Hafiz  Anshari: Ikut Vaksin Covid-19 adalah Ibadah

by baritopost.co.id
0 comment 3 minutes read

Banjarmasin, BARITO – Vaksinasi Covid-19  massal tahap kedua di  Kalimantan Selatan dimulai. Pencanangannya diresmikan oleh Penjabat Gubernur Kalsel Safrizal ZA di Mahligai Pancasila Banjarmasin, Rabu (3/3).

Penerima vaksin Covid-19 itu meliputi unsur masyarakat lanjut usia (lansia), anggota TNI dan Polri, guru, wartawan, perwakilan organisasi keagamaan dan kemasyarakatan yang berjumlah sekitar 500 orang.

Tokoh agama Kalsel, Prof. Dr. KH Hafiz  Anshari, yang ikut menerima vaksin Covid-19  menegaskan tidak ada masalah dengan vaksin produksi Sinovac itu. Bahkan ia menyerukan kepada masyarakat supaya melakukannya demi kebaikan bersama.

Melakukan vaksinasi, menurut guru besar Universitas Islam Negeri (UIN) Banjarmasin itu, merupakan ibadah. Karena, sebagai ikhtiar  menghindari suatu penyakit yang terjadi di suatu wilayah. “Dan sunnah Nabi mengatakan larilah kamu dari wabah penyakit seperti kamu lari dari singa. Tidak usah ditakutkan, vaksin ini suci dan halal,” tegas Hafiz.

Pj Gubernur Safrizal mengatakan,  mau tidak mau vaksinasi Covid-19 harus dilakukan masyarakat jika tidak ingin terulang pandemi ini menjadi catatan sejarah buruk karena banyak korban jiwa akibat terpapar.

Pandemi Covid-19, menurutnya, bisa dicegah dengan vaksinasi untuk memberikan kekebalan bagi tubuh melawan virus yang masuk, atau dengan melemah sendirinya virus itu.

“Kenapa harus barataan (semua,red)?  Karena salah satu cara (menghentikan penyebaran Covid-19) adalah dengan memberikan vaksin yang ditarget 70 persen komunitas memiliki kekebalan.  Vaksinasi dilakukan serentak karena daya imun terbatas,” ujarnya.

Selanjutnya, akan dilakukan vaksinasi Covid-19 kepada masyarakat umum, yang serentak dilakukan di seluruh kabupaten/kota se-Kalsel.

Safrizal mengaku telah mengeluarkan surat edaran kepada bupati/wali kota terkait program ini.

“Setelah ini saya akan mengeluarkan surat edaran bupati/wali kota untuk memulai vaksinasi seperti ini. Kelompok vaksin dalam skala besar, agar segera kita habiskan,” katanya.

Terkait beredarnya hoaks yang menyebut  vaksin membahayakan, Safrizal menilai tindakan orang yang menyebar hoaks itu bisa dibilang aksi terorisme. Karena, bisa mengancam keselamatan negara jika orang-orang terhasut dan tidak mau divaksin.

“Kalau vaksin gagal negara dalam bahaya. Pak Kapolda bertugas memproses siapa orang yang terlibat,” ucapnya lagi.

Selanjutnya, bagi masyarakat yang sudah divaksin, dia mengingatkan supaya tetap menjaga protokol kesehatan, yakni memakai masker, mencuci tangan pakai sabun, menjaga jarak, menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas.

Diketahui, saat ini kalangan antivaksin sudah banyak menyebarkan teori irasional tentang Covid-19. Mulai dari vaksin berisi chip yang digunakan untuk spionase,  komposisinya berbahaya, hingga menyangkut halal-haram zat penyusunnya.

Kapolda Kalsel Irjen Pol Rikwanto mengatakan, kampanye antivaksin di media sosial ini merupakan gerakan terselubung dari orang yang tidak bertanggungjawab dan ingin menggalkan program vaksinasi oleh Pemerintah.

“Seolah-olah ada masalah dengan vaksin, (padahal,red) tidak ada,” tegasnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kalsel, M. Muslim menambahkan vaksinasi tahap kedua terutama pada termin satu sebanyak 174.574 penerima dosis dengan sasaran 52,4 persen lansia dan 47,6 persen petugas pelayanan publik.

“Jadi Kalsel mendapatkan Vaksinasi tahap kedua Kalsel sebesar 69 ribu atau 39 ribu tahap pertama ini,” kata Muslim.

Menurutnya vaksinasi bagi lansia dan pelayanan publik tahap pertama untuk 4 wilayah prioritas yaitu Kabupaten Banjar, Barito Kuala, Banjarmasin dan Banjarbaru.

“Jadi Banjarmasin adalah target terbesar, karena penduduknya banyak dan angka kasusnya tertinggi dan peluncuran vaksinasi Covid-19 kepada masyarakat umum juga akan serentak dilakukan di seluruh Kabupaten/Kota se-Kalsel nantinya,” pungkasnya.

Penulis: Salman
Editor : Dadang Yulistya

Baca Artikel Lainnya

Leave a Comment