Jakarta, BARITOPOST.CO.ID – OJK (Otoritas Jasa Keuangan) memastikan stabilitas sektor jasa keuangan nasional tetap terjaga meski dinamika global mengalami peningkatan, khususnya terkait ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Hal ini disampaikan dalam Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) OJK yang digelar pada 30 April 2025.
Baca Juga: Warga Dukung Pemerintah Dalam Penanganan Sampah di TPS HKSN Banjarmasin Utara
Di pasar modal, , meski masih turun 4,42% sejak awal tahun. Penguatan ini didukung oleh kebijakan buyback tanpa RUPS dan koordinasi lintas lembaga. Bursa karbon mencatat akumulasi nilai sebesar Rp77,92 miliar, dan pasar derivatif keuangan tumbuh dengan nilai transaksi mencapai Rp1.050 triliun.
Baca Juga: Warga Dukung Pemerintah Dalam Penanganan Sampah di TPS HKSN Banjarmasin Utara
Di sektor fintech dan pembiayaan, outstanding P2P lending tumbuh 28,72% yoy, sementara pembiayaan Buy Now Pay Later (BNPL) tumbuh pesat 39,3% yoy. OJK juga mencatat adanya 1.444 aset kripto yang dapat diperdagangkan dan transaksi kripto mencapai Rp32,45 triliun pada Maret 2025.
Baca Juga: Warga Dukung Pemerintah Dalam Penanganan Sampah di TPS HKSN Banjarmasin Utara
OJK melanjutkan komitmennya dalam dengan memblokir lebih dari 14 ribu rekening terkait judi online dan menghentikan 1.123 pinjaman online ilegal serta 209 investasi ilegal sepanjang 2025. Indonesia Anti-Scam Centre (IASC) juga telah menerima 105.202 laporan penipuan keuangan.
Sebagai langkah proaktif, OJK meluncurkan untuk mendorong inovasi keuangan digital dan inklusi keuangan syariah. Pada 2025, sejumlah regulasi juga disiapkan untuk memperkuat tata kelola sektor keuangan termasuk pengaturan AI di sektor perbankan serta akses pembiayaan UMKM.
Editor: Afdiannoor Rahmanata
Follow Google News Barito Post dan Ikuti Beritanya