Banjarmasin, BARITO – Tinggal menghitung hari lagi, Jabatan Rektor Uniska yang diemban Abdul Malik berakhir 29 April Ini. Namun hingga sekarang pihak Yayasan Uniska belum bisa menentukan antara Dr Ir Sanusi dan Prof.Abdul Malik.
Menurut info yang berkembang, pilrek Uniska periode ini paling menggegerkan. Abdul Malik yang telah memenangkan voting dalam rapat senat awal bulan lalu. Dianggap bukan berarti menang mutlak, namun masih perlu tangan yayasan yang menentukan.
Menariknya lagi, polemik ini membuat ketua senat membentuk tim investigasi buntut dari ketidakhadiran 15 anggota senat dalam rapat senat dan laporan Sanusi, Sabtu (17/4) lalu.
Hasil investigasi itu telah diserahkan ke Yayasan dan pagi tadi, Sabtu (24/4) Yayasan telah mengundang kedua kubu dalam rapat islah dengan maksud perdamaian.
Namun pertemuan islah yang diharapkan belum berbuah manis. Sehingga Ketua Yayasan Uniska Budiman terpaksa memutar otak lagi guna menemukan pilihan yang tepat.
Saat ditemui, Budiman, mengaku perihal pilrek masih dalam proses. Ia meminta wartawan bersabar karena ada yang perlu diklarifikasi.
“Sabar-sabar, ini masih ada yang perlu kita klarifikasi,” katanya sembari meninggalkan.
Disamping itu, Dr Ir Sanusi mengaku menyayangkan kejadian ini. Pada dasarnya, ia tak ingin ajang Pilrek Uniska bermasalah sampai sejauh ini.
“Saya menganggap dalam Pilrek Uniska masih ada yang harus diklarifikasi lagi, kalau klarifikasi nya selesai ya diharapkan yayasan cepat memutus siapa yang diangkat jadi rektor,” ujarnya
Ia mengakui pihaknya sangat mengerti apa yang nantinya dikatakan yayasan, menurutnya yayasan adalah organ tertinggi dalam hal penetapan rektor.
“Jadi saya juga memperingatkan kalau saja ada permasalahan dalam pencalonan diantara kami berdua ya mungkin saja saya yang bermasalah atau calon satunya, setidaknya harus diselesaikan akar masalahnya dari mana dulu, setelah itu selesai maka silahkan ditetapkan,” jelasnya.
Sebab, Sanusi kuatir jika ditetapkan masih terdapat masalah takutnya di kemudian hari akan muncul ke permukaan dan berimbas pada pembatalan penetapan sebagai rektor yang rugi itu adalah semuanya.
“Dari kedua calon rugi, yayasan rugi lembaga juga rugi,” imbuhnya.
Terkait soal klarifikasi, Dr Ir Sanusi menjelaskan pada saat itu telah terjadi rapat antar senat, namun tidak dihadiri seluruh anggota senat yang kayaknya kurang sependapat dengan adanya rapat tersebut.
“Rapatnya pada tanggal 17 April yang dihadiri 10 anggota senat dari 15 tidak hadir dari 25 anggota senat dan tetap jalan sesuai tatatertib senat,” ujarnya.
Menurutnya, rapat tersebut sebagai bentuk dari menuruti apa yang diusulkan oleh yayasan yang sebelumnya pertemuan antar yayasan kemudian rapat senat dan perwakilan senat lainnya.
“Ya karena ada surat keberatan dari satu calon dan surat itu harus direspon senat,” tegasnya.
Masih Dr Ir Sanusi menjelaskan, dari rapat tersebut muncullah tim investigasi karena dianggap salah satu calon rektor terdapat bermasalah dalam administrasinya.
“Tim Investigasi itu gunanya untuk mengklarifikasi apakah ada permasalahan administrasi kepegawaian dari calon Rektor Uniska,” imbuhnya.
Meskipun begitu, ia berharap penetapan Rektor Uniska kedepan tidak ada masalah karena yang nantinya akan repot munculnya permasalahan yang berujung ke bidang pidana.
“Siapapun yang ditetapkan yayasan saya harap tidak bermasalah dalam masalah administratif,”
Sementara itu, incumbent calon Rektor Uniska, Abdul Malik, lebih memilih tak ingin berkomentar apa-apa perihal banyak yang telah menyinggung posisinya.
“Tidak-tidak, biarin saja dulu nanti,” ucapnya saat ditemui di Uniska, Sabtu (24/4) sembari itu ia meninggakan dan merencanakan akan melakukan perjalalan ke Banjarbaru. Tutupnya.
Penulis: Hamdani