Tips Ampuh Mendidik Anak dengan Tenang & Positif

Tips Ampuh Mendidik Anak dengan Tenang & Positif

BARITOPOST.CO.ID – Gentle parenting adalah pola asuh yang lembut, dengan tujuan untuk membesarkan anak-anak yang percaya diri, mandiri, dan bahagia, melalui empati, rasa hormat, pengertian, dan menetapkan batasan yang sehat.

Baca Juga: Pengaruh Cahaya Buatan di Malam Hari terhadap Kesehatan Jantung

Ada beragam manfaat dari menerapkan gentle parenting, salah satunya adalah membuat hubungan antara orangtua dan anak menjadi lebih baik. Sebab, pola pengasuhan ini mengutamakan ikatan atau bonding. Selain itu, anak yang diasuh dengan gentle parenting juga akan tumbuh menjadi sosok yang berempati.

Disadur dari Cleveland Clinic, Kamis, ada beberapa tips agar orangtua sukses menerapkan gentle parenting. Apa saja?

1. Tetap tenang dan positif

Ada sebuah penelitian bertajuk “Catching Kids Being Good: A Practical Guide to Positive Behavioral Interventions and Supports”.

Penelitian itu menyebutkan, orangtua harus memuji anak empat kali lebih banyak daripada memberikan umpan balik yang negatif jika ingin mendorong perubahan perilaku positif. “Meski dalam situasi saat kamu mungkin berdebat dengan seseorang, cobalah untuk tetap tenang. Jadi, anak akan menyadari bahwa lebih baik bersikap tenang daripada berteriak atau menjerit,” kata dokter anak Karen Estrella, MD.

2. Rencanakan reaksi untuk perilaku negatif

Mengetahui cara bereaksi terhadap situasi sebelum terjadi adalah hal yang baik, terutama jika kamu tidak ingin bersikap reaktif saat itu juga. Misalnya, ketika mengajak anak berbelanja kebutuhan sehari-hari.

Pikirkan bagaimana kamu akan merespons dan apa yang akan dilakukan jika anak marah, karena tidak dibelikan mainan atau camilan yang mereka inginkan.

Memiliki rencana yang telah disiapkan akan membantumu mengambil langkah mundur pada saat itu, serta menanggapinya dengan tenang dan efisien.

Baca Juga: Pengaruh Cahaya Buatan di Malam Hari terhadap Kesehatan Jantung

3. Bekerja sama sebagai satu tim

Ajukan pertanyaan reflektif seperti “Mengapa kamu meresponsnya seperti ini?” dan “Apakah kamu tahu apa yang aku rasakan?” ketika perilaku negatif terjadi.

Ini akan membantu anak memahami perasaanmu. Dari sana, orangtua dan anak dapat membicarakan tentang jawaban atas pertanyaan itu dan konsekuensinya.

Kemudian, keduanya juga bisa membicarakan tentang apa yang menjadi pemicu bagi anak dan orangtua. Semua ini berperan dalam hubunganmu dan sang buah hati.

Baca Juga: Pengaruh Cahaya Buatan di Malam Hari terhadap Kesehatan Jantung

Sebuah studi bertajuk “Parent-Child Attachment Security and Depressive Symptoms in Early Adolescence: The Mediating Roles of Gratitude and Forgiveness” menunjukkan, saling pengertian dan pendekatan tim dalam mengasuh anak meningkatkan rasa keterikatan anak kepada orangtuanya.

Rasa keterikatan yang lebih besar ini kemudian berkaitan dengan lebih sedikit gejala depresi, serta tingkat rasa syukur dan pengampunan yang lebih tinggi di kemudian hari.

Related posts

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan Raih Penghargaan Pemerintah Daerah dengan Implementasi Diagnostic Tools Terbaik

Ini Fatwa Pajak Berkeadilan yang Ditetapkan MUI

Tidak Ada Konsep Haji Mandiri