Fogging Dinilai Bukan Solusi Atasi DBD

by admin
0 comment 2 minutes read

Banjarmasin, BARITO – Meningkatnya curah hujan sejak awal tahun, berbanding lurus dengan peningkatan jumlah penderita Demam Berdarah Dengue alias DBD, sehingga banyak masyarakat menginginkan dilakukannya fogging, padahal Fogging atau pengasapan menggunakan pestisida murni bukan solusi yang tepat untuk mencegah DBD karena hanya efektif membunuh nyamuk dewasa, tidak jentiknya.

Demikian disampaikan Dwi Atmi Susilastuti, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin, ketika usai melaksanakan rapat dengan DPRD Kota Banjarmasin.

“Saya jelaskan, fogging bukan solusi untuk mengatasi DBD, karena hanya nyamuk dewasa yang mati, tetapi jentiknya tidak. Dalam waktu singkat, jentik itu jadi nyamuk dewasa dan berkembang biak lagi. Karena itu fogging bukan solusi,” katanya.

Maka dati itulah menurutnya solusi terbaik adalah rutin membersihkan lingkungan tempat tinggal dari genangan air yang bisa menjadi sarang nyamuk.

Kesadaran membersihkan lingkungan itu harus dimulai dari rumah tangga seperti dengan rutin membersihkan bak air.

“Jika ada anggota keluarga yang terkena demam tinggi, segera dibawa berobat jangan hanya dibiarkan,” tambahnya.

Data Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin, jumlah penderita DBD pada Januari 2019 ini tercatat, 7 kasus DB dan 95 kasus DBD Dengue, dan 1 orang fasien meninggal dunia. Jumlah penderita Januari tahun lalu sebanyak 4 kasus, dan terjadi kenaikan untuk januari 2019 ini.

Untuk itulah Dinas Kesehatan mendorong masyarakat untuk aktif dalam membersihkan lingkungan tempat tinggal dan membasmi jentik nyamuk.

Karena menurutnya DBD memang meningkat tajam saat musim penghujanj, sebab nyamuk Aedes aegypti yang menularkan penyakit ini berkembang biak dengan subur di musim ini.

Menurutnya. pada dasarnya nyamuk sudah ada sejak musim kemarau. Tapi jumlahnya masih sedikit, karena saat kemarau mereka tidak menemukan wadah untuk menetaskan jentik-jentik. Sedangkan saat musim hujan banyak genangan sehingga mereka dapat menetaskan telurnya dengan mudah.

Hal senada juga diungkapkan oleh Anggota DPRD Kota Banjarmasin Mathari, yang mengharapkan agar Dinas Kesehatan bisa terus melakukan sosialisasi ke masyarakat, tentang pemberantasan sarang nyamu, dan tidak hanya saat wabah ini sudah menular.

“Saya berharap sosialisasi bisa terus dilakukan ke masyarakat, karena wabah ini sudah sejak lama,” katanya.
Dia mengharapkan agar masyarakat bisa melakukan 3M Plus yakni Menguras dengan membersihkan tempat yang sering dijadikan penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum, penampung air lemari es dan lain-lain.

Kedua Menutup, yaitu menutup rapat-rapat tempat-tempat penampungan air seperti drum, kendi, toren air, dan lain sebagainya. Dan ketiga Memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti.

Nah, plus dari 3M Plus adalah segala bentuk kegiatan pencegahan lain. Mulai dari menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan, kedua menggunakan obat nyamuk atau antinyamuk. del

Baca Artikel Lainnya

Leave a Comment