Februari 2021, Target Semua Sekolah Dibuka

foto ilustrasi

Kadisdik Banjarmasin: Simulasi Tatap Muka SMP Dilanjutkan ke Transisi

Banjarmasin, BARITO – Pemerintah Kota Banjarmasin menargetkan, pada Februari 2021, semua sekolah di kota ini dibuka kembali untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka.

Adapun pelaksanaan simulasi pembelajaran tatap muka empat SMP yang tengah berlangsung sekarang, menurut Kepala Dinas Pendidikkan Kota Banjarmasin Totok Agus Daryanto, ditargetkan maksimal selama dua pekan, sejak 15 November 2020.

“Tapi kalau dalam satu pekan ini sudah dapat formulasinya, kita beranjak dari simulasi ke masa transisi,” katanya kepada wartawan di sela mendampingi para anggota Komisi IV DPRD Kota Banjarmasin meninjau  pelaksanaan pembelajaran  tatap muka di SMP Negeri 7 Jalan Veteran, Rabu (18/11), .

Menurut Totok, simulasi belajar tatap muka di empat sekolah –SMPN 7, SMPN 10, SMPN 12 dan SMPN 31— ini sebenarnya mencari pola yang terbaik untuk melaksanakan pendidikan tatap muka yang aman di masa pandemi Covid-19 ini.

“Karena kita semua, tidak hanya Banjarmasin, belum memiliki pengalaman melaksanakan pembelajaran di masa pandemi,” ujarnya.

Karena itu, menurut Totok, perlu dicoba untuk melaksanakannya dengan pola masing-masing sekolah, sesuai protokol kesehatan, agar tercipta pola yang baik untuk disepakati bisa diterapkan di sekolah lainnya.

“Setelah selesai simulasi di empat sekolah ini, pada masa transisi kami tambah nanti sekolahnya lagi. Masa transisi ini lebih panjang lagi hingga dua bulan lamanya,” terang Totok.

Ditargetkan, imbuh dia,  pada Februari 2021, semua sekolah sudah kembali ke pola pembelajaran semula, yakni dengan tatap muka yang sesungguhnya.

“Kami minta semuanya tetap waspada. Jangan lengah, tetap disiplin melaksanakan protokol kesehatan sehingga perencanaan berjalan sesuai harapan,” katanya.

Sementara itu, Rabu (18/11) pagi, kalangan Komisi IV DPRD Kota Banjarmasin meninjau pelaksanaan pembelajaran tatap muka di masa pandemi Covid-19  yang diselenggarakan SMP Negeri 7 Banjarmasin.

SMP yang berada di Jalan Veteran Banjarmasin Timur tersebut merupakan satu dari empat SMP di Banjarmasin yang diizinkan melaksanakan simulasi belajar tatap muka sejak 15 November 2020.

“Kami meninjau SMP 7 untuk memastikan bagaimana proses belajar mengajarnya, termasuk pelaksanaan protokol kesehatannya,” kata Ketua Komisi IV DPRD Kota Banjarmasin Noorlatifah usai peninjauan.

Secara keseluruhan, menurutnya, pelaksanaan belajar tatap muka di SMP 7 sudah cukup baik, terutama ketaatan menjalankan protokol kesehatannya agar terhindar dari penularan virus Corona.

“Baik saat di dalam kelas maupun pulangnya, semua pakai masker, jaga jarak untuk tidak berkerumun, serta ada fasilitas cuci tangan dan pemeriksaan suhu tubuh,” beber Lala, panggilan akrab politisi Golkar tersebut.

Ia mengapresiasi simulasi belajar tatap muka di SMP 7 ini yang menerapkan protokol Kesehatan. Latifah meminta Dinas Pendidikan  Banjarmasin menetapkan formulasi terbaik pelajaran tatap muka untuk semua sekolah di masa pandemi Covid-19 ini.

“Kan setelah simulasi ini akan ada masa transisi hingga mengarah tatap muka di era adaptasi kebiasaan baru nanti,” ujarnya.

Dia mengatakan, Komisi IV sebagai mitra pengawas pendidikan pemerintah kota akan terus mengawasi pelaksanaan kegiatan belajar tatap muka di masa pandemi Covid-19 ini, hingga benar-benar terlaksana sesuai harapan.

“Jangan sampai sekolah menjadi klaster baru penularan Covid-19 di daerah kita ini. Karena itu, semua harus tetap waspada, jangan sampai kasus Covid-19 naik lagi, kita pertahankan wilayah zona hijau,” katanya.

Kepala SMP 7 Banjarmasin Kabul mengatakan, proses simulasi belajar tatap muka di sekolah yang ia pimpin menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

“Sejak masuk, siswa diperiksa suhu tubuh, harus cuci tangan pakai sabun dan memakai masker yang standar,” ujarnya.

Kemudian, siswa masuk ke kelas secara bergantian, setiap kelas hanya diisi 11 siswa. “Sebelum belajar, guru akan menyampaikan dulu pengarahan tentang protokol kesehatan,” ujarnya.

Menurut Kabul, siswa yang boleh mengikuti simulasi belajar tatap muka ini harus disetujui orang tuanya. “Jadi 82 persen atau 583 orang tua siswa setuju. Sisanya 116 orang tua siswa tidak setuju, tentunya dengan alasan masing-masing, karena anaknya ada yang mengidap penyakit penyerta,” tuturnya.

Siswa yang tidak bisa mengikuti proses belajar tatap muka, imbuh Kabul, tetap dilayani secara daring.

“Sebenarnya pelajaran tatap muka ini perpanjangan dari Pelajaran Jarak Jauh (PJJ), bukan pelajaran tatap muka spesial. Karena, materinya dikirim tiga hari sebelumnya. Siswa yang datang ke sini yang membawa persoalan daringnya ke kelas,” terangnya. 

Sumber : Antara
Editor : Dadang Sulistya

Related posts

Ombudsman Kalsel Minta Perbaikan Sikap Layanan di Kelurahan

Mafia Migas Penyebab Kelangkaan BBM di Sejumlah Daerah Termasuk Banjarmasin

Cinépolis Buka Bioskop Pertama di Kabupaten Banjar, Hadirkan Pengalaman Menonton Kelas Dunia di Mall The Galeria