Pengembangan HHBK Upaya Pemprov Kalsel Sejahterakan Masyarakat Sekitar Hutan

Pusat Pemasaran Hasil Hutan Dinas Kehutanan Provinsi Kalsel yang berlokasi di Jalan Gatot Subroto Banjarmasin yang menampilkan produk-produk seperti madu alam, kopi lokal, gula merah, beras merah, minyak kemiri dan lain-lain. (foto ist/brt)

Banjarbaru,  BARITO – Kawasan hutan di Provinsi Kalimantan Selatan  (Kalsel)memiliki sumber daya keanekaragaman hayati yang sangat potensial dikembangkan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan serta  pendapatan daerah.

Salah satu strategi pemanfaatan kawasan hutan dengan mengedepankan konsep pelestarian lingkungan adalah pengembangan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK).

“Salah satu konsep utama dari Revolusi Hijau adalah mensejahterakan masyarakat sekitar hutan.

Selain produk hutan berupa kayu, Pemprov Kalsel saat ini gencar mengembangkan produk HHBK,” kata Irvan, Kepala Seksi Pemasaran dan Pengolahan Hasil Hutan dan PNBP Dinas Kehutanan Kalsel di Banjarbaru, Sabtu (10/10).

Dikatakan Irvan hutan Kalsel seluas 1,7 juta hektar memiliki beragam jenis HHBK baik yang sudah digeluti masyarakat lokal secara turun temurun maupun dikembangkan pemerintah daerah.

Untuk mempermudah pemasaran produk HHBK yang dihasilkan masyarakat dari beberapa Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH), Pemprov Kalsel sudah membangun Pusat Pemasaran Hasil Hutan.

Produk HHBK yang dipamerkan di Pusat Pemasaran Hasil Hutan Dinas Kehutanan Provinsi Kalsel terdiri dari produk-produk seperti madu alam, kopi lokal, gula merah, beras merah, minyak kemiri.

“Selain itu ada juga olahan jamur, minyak sereh, minyak buah ulin, kayu manis, jamu-jamuan, tikar lampit, kursi rotan serta juga obyek wisata alam dari kawasan hutan Kalsel,” tutur Kabid Perencanaan dan Pemanfaatan Hutan (PPH) Dinas Kehutanan Provinsi Kalsel, Warsita menambahkan.

Disebutkan lagi, saat ini berbagai produk HHBK mulai dipasarkan melalui pasar online seperti di Shopee dan Bukalapak.

“Ini juga merupakan bagian penting dari revolusi industri 4.0. Memiliki market e-comerce sudah menjadi kewajiban para produsen dalam memasarkan produk,  termasuk sektor kehutanan,” jelasnya sembari menyebut pemasaran beberapa produk HHBK Kalsel kini sudah merambah ke pasar nasional dan internasional.

Sementara dalam rangka mensukseskan program Revolusi Hijau ke depan Dinas Kehutanan Kalsel akan meluncurkan aplikasi e-Service.  Aplikasi ini memungkinkan masyarakat untuk mengetahui pembangunan kehutanan di Kalsel seperti jasa lingkungan, destinasi wisata dan produk Hasil Hutan Bukan Kayu (HBBK).

“Siapapun nantinya bisa mengakses aplikasi e-Service. Dari aplikasi tersebut dapat mempermudah untuk mencari tahu hasil hutan seperti tanaman sengon dan berapa produksinya, mengetahui destinasi wisata yang akan dikunjungi dan berbagai produk HHBK misalnya gula merah, madu dan lain-lain,” ujar Plt Kepala Dishut Kalsel, Fatimatuzzahra.

Penulis: Salman

Related posts

BPSDMD Kalsel Didorong Tingkatkan Penerimaan PAD

Komisi III DPRD Kalsel Pelajari Pengelolaan Angkutan Perkotaan Di Bali dan Inginkan Kereta Api Di Banua

Komisi II DPRD Kalsel Pererat Hubungan Kerja Sama Dengan Disperindag Jatim