M Rofiqi : Saatnya Merubah Ekonomi Ekstratif menjadi Kreatif

by admin
0 comment 2 minutes read
Muhammad Rofiqi

Banjarmasin, BARITO – Ketua DPRD Kabupaten Banjar, Muhammad Rofiqi, SH menyatakan, ada pernyataan yang menarik dari Ketua Umum DPP Gekrafs, Kawenda Lukistian bahwa ekonomi ekstratif itu harus berubah menjadi ekonomi kreatif.

Hal itu dikatakannya usai menghadiri pelantikan DPW  Gekrafs Kalimantan Selatan (Kalsel) di Hotel Rattan In Banjarmasin. Sabtu (23/7/2022) malam.

“Karena sektor tambang Kabupaten Banjar, Pendapatan Asli Daerah (PAD) terbesar sekitar Rp200 miliar lebih diyakini akan habis dalam waktu lima tahun kedepan dan harus diganti dengan ekonomi kreatif,” harapnya kepada wartawan.

Rofiqi melanjutkan, sementara mengandalkan pasaran intan penghasil produk lokal makin sepi, apalagi perusahaan Galuh Cempaka juga tidak menghasilkan banyak intan. Intannya kecil-kecil hingga sulit dibuat ke pabrik atau mesin tersebut.

“Ironisnya sekarang intan itu banyak didatangkan dari India, sementara intan lokal hanya dibuat untuk sisi tambahan perhiasan itu makin minim,” bebernya.

Diungkapkannya, untuk penopang ekonomi di Kabupaten Banjar dengan melihat kondisi beberapa perusahaan batu bara, satu sudah bangkrut, satu lagi mulai menurun, maka saatnya mengganti sektor itu kepada ekonomi kreatif, sedangkan sektor jasa lainnya di Kota Serambi Mekkah atau religius itu sulit berkembang, seperti di Banjarbaru dan Banjarmasin.

“Jadi Kabupaten Banjar hanya mengandalkan perhiasan dan sektor jasa di kawasan Kertak Hanyar, Kecamatan Gambut menjadi sektor primadona kalau dibangun hotel syariah, apalagi kecamatan ini dekat dengan Banjarmasin,” harap Rofiqi.

Ditambahkannya, dulu orang Banjar banyak usahanya perhiasan.

“Sepeti keluarga saya mengaku pasaran makin sepi dan hanya bisa bertahan pasca Covid-19 berlalu,” ujarnya.

Dia berharap kepada pedagang lebih banyak ikuti even pameran di luar negeri agar banyak pesanan dan datang ke lokasi pembuatan intan. Sedangkan untuk andalkan wisata religi, seperti tempat Sekumpul di Martapura. Karena makam Guru Zaini Abdul Gani atau Abah Guru Sekumpul merupakan tempat privat atau tersendiri dan dari kedua anaknya tidak mau membukanya untuk umum dengan alasan masih kondisi pasca Covid-19. Disamping itu juga masih dalam tahap renovasi, meskipun ada tamu dari Jakarta dan lainnya untuk sementara ditutup.

Sementara wisata religi yang sudah buka hanya di Kalampayan, Kecamatan Astambul atau makam  Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari yang banyak diziarahi wisata lokal dan luar kota serta provinsi.

Penulis : Arsuma
Editor    : Sophan Sopiandi

Baca Artikel Lainnya

Leave a Comment