduk serta mendisiplinkan protokol kesehatan dengan sanksi yang tegas.

“Kalau di hilirnya banyak yang sakit, maka di hulunya bisa dikencangkan. Saya kira, pemerintah akan dinamis melihat perkembangan di lapangan, kalau kasus meningkat, saya berkeyakinan bahwa pemerintah memperketat hulu,” katanya.

Anggota Komisi IX DPR, Kurniasih Mufidayati, meminta pemerintah untuk memaksimalkan PPKM Darurat yang diterapkan saat ini.

“Maksimalkan saja PPKM Darurat. Jika perlu untuk Jakarta atau Jabotabek lakukan lockdown atau PSBB ketat,” katanya.

Ia juga pemerintah menindak tegas perkantoran dan perusahaan non-esensial yang masih mewajibkan karyawannya ke kantor. Menurutnya, perlu dilakukan pengawasan dan penindakan di lapangan terhadap perusahaan yang masih bandel.

“Jangan tebang pilih yang membuat masyarakat menjadi tidak percaya lagi pada kebijakan yang dibuat pemerintah. Lakukan segala upaya untuk mengerem laju penularan kasus yang sudah sangat mengkhawatirkan,” ujarnya.

Sementara itu, pada Selasa (6/7), kasus positif virus Corona di Tanah Air bertambah 31.189 orang. Dengan penambahan itu, total kasus positif di Indonesia kini mencapai 2.345.018 orang, sejak pertama kali diumumkan Presiden Joko Widodo pada awal Maret 2020 lalu.

Merujuk data Satgas Penanganan Covid-19, dari total kasus positif, sebanyak 1.958.553 di antaranya telah sembuh. Pasien yang sembuh bertambah 15.863 dari hari sebelumnya. Kemudian pasien yang meninggal dunia kini mencapai 61.868 orang atau bertambah 728 dari hari sebelumnya.

Penambahan pasien positif dan meninggal dunia, kemarin, merupakan rekor baru selama virus Corona mewabah di Indonesia. Sebelumnya, rekor kasus dalam sehari terjadi pada Senin  (5/7) dengan 29.745 kasus positif dan 558 pasien meninggal.rep/cnn/dya

Editor: Dadang Yulistya

Baca Artikel Lainnya

Leave a Comment