Pasar Subuh HSU, Warisan Budaya Yang Menjadi Destinasi Wisata

Oleh : Hartiningsih

Budaya  merupakan suatu kebiasaan secara turun temurun yang diwariskan dari generasi ke generasi dalam suatu kelompok masyarakat.

Indonesia merupakan  salah satu  negara yang memiliki beragam budaya dan setiap budaya yang dimiliki  oleh masing-masing daerah pasti mempunyai keunikan dan kekhasannya sendiri.

Kalimantan Selatan termasuk salah satu provinsi memiliki sejumlah warisan budaya cukup unik,  menarik dan sejumlah budaya   masih  eksis serta  lestari  sampai saat ini  antara lain, seperti seni pertujukan rakyat  berupa kesenian  panting,  madihin, mamanda, hadrah, wayang topeng cerita dan lain sebaginya.

Dalam bentuk tarian seperti tari baksa kembang, tari baksa  kantar, tai baksa panah dan lain lain. Berupa seni kriya  kerajinan tangan antara lain kain sasirangan, tapih sarigading, tenun Pagatan dan  kerajinan berupa  anyaman berbahan alam seperti, kipas, tikar/lampit, tas, topi, dan lain sebagainya.

Bidang olahraga tradisional seperti balogo, bagasing   Dalam  kegiatan tradisi dengan nilai-nilai keagamaan dan penghormatan antara lain  tradisi  Ba ayun Maulid, Aruh/selamatan,  Asyura, Baantaran jujuran, mandi tujuh bulan,   kemudian warisan berupa  masakan/makanan   kuliner seperti soto Banjar, Katupat Kandangan, dodol Kandangan  dan kue tradisional lainnya. Tentu masih banyak lagi budaya Banjar lainnya yang cukup menarik dan unik yang mau tidak mau harus kita lestarikan sehingga tidak punah di tengah kemajuan zaman.

Diantara sekian warisan budaya tersebut  terdapat  salah satu warisan  budaya yang bernilai ekonomi cukup tinggi, yakni  kain sasirangan, tapih sarigading, tenun Pagatan  dan warisan budaya berupa  kerajinan  anyaman.

Merajut ayaman berbahan dasar  purun, rotan, bambu, bamban, daun  nipah, daun pandan, batang enceng gondok  dan pelepah sagu, bagi sebagian masyarakat Banjar  Kalimantan  seperti di Kabupaten Hulu Sungai Utara (Amuntai) yang terkenal dengan  hasil kerajin anyaman, Kabupaten Tapin  dan Kabupaten   Kabupaten Barito Kuala  merupakan kegiatan  yang mereka lakukan setiap hari  dan menjadi sumber pendapatan masyarakat.

Beragam  produk  yang telah dihasilkan dari kerajinan tangan yang dibuat para pengrajin seperti tikar, lampit dengan berbagai ukuran dari yang kecil  hingga ukuran besar tergantung peruntukan, untuk alas/taplak meja rata-rata berukuran 1 meter, demikian pula ukuran lampit dari ukuran  1,5 x 2 meter hingga yang besar  3 x 4 meter untuk ruang keluarga.

Bentuknya pun bervasiasi ada persegi empat panjang, oval  dan bundar.  Kemudian kursi tamu ada yang kecil juga ada yang jumbo. Jenis produk lainnya ada tas/dompet  topi, kipas, figura, dan  asesoris sandal, rak sepatu/sandal, kerangjang buah, tempat tisu, pas bunga,  lanjung, cupikan, nyiru, sampai media menjebak ikan (lukah) dan tangguk)..

Pemerintah daerah dalam upaya melestarikan seni kerajinan tangan anyaman  berbasis warisan budaya dan berkembang menjadi destinasi wisata terus melakukan pembinaan maupun pelatihan guna peningkatan mutu.

Pemerintah  daerah dalam hal ini Diperingakop Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) juga memberikan peralatan antara lain seperti  mesin penumbuk purun dan 2 buah perahu sebagai alat  mencari dan mengangkut purun.

Disamping itu, pengrajin juga difasilitasi tempat/lokasi untuk menjual  atau mempromosikan hasil produksinya  ke calon pembeli

Para pengrajin difasilitasi menggunakan jalan umum sebagai tempat menggelar hasil kerajinan tangan masyarakat yang berasal dari  berbagai  desa di Kabupaten Hulu Sungai Utara, yakni Desa : Banyu Hirang, Desa  Pulau Tambak  Desa Rukam  Hulu, Desa Rukam Hilir,  Desa Murung Panggang dan  dan Desa Muara Harus  Kecamatan Amuntai Selatan.

Lokasi pasar kerajinan terletak   Jalan Basuki Rahmat, Keluharan Murung Sari Kecamatan Amuntai Tengah  dengan jadwal operasional setiap hari Kamis Subuh,. Dinamakan Pasar Subuh terkait dengan jadwal buka tutup pasar yang dilakukan pada waktu subuh sekitar pukul 05.00 hingga menjelang  pagi sekitar pukul 07.30 Wita.

Pasar ini merupakan pusat penjualan aneka kerjinan  terbuat dari bahan  dasar alam yang sebagian besar tumbuh subuh di wilayah tersebut.

Keberadaan pasar  kerajinan selain sebagai salah satu bentuk pelestarian  budaya mengayam  hingga terus hidup dan berkembang, namun juga sebagai upaya peningkatkan kesejahteraan masyarakat serta kemandirian berusaha.  Aktivitas Pasar Subuh   merupakan bagian integral dari kehidupan sosial  masyarakat setempat dan logis Pasar Subuh masuk dalam Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah RIPPARDA) Kabupaten HSU.

Pasar Subuh Kerajinan Anyaman Amuntai Tengah disebut sebagai salah satu pusat kegiatan kerajinan warisan budaya.

Berdasarkan sejarahnya, munculnya Pasar Subuh kerajinan di Kabupaten Hulu Sungai Utara tidak  diketahui secara pasti  sejak kapan terbentuk baik tanggal maupun tahun kemunculannya, ada yang mengatalan drjak yahun 1930.

Berdasarkan  pengakuan tokoh  masyarakat setempat, pasar subuh  dengan materi jualan barang kerajinan berupa anyaman rotan seperti lampit sudah ada sejak berpuluh-puluh tahun silam.

Pasar pada awalnya merupakan  pasar dadakan yang berlansung setiap subuh Kamis. Pasar  dengan ciri kas utama jualan anyaman seperti  lampit.

Pasar lampit mengalami masa  kejayaannya pada tahun  1980 dengan mengekspor lampit ke   berbagai negara terutama  ke Asia seperti Jepang, namun disekitaran tahun 1990 mengalami kelesuan dan banyak pengharajin anyaman pindah kesektor usaha lainnya, kemudian  bangkit kembali sekitar tahun 2004 hingga sekarang.

Yang lebih menarik, dalam perkembangannya pasar subuh bukan saja  dikenal dengan pasar kerajinan  yang merupakan warisan  budaya, akan tetapi  menjadi destinasi wisata yang pengunjungnya datang dari berbagai daerah.

Terdapat beberapa  kelebihan di pasar kerajinan Pasar Subuh atau pasar kerajinan yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Utara Lokasi  berada  di tengah-tengah  kota dan  tidak seberapa jauh pula dari pasar besar yang disebut dengan Pasar Kamis.

Ini menjadi mudah dijangkau, baik menggunakan roda dua maupun roda empat.

Bahkan dengan jalan kaki sehabis sholat Subuh di Masjid Agung  sambil berolahraga pun bisa.

Para pendatang atau tamu yang kebetulan berkunjung ke Kabupaten Hulu Sungai Utara  baik dalam rangka kegiatan dinas atau kunjungan keluarga dapat melowongkan waktu sebentar mengunjungi pasar/melihat suana  pasar kerajinan/pasar subuh dan  mengenal lebih dekat  pasar kerajinan.

Kelebihan lainnya, harga produk yang di perjualbelikan terjangkau. Proses produk telah diwariskan secara turun temurun sehingga tenaga yang ada merupakan tenaga trampil untuk memproduksi kerajinan, pasar subuh kerajinan merupakan pusat ekonomi yang signifikan sehingga barang yang dijualpun seperti tikar mencapai ratus  lembar, dengan demikian sangat memungkinkan untuk  pembeli daerah yang datang sebagai pengepul.

Di tengah kelebihan tentu ada yang perlu ditingkatkan seperti, kualitas  produk kurang halus, desain motif  kurang berkembang dan inovatif. dikhawatirkan terdesak oleh produk sintetis berbahan plastik.

**

 

Related posts

Kerusakan Ekosistem Karena Ulah Manusia

Pengelolaan dan Pengaturan Pembukaan Lahan Gambut: Antara Larangan Pembakaran dan Kearifan Lokal di Indonesia

‘Menolak Pembakaran Lahan Gambut demi Masa Depan yang Lebih Aman’