Kematian Kasus Positif  karena Penyakit Penyerta

by baritopost.co.id
0 comment 3 minutes read

Positif, ODP, PDP Corona di Kalsel Bertambah

Banjarbaru,BARITO – Kasus pasien terkonfirmasi positif yang meninggal dunia di Kalimantan Selatan umumnya memiliki penyakit penyerta.

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid -19 Kalsel, Muhammad Muslim mengungkapkan, dari seluruh kasus meninggal dunia, rata-rata memiliki riwayat penyakit penyerta, seperti jantung, ginjal dan diabetes melitis.

” Karena itu, dapat kita ambil kesimpulan sementara bahwa yang perlu kita perhatikan adalah kelompok- kelompok usia risiko tinggi serta kelompok- kelompok yang memiliki penyakit penyerta,” ujarnya melalui rekaman suara kepada media di Command Center, Setdaprov Kalsel, Ahad (19/4) sore.

Berdasarkan data Gugus Gugas di Kalsel, pasien terkonfirmasi positif  yang meninggal dunia sebanyak 7 kasus.  Dari jumlah tersebut, yang berusia 47 hingga 59 tahun adas 3 orang atau sekitar 43 persen.Sedangkan yang berusia 60-75 tahun sebanyak 4 orang atau sekitar 57 persen.

Dengan demikian, jelas Muslim  untuk mengurangi risiko kematian, maka pihaknya melakukan tata kelola atau manajemen dalam penanganan Covid -19 secara cepat.

“Karena itu, kita di gugus tugas, baik di tingkat kabupaten, kota maupun provinsi lebih memantapkan lagi pengelompokan-pengelompokan.Apakah itu pasien dalam pengawasan ataukah orang dalam pemantauan yang berusia resiko tinggi, apakah dengan penyerta.Pengelolaan terhadap kelompok itu bisa lebih diprioritaskan sehingga bisa cepat ditangani agar dapat mengurangi risiko kematian,” ujarnya.

Berdasarkan data Covid-19 Provinsi Kalsel, Ahad (19/4) pukul 16.00 wita, tercatat orang dalam pemantauan (ODP) sebanyak 1.343 orang atau bertambah 2 orang dibanding sehari sebelumnya.

Pasien dalam pengawasan (PDP) juga bertambah menjadi 14 orang.Sehari sebelumnya berjumlah 10 orang.

“Pada siang tadi pukul  11.00 WIB, ada PDP meninggal dunia di Rumah Sakit Muhammad Ansari Saleh, yaitu dengan kode MAS-14 , wanita  berusia usia 70 tahun dari rujukan Banjarmasin. Namun hasil PCR (polymerase chain reaction,red) belum diterima,”  ungkapnya.

Sedangkan yang terkonfirmasi positif Covid-19 ada 95 orang. Terdiri dari 79 orang yang dirawat (baik di rumah sakit maupun isolasi mandiri  atau di karantina khusus),  9 orang sembuh dan 7 meninggal dunia.

‘’Ada penambahan  4 orng terkonfirmasi positif dari Batola. Ini diperoleh dari hasil tracking yang dilakukan oleh surveilans epidemiologi, terutama pada klaster Gowa,” ungkap Muslim.

Ke-79 pasien positif yang dirawat itu, imbuh Muslim, sebanyak 34 yang tersebar di beberapa rumah sakit dan 45 orang menjalani isolasi mandiri atau karantina khusus.

Sebanyak 34 pasien positif yang dirawat itu, rinci  Muslim, di RSUD Ulin 19 orang, RSUD Muhammad Ansari Saleh 4 orang, RSUD Abdul Azis Batola 2, RSUD  H Boejasin Tala 2orang, RSUD Idaman  Banjarbaru 2 orang,RSUD Damanhuri HST 3 orang, dan RSUD Badarudin Tabalong 2 orang.

Muslim juga mengatakan, upaya tracing atau pelacakan oleh petugas surveilans sudah cukup banyak. Baik berupa  pemeriksaan rapid test maupun Polymerase Chain Reaction(PCR)..

“Peralatan PCRdalam kondisi siap sampai beberapa hari ke depan, terutama regensianya. Kami sudah membeli dan akan datang dalam beberapa hari ke depan.  Ini akan benar-benar membantu dalam upaya kita secara secara cepat menentukan, apakah kasus dapat kita konfirmasi dari hasil tracing, baik dari ODP menjadi PDP dan PDP yang meningkat menjadi terkonfirmasi positif,” katanya.

Muslim mengakui, Kalsel memang tertinggi dalam mengonfirmasi kasus positif Covid-19.

“Dari sisi epidemiologi, ini merupakan sebuah kinerja yang sangat baik dari para petugas epidemiologi kita. Dari kontak- kontak yang dicurigai , yang dideteksi dan dari klaster yang juga dicurigai. Kemudian kita lakukan pemeriksaan cepat dan kita ambil swab, dengan cepat pula kita dapat mengetahui terkonfirmasinya. Oleh karena itu, laporan- laporan yang diduga , akan jauh lebih cepat kita ketahui,” demikian Muslim.

tya/slm

Baca Artikel Lainnya

Leave a Comment