Demi Jaga NKRI, LDII Sematkan Materi Kebangsaan Dalam Setiap Tausiah

Ketua Umum DPP LDII KH. Chriswanto Santoso (kedua kiri)  menyerahkan cinderamata kepada Wakil Ketua Umum MUI KH. Marsudi Syuhud (kanan), seusai menyampaikan tausiyah kebangsaan di Ponpes Wali Barokah, Kediri, Jawa Timur, Ahad (13/6).  (foto ekslusif)

Banjarmasin, BARITOPOST.CO.ID – Wawasan kebangsaan penting diketahui setiap masyarakat. Hal tersebut dilakukan demi menjaga keutuhan NKRI dan pengamalan empat pilar kebangsaan Indonesia.

Dalam upaya turut serta memperkuat itu Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Kalsel, berkiprah menyematkan wawasan kebangsaan setiap tausiahnya.

Ketua DPD LDII Kalsel, Dedi Supriatna, S.Pd.,MT menyatakan pihaknya
mengajak seluruh tingkatan kepengurusan di Kalimantan Selatan untuk mensosialisasikannya hingga ke akar rumput dan melakukan penyegaran secara periodik.

Bagi Dedi, butir-butir muatan tausiah kebangsaan sebagaimana disampaikan nara sumber dari MUI maupun butir-butir sambutan Ketua Umum DPD LDII adalah hal-hal yang sangat relevan dengan dinamika saat ini dan akan selalu relevan dalam mengantisipasi tantangan-tantangan ke depan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Sesuai bunyi sambutan Ketum LDII Pusat, daerah siap mensosialisasikan wawasan kebangsaan ke masyarakat di setiap tausiah. Mudahan ini menjadikan kekuatan kita dalam menjaga NKRI, amiin,” kataya di Banjarmasin, Senin (14/6).

Mengambil realise website LDII Pusat, Ketua Umum DPP LDII Ir KH Chriswanto Santoso, M.Si mengemukakan pentingnya menjalin silaturahim. Dengan silaturahim itu, para tokoh agama bisa turut memikirkan bangsa dan negara sebagai kontribusi untuk menjadikan Indonesia negeri yang makmur penug rahmat dari Allah.

“Tausiyah ini jadi penting untuk memperkuat ukhuwah Islamiyah, agar ukhuwah wathoniyah juga kuat, dan ketiga ukhuwah basariyah terjaga. Para pendiri bangsa mendirikan negeri ini atas perbedaan yang tak bisa dihindari, dan para ulama menjadi motor penggerak perjuangan. Dari perbedaan itu, justru kita menyatu,” ucapnya belum lama tadi di Jawa Timur.

Menurut Chrsiwanto Santoso, di tengah era digital ini, internet mempermudah lalu-lalang informasi. Namun teknologi itu, juga mempermudah fitnah menyebar, “Digitalisasi memungkinkan menulis atau mengubah suara menjadi saya, padahal pesan-pesannya bukan dari saya. Ini bisa mendatangkan fitnah dan perpecahan umat,” ujar Chriswanto Santoso.

Ia mengingatkan, para pendiri membentuk LDII bertujuan untuk berkontribusi kepada umat, bangsa, dan negara secara positif.

“Kami memiliki delapan program kerja yang diselaraskan dengan program nasional, agar menjadi solusi. LDII harus mendukung bangsa dan negara dan memberi solusi terutama masalah kebangsaan. Bila Indonesia goyang, LDII turut ikut sempoyongan,” tutupnya.

Penulis: Hamdani

Related posts

Pelantikan KB PII Kalsel Usung Tema Kolaborasi Kepemimpinan Membangun Banua

Kosgoro Kalsel Perjuangkan Target Golkar 65 Persen Menang di Pilkada

Musda Perdana Aptrindo Kalsel Pilih Edy Sudarmadi Jadi Ketua