Ratusan Mahasiswa Turun ke Jalan Kritisi Kepemimpinan 2 Tahun Jokowi-Ma’ruf Amin

Ratusan mahasiswa dari BEM se-Kalsel menyambut kedatangan Presiden Jokowi dengan menggelar aksi unjuk rasa di kawasan Lambung Mangkurat Banjarmasin.(foto : sophan/brt)

Banjarmasin, BARITO – Ratusan mahasiswa dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Kalimantan Selatan mengkritisi kepemimpinan dua tahun Jokowi-Ma’ruf Amin.

Kritikan mahasiswa itu mereka sampaikan melalui mimbar jalanan dengan aksi demonstrasi berbarengan menyambut kedatangan Presiden H Joko Widodo ke Bumi Lambung Mangkurat.

Aksi unjuk rasa itu digelar ratusan mahasiswa di kawasan Lambung Mangkurat Banjarmasin disamping Gedung DPRD Kalsel, Kamis (21/10/2021).

Karena ada aksi demonstrasi mahasiswa, selain dikawal ketat aparat kepolisian, juga dilakukan pengalihan arus lalu lintas dan penutupan sebagian jalan di kawasan tersebut.

Mahasiswa dari BEM se-Kalsel ini dalam aksi unjuk rasanya menuntut janji Presiden Jokowi selama dua tahun kepemimpinannya bersama Wakil Presiden Ma’ruf Amin.

Aspirasi mereka sampaikan secara bergantian melalui masing-masing orator, yang berorasi dihadapan aparat kepolisian, generasi penerus bangsa ini melalui mimbar jalanan mengingatkan kepemimpinan Jokowi-Ma’ruf Amin diperiode kedua ini sudah berjalan dua tahun, namun janji-janji pemimpin Indonesia ini banyak yang belum dituntaskan.

Mahasiswa yang menggelar aksi unjuk rasa ini juga mengingatkan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) berat, seperti kematian aktivis HAM Munir dan penyair Wiji Tukul.

“Yang kita kritik penanganan lingkungan di Kalsel, ketika terjadi bencana, misalnya banjir, yang disalahkan curah hujan yang begitu tinggi,” teriak mahasiswa saat berorasi.

Orator ini mengingatkan bencana banjir itu terjadi, salah satunya banyak sekali lubang tambang di daerah kita. Karena itu kita sebagai mahasiswa wajib peduli dan ini kita buktikan sebagai kaum muda sebagai kaum intelektual cinta dan peduli dengan bangsa ini.

Mahasiswa juga mengingatkan kasus tewasnya pahlawan penegak HAM almarhum Munir, yang juga pernah menangani pelanggaran HAM berat tragedi Jumat Kelabu Banjarmasin 23 Mei 1997 silam, yang sampai saat ini belum kita ketahui siapa pembunuhnya.

Kemudian pahlawan kita Wiji Tukul seorang penyair cerdas yang menyuarakan suara-suara rakyat juga masih belum kita ketahui dimana keberadaannya.

“Jika kawan-kawan sadar sudah beberapa kali kita aksi, namun bagaimana dengan wakil-wakil kita apakah mereka benar-benar mewakili suara dari kita,” teriak orator, dijawab serempak ratusan mahasiswa bahwa para wakil rakyat (tidak) mewakili suara kita.

Pantauan wartawan di lokasi aksi unjuk rasa, masa demonstran dari BEM se-Kalsel ini juga mengusung sejumlah poster, seperti yang bertuliskan “Suara Rakyat, Suara Tuhan”. Kemudian poster bertuliskan “Kabinet Indonesia Mundur” serta banyak poster lainnya.

Sebagaimana diberitakan kunjungan Presiden Jokowi ke Kalsel dengan agenda meresmikan pabrik biodiesel di Kabupaten Tanah Bumbu, kemudian meninjau vaksinasi di RSUD Anshari Saleh Banjarmasin dan meresmikan Jembatan Sungai Alalak, yang menghubungkan Kota Banjarmasin dengan Kabupaten Barito Kuala serta Trans Kalimantan, yakni Provinsi Kalimantan Tengah.

Sementara itu aksi unjuk rasa ratusan demonstran dari BEM se-Kalsel tidak ditemui pimpinan dan anggota DPRD Kalsel, karena berbarengan para wakil rakyat di Rumah Banjar ini tengah melaksanakan kegiatan reses ke daerah pemilihan masing-masing.

Penulis : Sopian

Related posts

Kejati Kalteng Tahan Kadis ESDM dan Direktur PT IM, Kasus Korupsi Zirkon Diduga Rugikan Negara Rp1,3 Triliun

Habiskan Delapan Kantong Darah, Korban Nyaris Kehilangan Tangan: Keluarga Minta Pelaku Segera Ditangkap

Di Tengah Kesibukan, DR H Fauzan Ramon Tetap Hadiri Reuni Alumni 1982 Sebelum Terbang ke Kuala Lumpur