Banjarmasin, BARITO – Ribuan jemaah umrah di Kalimantan Selatan kini menunggu kesempatan untuk berangkat ke Tanah Suci. Sejak awal November lalu, Pemerintah Kerajaan Arab Saudi membuka kembali izin bagi jemaah luar negaranya untuk melaksanakan ibadah umrah.
Menurut Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Kalsel, Noor Fahmi, tercatat ada 1.033 orang warga Kalimantan Selatan masuk daftar tunggu berangkat umrah. Mereka mengalami penundaan keberangkatan sejak Februari 2020, lantaran kebijakan lockdown yang diterapkan Pemerintah Arab Saudi sebagai dampak pandemi Covid-19.
Meskipun kini ratusan jemaah umrah Indonesia sudah diberangkatkan ke Arab Saudi, belum ada biro perjalanan umrah dan haji Kalsel yang memberangkatkan jemaahnya ke Tanah Suci.
“Untuk travel di Kalsel belum ada yang memberangkatkan jemaah umrah,” ujar Noor Fahmi kepada wartawan, Senin lalu.
Dia menduga, ketatnya persyaratan yang harus dipatuhi pihak penyelenggara dan jemaah selama kegiatan umrah berjalan, membuat mereka harus melakukan persiapan matang, termasuk mengantisipasi risiko yang bisa terjadi.
“Ada dua aplikasi yang harus dipenuhi, salah satunnya aplikasi Tawakkalna. Ini untuk mendaftar posisi keadaan kesehatan calon jemaah umrah yang bisa dipantau, apakah dia sudah swab dan rapid test,” terangnya.
Selanjutnya, imbuh Fahmi, setelah mendaftar di aplikasi Tawakkalna, jemaah bisa mendaftar di aplikasi I’tamarna. “Aplikasi ini isinya tentang jadwal umrah, yakni tanggal dan jam umrah. Termasuk jadwal mau ke Raudah kapan,’’ imbuh dia.
Jadwal tersebut, menurut Fahmi, darus didaftarkan dulu. ‘’Kalau tidak daftar, tidak akan bisa masuk. Informasinya akan disampaikan melalui nontifikasi balasan, melalui barcode yang akan dikirim ke jamaah,” jelasnya.
Regulasi lain yang cukup menjadi kendala, lanjut Fahmi, adalah ketentuan usia jemaah yang diberangkatan harus 18-50 tahun. ‘’Sementara, sebagian besar jemaah umrah di Kalsel berusia lanjut,’’ katanya.
Karena itu, Fahmi menduga, pihak penyelenggara ibadah umrah di Kalsel lebih memilih menunggu hingga kondisi lebih baik dan regulasi yang tidak terlalu memberatkan.
Diketahui, saat ini sudah ada ratusan jemaah Indonesia melaksanakan ibadah umrah di Arab Saudi. Mereka diberangkatkan secara bertahap sejak Ahad, 1 November 2020 lalu.
Para jemaah umrah itu harus menjalani protokol kesehatan ketat yang diterapkan Pemerintah Arab Saudi. Antara lain, mengikuti tes PCR atau swab sebelum berangkat, dan setiba di Jeddah harus menjalani karantina di hotel selama tiga hari.(*)
Penulis: Dadang Yulistya