Banjarmasin, BARITO – Pembelajaran metode dalam jaringan (daring) di era pandemi Covid-19 akan berdampak terhadap etika dan moral peserta didik. Mengingat tidak adanya interaksi secara langsung tatap muka di kelas atau kampus, maka kecenderungan etika dan moral bisa berdampak tak baik terhadap peserta didik. “Pendidikan itu penekanannya terhadap rasa bertanggung jawab dan kemandirian. Nah jika lemah dalam pembelajaran moral dan etika, maka berdampak negative terhadap keberlangsungkan peserta didik,” ucap Dosen FIKP Uniska Banjarmasin Dr H Jarkawi, Selasa (3/8/2021).
Menurutnya belajar moral dan etika dapat lebih menyentuh jika ada tatap muka langsung, sebab sangat menyentuh antara peserta didik dan dosen atau guru.
Untuk mengatasi persoalan moral dan etika ini, sambungnya, perlu diselipkan pembelajaran penanaman moral dan etika walau secara daring. “Seorang pendidik harus memiliki pemahaman tentang pembelajaran berbasis pedagogik. Pemahaman tentang pedagogik bertujuan agar anak di kemudian hari mampu memahami dan menjalani kehidupan dan kelak dapat menghidupi diri mereka sendiri, dapat hidup secara bermakna, dan dapat turut memuliakan kehidupan,” tambah mantan Wakil Rektor I Uniska Banjarmasin ini..
Ia berpendapat, ketidak pahaman para pengajar dan pendidik tentang makna perubahan mendasar dalam mengajar, mendidik dan memberikan pembelajaran, membuat mereka tetap bersikukuh pada praksis pendidikan yang dibangun berdasarkan kaidah-kaidah lama.
“Kaidah yang tidak pernah diperbarui berdasarkan tuntutan baru yang muncul dalam masyarakat. Agar peserta dididik memahami dan menguasai sejumlah pengetahuan yang penting dalam hidup, menguasai keterampilan tertentu, dan memahami nilai-nilai kehidupan. Maka pertama diajarkan melalui pembelajaran pengetahuan. Lalu kedua diajarkan melalui latihan menguasai keterampilan nyata. Dan ketiga diajarkan melalui pemahaman tentang nilai-nilai kehidupan,” imbuh pemerhati dunia pendidikan ini.
afdi