Banjarmasin, BARITO – Forum Silaturahmi Doktor Indonesia (Forsiladi) Kalsel mengajak masyarakat untuk berfikir positif ditengah Pandemi Covid-19 melalui dialog secara virtual via Zoom Meeting, Jumat (3/11).
Diskusi bertemakan ‘hikmah dibalik Pandemi Covid-19’ ini diisi oleh
Dr. H Jarkawi, Dr H Amka M.Si, dan
dimoderatori Dr Ir Syahrial Shaddiq.
Menyimak pembicaraan oleh para ilmuan ini sangat apik dan banyak yang dapat diambil benang merahnya atau inti sarinya.
Menurut Dr Jarkawi, setiap musibah pasti ada hikmahnya dan hikmah tersebut sudah dirasakan disekelling kita. Misalnya masyarakat menjadi terbiasa dengan gaya hidup sehat.
Seperti Kebiaaan mencuci tangan, berolahraga, dan memakai maske. kebiasaan itu dapat terus diterapkan bahkan ketika pandemi ini usai nantinya.
Dengan adanya pandemi ini, kita tanpa perlu bersusah payah dalam membiasakan kebiasaan baik tersebut.
“Pandemi ini banyak sekali hikmahnya asal kita berfikir positif dan itu sudah kita rasakan,” katanya saat dihubungi via Whats App.
Doktor dengan latar belakang Ilmu Pendidikan ini juga mengatakan dalam aspek pendidikan. Pandemi COVID-19 memberikan hikmah adanya kedekatan antara orang tua dan anak.
“Pendidikan keluarga yang selama ini redup di tengah-tengah kita, kembali menyala dengan adanya pandemi COVID-19. Orang tua dapat menemani anaknya belajar, dan anak dapat belajar langsung dari orang tuanya, adalah momen penting yang harus hadir dalam pembentukan karakter generasi bangsa,” katanya.
Menyimak dari panyampaian Dr H Amka.
Meskipun pandemi membawa banyak kerugian material maupun immaterial. Namun, dibalik kerugian tersebut terdapat peluang keuntungan bagi orang beriman.
Keuntungan untuk mendapatkan amal shalih dengan kesabarannya, dan pahala melimpah dengan tetap produktif dalam mengerjakan kebaikan.
“Pandemi membuat kita belajar dari pola protokol kesehatan, hadirnya musibah Covid 19 mengajarkan agar kita menjaga jarak dengan orang lain, memakai masker, mencuci tangan, hindari kerumunan,” katanya.
Ia melanjutkan, memperbanyak kegiatan di rumah misalnya. Hal tersebut sangat memungkinkan warga untuk lebih mendekatkan dengan Allah SWT.
Kemudian mengoptimalkan mulut, nafas, mata, dan telinga untuk membaca Al-Qur’an, mengaktifkan tangan dengan lebih banyak menyentuh Al-Quran, menegakkan salat dan aktifitas infaq lainnya.
Penulis : Hamdani