Bajuin Simpan Sejarah Kolonial Jepang

by baritopost.co.id
0 comment 5 minutes read
Ternyata menyimpan sejarah peninggalan kolonial Jepang diera penjajahan dulu

Pelaihari, BARITOPOST.CO.ID Dua desa di Kecamatan Bajuin yakni Desa Bajuin dan Sungai Bakar, ternyata menyimpan sejarah peninggalan kolonial Jepang diera penjajahan dulu. Keberadaan Kabupaten Tanah Laut sendiri memang dekat dengan Laut Jawa, sehingga memungkinkan Jepang memperluas wilayah jajahannya kedaratan Kalimantan Selatan.

Menyusuri sisa peninggalan Jepang Minggu, (22/8/21) kemarin bersama Aiptu E.Fathurrahman Ahmed,SH Kanit Binpolmas Sat Binmas Polres Tanah Laut, harus mengenakan sepatu boot berikut peratalan perkebunan seperti parang. Parang digunakan untuk membuka akses jalan menuju titik lokasi yang dituju mengingat tidak ada akses jalan dan harus menebas rumput-rumput liar.

Di Desa Bajuin, atau berada dekat dengan bangunan Intake PDM Tanah Laut ditemukan puing-puing sisa bangunan. Konon cerita dari para warga yang sudah generasi yang kesekian kalinya, bangunan tersebut adalah pabrik pembuatan bijih besi atau pabrik untuk membuat persenjataan tentara Jepang.

Baca Juga: Tiap Jum’at Habiskan 500 Bungkus

Dari puing-puing itu terdapat beberapa batu bata yang sudah pecah dan cukup keras. Pada batu-batu bata itu terdapat tulisan “Shinagawa”, sementara pecahan batu bata lainnya tidak jelas terbaca dalam bahasa Jepang.

Tidak jauh dari sisa bangunan pabrik bijih besi ini, tepatnya berada ditengah-tengah kebun karet warga setempat terdapat sisa bangunan pula. Dan konon ceritanya bangunan itu digunakan sebagai gudang penyimpanan senjata tentara Jepang setelah dibuat oleh pabrik bijih besi tersebut.

Sama halnya dengan bangunan pabrik, sisa bangunan untuk gudang ini pun sudah berhamburan, walau ada sebagian tembok yang masih kokoh berdiri plus diselimuti lumut.

Baca Juga: Tiap Jum’at Habiskan 500 Bungkus

Samsudin, warga setempat yang merupakan generasi yang kesekian kalinya menuturkan, yang kami tahu sejarah Jepang ini hanya pabrik Jepang ada disini, Itu ada pabrik jepang yang asli kerja disini dan oleh Jepang sendiri mempekerjakan orang kita (indonesia).

“Disini dan banyak orangnya dipekerjakan Jepang. Itu yang diketahui dari cerita orang-orang terdahulu yang mengutipnya, cerita dari pekerja Jepang juga sebelum wafat. Pabrik itu untuk pembuatan batu besi peninggalan Jepang,”kata Samsudin.

Ada peninggalan lainnya yang dekat dari pabrik bijih besi maupun gudang yakni sebuah kolam yang digunakan sebagai sumber air pabrik. Lagi-lagi semak belukar pun menutupi jalan menuju kolam yang diperkirakan berukuran 6 x 4 meter tersebut.

Baca Juga: Tiap Jum’at Habiskan 500 Bungkus

Perjalan lanjut menuju Desa Sungai Bakar. Kelokasi untuk menemukan sisa bangunan sisa kolonial Jepang ini menuju sebuah kaki gunung Bajuin. Lokasi untuk menempuh bangunan sisa peninggalan Jepang yang sering disebut “Bunker” memang susah-susah mudah jalannya. Menuju Bunker itu pun harus melewati anak sungai, dan jalan menanjak kurang lebih 45 derajat. Parang pun berguna untuk menebas rerumputan liar agar membuka akses jalan yang memang tidak ada jalan.

Bajuin Menjadi Sejarah Nasional

Bajuin Menjadi Sejarah Nasional

2 buah Bunker yang masih belum hancur terlihat jelas. Berbentuk segi 4 dan dibagian atasnya berbentuk cembung, semua terbuat dari batu atau seperti semen jaman sekarang.

Bagaimana cerita dibalik Bunker sisa peninggalan kolonial Jepang ini ?

Baca Juga: Tiap Jum’at Habiskan 500 Bungkus

Kang Yusni, warga Desa Sungai Bakar yang sedikit tahu tentang sejarah Bunker ini dari generasi para orang tua sebelumnya menuturkan, cerita orang tua terdahulu Bunker itu tempat jaga tentara Jepang, atau kalau sekarang disebut Pos Satpam. Mereka mejaga orang Indonesia yang bekerja karena saat itu ada kerja paksa penambangan batu besi.

“Kata orang-orang tua terdahulu itu yang namanya diminta kerja keras disitu mereka yang kerja memang diberi makan, jika tidak bisa kerja lagi, maka ditembak Jepang dari pada hanya memberi makan saja,”ucapnya.

Yusni menyebut pula, ada sebenarnya terowongan yang tidak jauh dari Bunker, namun kini tertutup tebal sama tanah. Diterowongan itu tersimpan seperti Samurai yang asli, kemudian kendaraan atau mobil angkutan tentara Jepang termasuk supirnya, namun supir tak kunjung kembali lagi karena ditembak didalam terowongan itu mungkin dengan maksud agar tidak sampai orang tahu keberadaan terowongan tersebut. Makanya posisi Bunker diatas untuk memantau pekerja yang lari akan kelihatan, dan penjagaan di Bunker bisa 6 sampai 7 orang.

Baca Juga: Tiap Jum’at Habiskan 500 Bungkus

Kepala Bidang Kebudayaan Siti Asiyah pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tanah Laut mengungkapkan, menyikapi temuan peninggalan kolonial Jepang itu seperti Bunker memang ada usulan dari Pemerintah Kecamatan Bajuin untuk didata.

“Segera koordinasi dan memberi tahukan ke Dirjen Cagar Budaya yang ada di Balikpapan Kaltim. Bunker sendiri sebelumnya telah diteliti atau survei oleh bidang Kebudayaan Disdikbud Provinsi Kalsel, namun sampai sekarang juga masih ditunggu tindak lanjutnya,”kata Siti.

Ia menambahkan, memang semua itu bisa dimasukan kedalam potensi cagar budaya, karena dibidang Kebudayaan ada 14 item yang telah didata untuk menjadi potensi cagar budaya, sementara data yang kembali masuk ada 35 buah dan rata-rata dari ke 14 utem tersebut adalah makam-makam keramat.

Baca Juga: Tiap Jum’at Habiskan 500 Bungkus

Peninggalan sejarah penjajahan Jepang ini patut untuk dirawat, karena hal ini dapat menjadi edukasi bagi pelajar utamanya dalam pelajaran sejarah bangsa ini.

Follow Google News Barito Post dan Ikuti Beritanya

Penulis: Basuki

Baca Artikel Lainnya

Leave a Comment