Belajar Online Siswa Tanpa Paket Internet

by baritopost.co.id
0 comment 2 minutes read

Pelaihari,BARITO – Jika selama ini pembelajaran kesiswa cara online atau daring dirumah yang selalu menggunakan jaringan wifi atau kuota, tentu hal itu sebagian menjadi beban orang tua siswa, pasalnya harus kembali mengeluarkan anggaran tambahan untuk membeli kuota untuk bisa belajar secara daring.

Terobosan baru diprakarsai Bidang Pendidikan Dasar (Dikdas) pada Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan (Disdikbud) Tanah Laut dimasa pandemi covid 19 ini, yakni “Badatang” atau Belajar Dari Radio Tuntung Pandang.

Program pembelajaran bagi siswa SD ini mirip-mirip saja dengan program belajar secara online atau daring via smart phone, namun Badatang tidak harus menggunalan smart phone dan kuota, hanya menggunakan pesawat radio.

Guru pengajar mata pelajaran selanjutnya dicorong micropon dalam ruang siaran studio Radio Tuntung Pandang FM bersama seorang operator menyampaikan materi pelajaran, dan siswa cukup mendengarkannya lewat radio dirumah.

Senin,(5/10) program Badatang yang kali perdana ini mengudara melalui radio milik Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Tuntung Pandang FM yang berlokasi dikawasan kantor bupati Tala pada gelombang 102,3 Mhz.

Dipengudaraan perdana program Badatang, disampaikan materi pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) bagi kelas 5 dan 6 oleh guru yang bersangkutan.

Mirza Fazrina,ST Kabid Dikdas pada Disdikbud Tala disela-sela penyampaian program Badatang mengutarakan, pada bidang Dikdas menyikapi adanya pandemi covid 19 dimana ada yang menggunakan pola belajar daring dan kesulitannya pada saat orang tua tidak memiliki jaringan internet, dan di Tala sendiri dibeberapa kecamatan ada yang belum terjangkau jaringan internet.

“Lewat radio inilah sebagai alternatif pembelajaran daring tanpa harus menggunakan jaringan internet, program ini akan terus dilaksanakan sampai pembelajaran daring selesai, dan untuk 1 bulan pertama ada mata pelajaran Bahasa Inggris, matematika dan IPA, jadi ada yang untuk siswa SMP nya juga,”kata Mirza.

Ia menambahkan, Dikdas sebagai stake holdernya adalah membina dari siswa SD dan SMP. Untuk siswa dan orang tua bisa menyimak saat program Badatang mengudara.

Sebelumnya sudah disampaikan melalui Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S), Kelompok Kerja Guru (KKG), Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MTTKS) yang merupakan suatu perkumpulan para guru SD dan SMP dalam grup WhatsApp, maka lewat grup itulah disampaikan terhadap program Bedatang.

Diakui, mengudara perdana mungkin masih ada kekurangan, maka masih dibutuhkan saran dan kritikan untuk perbaikan kedepan,tutupnya.

Sementara itu Yetti selaku guru pengajar mata pelajaran IPA usai menyampaikan materi pelajaran IPA menjelaskan, materi yang disampaikan adalah pelajaran IPA untuk kelas 5 SD tentang asupan makanan sehat, yang tentunya materi disampaikan apa yang diterima siswa dikelas saat sebelum pandemi covid 19 lalu.

“Materi IPA diambil dari sumber lain yang mungkin tidak ada dimateri buku siswa, bisa juga melalui buku Tema siswa. Tugas juga diberikan ke siswa, salah satunya mencatat ringkas atas materi yang disampaikan lewat radio tadi,”jelasnya.

Sebagai tenaga pengajar pada sekolah SDN Angsau 4 Pelaihari merasakan sangat berbeda sekali proses belajar dengan daring via radio dan tatap muka langsung ke siswa. Rasa lebih mudah pembelajaran lewat tatap muka karena bisa berinteraksi langsung dengan siswa, menyampaikan materi lebih banyak,tutup Yetti.

Penulis: Basuki

Baca Artikel Lainnya

Leave a Comment