Miris, Diduga Dampak Pembangunan Hotel, Bangunan SD Antasan Besar 7 Rusak

by baritopost.co.id
0 comment 3 minutes read

Banjarmasin, BARITO – Miris, waktu belajar siswa di SD Antasan Besar 7 terpaksa dikurangi. Itu dilakukan karena 15 kelas pada bangunan SD yang berdomisili di Jalan Meratus, Kecamatan Banjarmasin Tengah kondisinya rusak memprihatinkan.

Kondisi itu, pihak sekolah tak ingin mengambil resiko terjadi insiden pada siswa apabila memaksakan ruangan yang sudah mulai rapuh itu tetap digunakan.

Kepala Sekolah SD Antasan Besar 7, Widarini, mengatakan setidaknya ada 15 ruangan dari satu bangunanan terpaksa tidak digunakan sejak 2018 lalu.

Kebijakan tidak lagi menggunakan ruangan belajar itu, siswa harus belajar di kelas lainnya dengan cara berbagi shift dari pukul 7.30 hingga pukul 13.00 Wita.

“Bagi kami yang penting anak tetap bisa belajar meskipun dengan cara bergantian yakni kelas 1,2 dan 3 belajar dari pukul 7.30 sampai 10.00, kemudian kelas 4,5 dan 6 hingga pukul 13.00,” ucapnya saat ditemui di ruangan sekolah didampingi beberapa guru SD tersebut, Jumat (5/8).

Widarini berharap, kondisi berbagi kelas itu tidak berlangsung lama dan pihak pemerintah bisa membangunkan gedung mengganti bangunan yang rusak itu.

“Saya harap 2023 tahun depan terealisasi pembangunan gedung. Karena kami sudah mengusulkan sejak 2018 hingga sekarang belum terealisasi,” cetusnya.

Ali salah satu guru SD Antasan Besar 7, menyatakan, bahwa rusaknya bangunan tempat belajar itu berawal dari keretakan lantai yang diduga pihaknya dampak dari pembangunan gedung Hotel Armani yang posisinya persis berdempetan dengan bangunan sekolahnya.

Karena ada pembangunan gedung SD tidak terjadi apa-apa. Mendapat laporan itu, lantai yang rusak sempat mendapat bantuan dari pihak Hotel untuk perbaikan. Namun, itu ternyata tak menghilangkan masalah, keretakan merembet hingga akhirnya pihak sekolah menyerah dengan kondisi bangunan yang kian memarah.

Singkat cerita bangunan itu disepakati tidak digunakan daripada terjadi hal yang tidak didinginkan kepada siswa.

“Sempat mendapat bantuan, tambal sulam begitu, tapi lama kelamaan kondisinya memarah dan sejak 2018 satu persatu ruangan tidak kami gunakan hingga keseluruhan gedung. yah kami terpaksa berbagi kelas dengan cara shift,” tuturnya.

Tak hanya bangunan yang beresiko insiden, bau limbah pembuangan yang tak sedap juga menambah mengganggunya suasana belajar.

“Karena bau itu jendela di ruangan kelas terpaksa ditutup, saat kami menggunakan kelas,” tuturnya.

Ia juga menyatakan, bau limbah diduga dari pembuangan gedung besar disebelah sekolah itu.

“Mungkin buruknya sanitasi dari pihak hotel sehingga limbahnya mencemari lingkungan sekitar menimbulkan bau tak sedap. Bau ini juga seiring beroperasinya gedung Armani tahun 2018 lalu,” katanya.

Kondisi sekolah SD itu sudah mendapat kunjungan dari DPRD Kota Banjarmasin dan pejabat Pemko Banjarmasin.

Baru ini Camat Banjarmasin Tengah, Dr Ibnu Sabil mengunjungi sekolah dan melihat langsung suasana di sekolah itu.

Saat dimintai keterangan, Ibnu Sabil mengaku prihatin karena ruangan sekolah tidak bisa digunakan lagi. Ia melihat langsung bangunan miring dan retak. Bangunan yang beresiko itu juga telah diberi pembatas agar tidak dilalui siswa.

Tidak itu saja, bau tak sedap juga sangat terasa di lingkungan sekolah. Ini akibat buruknya sanitasi sehingga mencemari lingkungan yang ada disebelahnya dan sekitarnya.

“Ini sudah kita sampaikan ke pimpinan, mudahan 2023 nanti bisa dibangun kan gedung,” bebernya saat dihubungi via whats app, Sabtu (6/8).

Terkait limbah yang baunya menyengat, hal tersebut juga telah ditanggapi Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarmasin.

Kabid Lingkungan Hidup, DLH, Khuzaimi mengaku menumukan bau tak sedap yang diduga karena salurannya tersumbat.

Pihaknya belum berani mengatakan apakah limbah tersebut berasal dari gedung Armani. Namun, sementara ini pihaknya melakukan pemeriksaan.

“Kita merespon laporan sekolah dan bau limbah yang menyengat ini akan kita priksa terlebih dulu. Informasi yang dapat kami sampaikan ini, penyebab bau tersebut karena tidak adanya pengairan, sehingga air limbah terperangkap dan mengeluarkan bau menyengat,” katanya.

Penulis : Hamdani

Baca Artikel Lainnya

Leave a Comment