Banjarmasin, BARITOPOST.CO.ID – Asa para guru dan siswa SMA sederajat di Kalimantan Selatan untuk kembali belajar di sekolah tak lama lagi terwujud. Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor telah meneken surat rekomendasi membuka pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas untuk 237 SMA sederajat di provinsi ini.
Menanggapi terbitnya rekomendasi gubernur Kalsel itu, Ketua Yayasan Swadaya Insan Cendekia Banjarmasin, Drs H Taufik Hidayat, menyatakan pihaknya sangat siap melaksanakan PTM.
‘’Kalau ditanya kesiapan PTM, kami sangat siap. Apalagi, sudah banyak desakan dari orang tua siswa agar anak-anaknya bisa kembali belajar di sekolah. Memang, belajar daring ini sudah lama sekali, hampir dua tahun,’’ ujar ketua yayasan yang membawahi SMP dan SMA Al Mazaya Islamic School ini kepada Barito Post, Kamis (9/12).
Kesiapan tersebut, imbuh Taufik, antara lain dari segi vaksinasi Covid-19. ‘’Saat ini sebagian besar guru dan siswa sudah divaksin. Bahkan, tenaga kesehatan datang langsung ke sekolah kami untuk melaksanakan vaksinasi. Antara lain, dari Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Kalsel,’’ katanya.
Selain itu, sambung dia, pihak sekolah pun sudah menyiapkan fasilitas protokol kesehatan (prokes), seperti alat pengukur suhu tubuh, beberapa wastafel yang dilengkapi sabun pencuci tangan, hand sanitizer, masker, dan lainnya.
‘’Persiapan prokes ini bukan dadakan, tapi sudah lama kami lakukan,’’ kata Taufik, juga ketua Yayasan Anggrek yang membawahi SMK Maestro Islamic School.
Karena itu, dia berharap setelah rekomendasi gubernur ini terbit, secepatnya PTM di SMA dan SMK sederajat di Kalimantan Selatan dimulai. ‘’Kami berharap paling lambat Januari 2022 sudah bisa PTM,’’ katanya.
Kabar bakal dilaksanakannya PTM di SMA sederajat di Kalsel juga disambut gembira Adinda, pelajar salah satu SMA Negeri di Banjarmasin. ‘’Syukurlah, kalau sudah ada lampu hijau dari pemerintah daerah untuk kembali belajar di sekolah,’’ katanya ketika diminta komentar, Kamis (9/12).
Murid kelas 10 ini mengaku sudah sangat siap kembali belajar di sekolah. ‘’Saya sudah mengikuti vaksinasi Covid-19 dosis kedua yang dilaksanakan di sekolah pada Oktober lalu. Hampir semua guru dan siswa juga sudah divaksin. Jadi, saya pikir sekolah kami sangat siap melaksanakan PTM. Lagi pula, kan ada prokesnya,’’ ujarnya.
Adinda mengaku awalnya senang mengikuti pelajaran secara online di rumah. Tapi, lama-lama dia merasa jenuh.
‘’Ada yang beda belajar daring dengan PTM. Belajar online di rumah kayaknya kita pasif dan cepat bosan. Bayangkan, dari pukul 07.30 pagi sampai 14.00 siang saya sendirian di ruang tamu mengikuti pelajaran. Apa enggak ngantuk? Kalau di sekolah kan suasananya hangat. Kita bisa lebih aktif berinteraksi dengan guru dan kawan-kawan sekelas. Bisa bertanya atau berdiskusi langsung,’’ tuturnya.
Adinda juga berharap rekomendasi untuk melaksanakan PTM SMA sederajat ini segera bisa direalisasikan.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan Kalsel HM Yusuf Effendi mengungkapkan, rekomendasi gubernur Kalsel untuk melaksanakan PTM terbatas di 237 SMA sederajat sudah ditandatangani.
‘’Rekomendasi ini menyusul 30 unit SMA/SMK pilotting yang terlebih dulu melaksanakan PTM terbatas pada Oktober 2021 lalu,’’ katanya.
Menurut Yusuf, pihaknya masih menunggu informasi lebih lanjut dari para kepala dinas pendidikan kabupaten dan kota di Kalsel untuk merekomendasikan SMA dan SMK sederajat di daerahnya yang siap melaksanakan PTM terbatas.
Meski sudah diperbolehkan melaksanakan PTM terbatas pada tahun ajaran 2021-2022, Yusuf menekankan agar sekolah lebih ketat menerapkan prokes Covid-19.
“Ketika PTM terbatas digelar, semua harus prokes, dari siswa, guru dan lainnya di sekolah harus memakai masker. Sekolah bisa mengatur teknis penyelenggaraan PTM terbatas yang mengacu pada ketentuan atau prokes pencegahan penularan Covid-19,” kata.dya
Penulis: Dadang Yulistya