Banjarmasin, BARITOPOST.CO.ID – Yayasan Astra Honda Motor (Yayasan AHM) dan Trio Motor melakukan penanaman 1.000 pohon Mangrove Rambai di Kawasan Stasiun Riset Bekantan – Pulau Curiak, Kabupaten Barito Kuala (Barito Kuala), Kalimantan Selatan (Kalsel).
Upaya perlindungan lingkungan ini dapat menjaga keberlangsungan hidup Bekantan yang merupakan Primata Endemik Pulau Borneo.
Hadir Board of Directors Trio Motor Lita Wijaya dan Antonius Silitonga, serta jajaran staff. David Budiono, Toyohiro Haba, Ahmad Muhibbudin, Gede Eka Dharmika sebagai Pembina, Pengawas, ketua serta jajaran staff Yayasan AHM turut andil besar dalam acara tersebut.
Penanaman bibit Mangrove Rambai di Pulau Curiak ini, melengkapi 750 pohon yang telah ditanam sejak 2018 pada lahan seluas 3.050 meter persegi.
BACA JUGA: Percantik Objek Wisata Patung Bakantan
Mangrove Rambai di Pulau Curiak penting bagi habitat Bekantan, sebab pucuk daunnya menjadi sumber pakan utama bagi hewan yang terancam punah ini.
Bahkan, penanaman Mangrove Rambai dapat berkontribusi menyerap karbon dan memperbaiki ekosistem lahan basah dalam mendukung kehidupan satwa dan kehidupan manusia secara berkelanjutan.
Yayasan AHM juga membangun titian jalan sepanjang 25 meter dan 1 buah tempat singgah yang akan digunakan sebagai sarana edukasi dan pengembangan Stasiun Riset Bekantan dan Yayasan Sahabat Bekantan Indonesia.
Ketua Yayasan AHM, Ahmad Muhibbuddin, mengungkapkan, penanaman Mangrove merupakan program Bumi Satu Hati yang meliputi reboisasi dan konservasi keanekaragaman hayati dalam adaptasi dan mitigasi perubahan iklim dan penurunan Gas Rumah Kaca. Beragam program pelestarian lingkungan secara konsisten digelar melibatkan stakeholder hingga masyarakat, dan para pecinta lingkungan.
BACA JUGA: Pulau Curiak Aset Daerah Kembangkan Ekowisata
“Kegiatan ini bentuk semangat Sinergi Bagi Negeri berkolaborasi menjaga keberlangsungan alam untuk generasi penerus bangsa. Pohon yang sudah kami tanam ini dapat memberikan dampak positif terhadap kelestarian dan keseimbangan alam, habitat Bekantan,” ujar Muhib.
Menurutnya, buah pohon Mangrove dari jenis Sonneratia Alba, Sonneratia Caseolaris dan Bruguera Gymnorrhiza dapat dimanfaatkan untuk kreasi panganan lokal, sebagai pendapatan masyarakat seperti dodol, keripik dan sirup.
Keberadaan Mangrove, jelasnya, meningkatkan penghasilan masyarakat di Sektor Pariwisata dan menambah pendapatan Nelayan di sekitar kawasan Hutan Mangrove Rambai tersebut.
Yayasan AHM berkolaborasi dengan berbagai lapisan untuk memberikan inspirasi kepada masyarakat.
Tahun 2022 ini, Yayasan AHM telah mengajak sekitar 230 orang relawan dari puluhan komunitas pecinta lingkungan seperti Ecovillage Sarabar, Sahabat Mangrove Ranger, Sahabat Bekantan dari Provinsi Jawa Barat, Provinsi Bali dan Provinsi Kalimatan Selatan.
Editor : Afdi