Heboh, Program Pinjaman Tanpa Agunan Catut Nama Bupati Terpilih

by admin
0 comment 5 minutes read

Pelaihari, BARITO-Warga di Kecamatan Kintap utamanya yang berprofesi sebagai Pedagang Kaki Lima (PKL) di janjikan mendapat uang usaha tanpa agunan (jaminan) sebesar Rp 1 juta sampai 5 juta rupiah, atau 0 persen hanya dengan membayar Rp 60.000 per PKL. Kabar tersiar, bahwa program tanpa agunan tersebut dari bupati terpilih H. Sukamta. Selanjutnya program tersebut di kelola oleh organisasi PKL Uber Rejeki Tanah Laut yang sekretariatnya sementara berada di Jalan Matah Komplek Takisung Permai Kecamatan Pelaihari yang juga merupakan rumah ketuanya bernama Nasroni.

Bagi PKL di Kecamatan Kintap,  ada petugas yang melakukan perekrutan kepada PKL di Kecamatan Kintap yang di pungut oleh Sunarmo. PKL di Kecamatan Kintap pun berbondong-bondong membayarkan uang sebesar Rp 60.000 kepada Sunarmo. Dana pun terkumpul karena telah terekrut PKL ratusan orang lebih, akan tetapi setelah lama di tunggu dana yang di janjikan tersebut tidak kunjung cair, sehingga para PKL di Kecamatan Kintap yang rata-rata kaum ibu pun melaporkan ke Polsek Kintap.

Pahriah, warga Tran Kintap Kecil Rt 10/3, Jum’at (14/9) pekan tadi saat berada di Polsek Kintap bersama-sama dengan rekannya kurang lebih 10 orng kepada Barito Post mengatakan, kalau mau dapatkan uang pinjaman tanpa agunan sebesar Rp 5 juta maka bayar dulu Rp 60.000 dan di situ juga ada sebagai peserta BPJS dan sebagian masuk ke kas.

Ia menambahkan, kwitansi memang di beri namun tidak ada capnya, dan dana sebesar Rp 5 hanya untuk 1 tahun saja, akan tetapi sampai sekarang selama kurang lebih setengah bulan tidak cair.

Aduan kaum ibu pun di fasilitasi Polsek Kintap. Kaum ibu-ibu pun meminta pihak Polsek untuk memanggil Sunarmo agar menjelaskan tentang kelanjutan uang yang sudah mereka bayarkan. Sunarmo pun akhirnya dapat hadir di Polsek Kintap setelah di minta kehadirannya.

Bersama kepala Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polsek Kintap Bripka Adi Wibowo memfasilitasi pertemuan antara kaum ibu dengan Sunarmo di salah satu ruangan kantor Polsek Kintap. Dalam pertemuan tersebut, para ibu-ibu turut di dampingi Ketua Wanita Islam Tala Marliana,S.ag.

Sunarmo menjelaskan, memang ada dapat tugas dari kabupaten untuk merekrut PKL. Pinjaman terendah sebesar Rp 1 juta dan paling besar Rp 5 juta,dan itupun di lihat dari segi usaha warga.

“uang tersebut di setorkan ke ketua PKL Uber Rejeki di kabupaten, dan tidak ada keterkaitan dengan tim sukses H.Sukamta,”kata Sunarmo.

Sumarno berusaha menjelaskan kepada warga atas pungutan tersebut, namun warga yang sudah terlanjur menyetorkan uang meminta apa yang di janjikan mendapat pinjaman tanpa bunga tersebut tidak kunjung cair.

“ini perlu di sinkronkan antara pengurus di kecamatan dengan kabupaten, karena tidak ada titik temu maka untuk itu agar permasalahan jelas perlu ada pertemuan antara pengurus kecamatan dengan kabupaten dan Polsek Kintap siap memfasilitasinya,”kata Bripka Adi Wibowo.

“Benar, permasalahan ini harus di sinkronkan dengan kabupaten,jangan sampai menjadi keresahan warga di Kecamatan Kintap, dan secepatnya hasil pertemuan di sampaikan ke warga,”kata Marliana ketua Wanita Islam Tala.

Hasil pertemuan pun masih tidak memuaskan kaum ibu-ibu yang sudah terlanjur membayar uang sebesar Rp 60.000. Atas kondisi demikian Polsek Kintap pun meminta sementara perekrutan ke PKL di hentikan,dan melakukan langkah koordinasi ke pengurus kabupaten.

Kaum ibu-ibu pun akhirnya membubarkan diri dari Polsek Kintap, sambil menunggu hasil kelanjutan program yang di sebut-sebut tanpa agunan itu.

Sementara itu, Nasroni ketua PKL Uber Rejeki Tala di dampingi penasehatnya Paidi, Sabtu (15/9) di Pelaihari memberikan penjelasan terkait masalah program pinjaman tanpa agunan tersebut.

Menurut Nasroni, PKL Uber Rejeki adalah organisasi resmi walau baru seumur jagung berdiri akan tetapi sudah berbadan hukum. Menyikapi persoalan di Kecamatan Kintap yang diakui animo PKL di sana cukup tinggi, mungkin oleh pengurus kecamatan salah dalam penyampaian dan memang sangat di sayangkan penyampaian atas nama bupati terpilih H.Sukamta.

“Memang program untuk masyarakat ini dengan syarat punya organisasi yang legal terlebih dahulu. Menyangkut dana sebesar Rp 60.000 tersebut adalah untuk mendaftar adminitrasi bukannya untuk daftar nantinya dapat duit. Salah persepsi di masyarakat saja,” kata Nasroni.

Atas adanya pungutan ke PKL sebesar Rp 60.000 itupun pun sudah ramai beredar di medsos,sehingga kaum ibu-ibu yang sudah membayar namun tidak ada kelanjutannya harus melapor ke Polsek Kintap.

“Sangat di sayangkan sampai ke medsos, padahal hal tersebut bisa di luruskan, dan kepada warga yang sudah membayar akan di kumpulkan dan di beri penjelasan,”ucap Nasroni.

Di jelaskannya pula, memang ada kerjasama dengan pihak perbankan. Pihak perbankan yang menentukan syarat dan ketentuan pinjaman,sehingga hanya organisasi PKL Uber Rejeki yang selanjutnya  berhubungan dengan bank, disamping sudah ada Mou antara organisasi PKL Uber Rejeki dengan perbankan. Anggaran pinjaman sendiri sebesar Rp 1 sampai 5 juta rupiah. Dana  sebesar Rp 60.000 tersebut,  Rp 50.000 untuk administrasi, Rp 10.000 untuk kecamatan. Untuk Kecamatan Kintap memang ada 100-an PKL yang telah terdata. Padahal dalam sosialisasi sebelumnya sudah di jelaskan sejelas-jelasnya, bahkan yang merasa kurang jelas di minta tanyakan sejelas mungkin agar tidak salah nantinya.

Ada 3 program di organisasi PKL Uber Rejeki yakni program pinjam pakai tanpa agunan, mengupayakan pembagian payung besar, dan menjamin kesehatan setiap anggota.

Program ini sendiri tersebar di seluruh kecamatan hanya saja untuk Kecamatan Kurau dan Bumi Makmur di gabung. Untuk sasaran program ini sendiri keanggotaannya tidak pilih-pilih yang penting PKL, tidak  pandang ras dan golongan. Program ini sendiri tidak ada kaitannya dengan kampanye bupati terpilih H.Sukamta dan wakilnya Abdi Rahman.

Nasroni menjelaskan lagi, bahwa latar belakang dengan program ke PKL ini agar supaya terbebas dari rentenir, namun semua perlu tahapan karena saat sekarang masih membangun jaringan.

Pinjaman tanpa bunga merupakan program dari bupati terpilih H. Sukamta, namun oleh organisasi PKL Uber Rejeki di masukan kedalamnya.

Tercatat ada 564 orang anggota PKL se Kabupaten Tanah Laut, namun sementara waktu rekrut sudah di tutup sejak 1 September 2018 lalu dengan tujuan pembatasan memilih anggota. Anggota terbanyak dari organisasi PKL Uber Rejeki sendiri yakni pedagang sayur keliling yang biasa mangkal di halaman Plaza Bajuin Pelaihari.baz

Baca Artikel Lainnya

Leave a Comment