Banjarmasin, BARITOPOST.CO.ID – Untuk memperkuat ketahanan pangan daerah, yang terukur, terintegrasi dan berkelanjutan, maka sangat dibutuhkan adanya sistem pergudangan logistik maupun keberadaan cold storage (gudang pendingin).
Dua hal penting itu salah satu yang jadi bahasan Panitia Khusus (Pansus) II Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang Ketahanan Pangan DPRD Provinsi Kalimantan Selatan.
Pansus II ini menggelar rapat kerja bersama mitra terkait dalam rangka finalisasi raperda tersebut, yang berlangsung di Lantai 4, ruang rapat Komisi II DPRD Kalsel, Senin (15/12/2025).
Dikesempatan itu Ketua Pansus II DPRD Kalsel H Jahrian menyampaikan pembahasan Raperda Ketahanan Pangan telah mencapai progres (kemajuan) sekitar 80 persen, karena seluruh substansi raperda ini disusun berdasarkan data serta mengacu pada regulasi yang berlaku, khususnya terkait penetapan lumbung pangan strategis dan penempatan gudang logistik.
“Seluruh substansi dalam peraturan daerah ini disusun mengacu pada data dan regulasi yang berlaku, terutama dalam penentuan lumbung pangan strategis serta penempatan gudang logistik,” ujar Jahrian.
Politisi Nasdem ini menjelaskan keberadaan cold storage atau gudang pendingin dan sistem pergudangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari upaya memperkuat ketahanan pangan daerah.
“Cold storage yang dimaksud tidak hanya berfungsi sebagai tempat penyimpanan melainkan harus memiliki struktur bangunan yang kokoh dan tahan terhadap potensi bencana alam, sehingga kualitas dan ketersediaan pangan tetap terjaga dalam berbagai kondisi,” terangnya.
Ditambahkan Wakil Ketua Pansus II DPRD Kalsel Muhammad Yani Helmi, optimalisasi cadangan pangan daerah sangat bergantung pada ketersediaan fasilitas cold storage yang memadai, karena tanpa dukungan sistem penyimpanan yang baik, maka dikhawatirkan cadangan pangan dinilai tidak akan efektif dalam menjaga stabilitas harga di pasaran.
“Insyaallah ke depan akan dibangun lima titik sistem pergudangan di wilayah strategis, yakni Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Banjar, Barito Kuala, Tanah Laut dan Tanah Bumbu,” sebutnya.
Politisi Golkar ini menegaskan penetapan lima titik strategis tersebut dinilai penting untuk meminimalisir risiko kekosongan stok pangan, khususnya ketika terjadi bencana alam yang berpotensi memutus mata rantai distribusi.
Editor/* : Sophan Sopiandi
Follow Google News Barito Post dan Ikuti Beritanya