Gigihnya Juki Penukar Uang dan Nazaruddin Penjual Yoyo Balon Mengais Rezeki di Masa Pandemi

JUKI saat melayani pelanggannya (atas) Nazaruddin bersama dagangannya mainan Yoyo Balon di kawasan pertigaan Lambung Mangkurat - Hasanudin Kota Banjarmasin (bawah) (foto mercy)

Banjarmasin,BARITO – Raut wajah Juki nampak cemas bercampur sedih . Warga Jalan Karang Paci Kecamatan Banjarmasin Timur Kota Banjarmasin itu yang menggantungkan hidupnya dengan mengais rezeki dari jasa penukaran uang sudah pasti kebingungan. Ini menyusul akan rencana aksi buruh yang akan menggelar aksi demo di depan Kantor DPRD Kalimantan Selatan Jalan Lambung Mangkurat Kota Banjarmasin . Praktis dengan rencana aksi itu bakal menutup sebagian jalan di depan Kantor DPRD Kalsel itu. Dan sudah pasti Juki yang Saban hari mangkal disitu harus menyingkir atau libur mencari nafkah”Apa demonya hanya hari ini ya semoga besoknya tidak , “harap Juki yang pagi pagi sudah stand by di depan Kantor DPRD Kalsel dan melihat mobil pengamanan pengendalian massa (dalmas) sudah terparkir di kawasan tersebut . Satu tanda bagi Juki bahwa akan ada aksi demo. Juki hanyalah satu dari orang orang yang mencari nafkah harian yang tidak tentu berapa uang yang dihasilkan sehari itu . Ulet tekun dan sabar, begitulah cara Juki menghidupi satu istri dan lima anaknya yang sudah bersekolah di SD SMP dan SMA serta tahun depan si bungsu yang akan masuk TK. Dengan rata rata penghasilan kadang Rp100 sampai 150 000 Juki mengaku bisa mencukupi keluarganya Hebatnya lagi, disaat hampir semua sektor dihantam badai krisis akibat Pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia termasuk Indonesia ,Juki mampu bertahan”Untuk tambahan saya juga menjual pulsa atau token PLN sembari menunggu pelanggan atau yang mau menukar uangnya” aku Juki kepada Barito Post yang menyambangi di tempat mangkalnya

Biasanya menurutnya para pelanggannya adalah orang orang yang mau acara sedekah beramal berbagi bagi atau diacara keagamaan.”Macam macam mas kebutuhannya, Alhamdulillah rejeki selalu ada yang penting kita usaha”ucap Juki optimis. Apalagi saat ini kondisi perekonomian sudah mulai membaik menyusul melandainya kasus Covid19 di Indonesia termasuk di Kalsel. Juki pun makin optimis menatap masa depan serta mencari rejeki buat keluarganya. Dan satu hal dia percaya akan Allah SWT bagi umatnya yang gigih bekerja serta rajin berdoa menjalankan kewajiban menyembah NYA “Tentu saja bagi orang tua hanya harapan anak anak bisa sukses lebih dari orang tuanya” harap Juki optimis Kegigihan Juki yang mampu melewati krisis ekonomi di masa pandemi Covid19 yang cukup panjang itu seperti juga kegigihan Nazaruddin penjual Yoyo balon yang setiap malam mangkal di pertigaan Lambung Mangkurat – Hasanuddin (samping Kantor BCA) Kota Banjarmasin bahkan hingga menjelang dinihari Jalanan yang mulai sepi usai hujan jelang tengah malam itu Nazaruddin masih setia berdiri di trotoar dengan sepeda yang memuat barang dagangannya mainan anak anak Yoyo balon berukuran sebesar bola pingpong.

Pengendara motor dan mobil dari arah Lambung Mangkurat yang akan berbelok menuju Jalan HM Hasanudin pasti akan melihat lelaki berpeci mengenakan baju koko lengkap masker penutup wajah itu yang sesekali melihat ponsel jadulnya.

Ponsel yang berfungsi hanya untuk menelpon dan mengirim pesan pendek (SMS). Memang jika tidak secara khusus berhenti, orang tidak akan tahu apa yang didagangkan pria berusia 47 tahun itu.

Yoyo balon itu sendiri mainan sangat sederhana, yakni balon kecil diisi air dan dipasang tali.
Lantas berapa ayah satu anak ini menjual mainan tradisional langka karena tergerus mainan modern di era digital ini?

Untuk satu Yoyo balon, Nazarudin menjual Rp3000 dan bila membeli dua sekaligus dijual Rp5000.” Alhamdulillah terkadang sehari dapat Rp100 sampai 200 ribu” ujar warga Kelurahan Kuin Selatan RT 17 Kota Banjarmasin ini dengan bahasa Banjar kepada Barito Post yang menghampirinya

Nazaruddin yang sempat bekerja menarik becak itu mengaku tetap optimistis jika dagangannya meskipun waktu sudah menunjukan tengah malam akan tetap ada pembelinya Sebelum memutuskan menjual mainan anak yang boleh jadi sangat jarang dijual pedagang mainan lainnya itu, Nazaruddin sempat mengais rezeki bagi anak dan istrinya dengan menarik becak.

Selama 10 tahun menjual jasa transportasi roda tiga itu, Nazarudin akhirnya menyerah.

Aplikasi layanan transportasi angkutan umum melalui smartphone seperti gojek dan grab membuat Nazaruddin mencari peruntungan lain.

Sempat bekerja menjadi penggali tambang di perusahaan pertambangan di Kabupaten Tanah Bumbu, serangan ‘wisa’ ( malaria) membuat Nazaruddin tumbang dan masuk rumah sakit. Setelah pulih pria tamatan SMP di Kabupaten Kapuas (Kalteng) ini memilih kembali ke Banjarmasin dan memutuskan menjual mainan Yoyo balon.
Nazaruddin memang tipe pekerja keras yang tak mudah menyerah, Apalagi dirinya juga harus menghidupi isteri dan putri semata wayangnya yang saat ini duduk di bangku SMPN 5 Banjarmasin. “Sejak wabah Covid19 istri saya berhenti jualan gorengan disekitar tempat kami tinggal ” aku Nazaruddin Dari pagi hingga siang hari dirinya menjajakan mainan tradisional yang berbeda dibanding mainan Yoyo asli dan terbuat dari kayu itu di sekolah sekolah.

Usai Maghrib dirinya kemudian mengayuh sepeda yang dimuat mainan jualannya itu menuju ke pusat perbelanjaan modern Duta Mal dan berjualan disampingnya. Terkadang dia juga menjajakan Yoyo balonnya itu ke siring di kawasan Jalan Pierre Tendean

“Terakhir kemudian baru saya berjualan di samping BCA ini ” ujarnya . Terkadang muncul pertanyaan, apakah ada pembeli tertarik membeli mainan tradisional yang dijualnya ditengah maraknya mainan anak yang serba canggih di era digital ini? Apalagi menjelang tengah malam sangat jarang orang tua masih jalan bersama anak anaknya ?

Terlepas dari keyakinan rejeki sudah diatur Allah SWT, yang pasti Nazaruddin memiliki prinsip dalam mencari rejekinya Tugul (Tak mudah menyerah), Cangkal (Gigih) Hemat, Insya Allah rejeki akan mengalir ” tutup Nazaruddin yang mengaku ayah kandungnya (alm) Sarbini Abdurahman sempat menjadi wakil rakyat pada tahun 80 an
Baik Juki atau Nazaruddin adalah contoh dari banyak lagi rakyat kecil yang gigih terus berjuang demi menghidupi keluarga mereka dan seperti lirik lagu band D’Masiv Syukuri apa yang ada hidup adalah anugerah Tetap jalani hidup ini melakukan yang terbaik

Penulis/Editor : Mercurius

Related posts

Dirut Bank Kalsel Tak Pernah Hadir Dari Awal Penyusunan dan Penyempurnaan Draf Raperda Penambahan Penyertaan Modal

Meet And Greet Haviza Anjani & Zoe Abbas Jackson di Feliz Kosmetik Banjarmasin

Cek Harga BBM: Pertamina, Shell, BP, Vivo