Banjarmasin, BARITOPOST.CO.ID – Di tengah rutinitas pekerjaan dan tanggung jawab sebagai kepala keluarga, sekelompok pria memilih cara sederhana untuk mengusir kejenuhan: menyalakan mesin motor dan menyusuri jalanan Kalimantan Selatan. Mereka menamakan diri Biker Dad.
Biker Dad bukan klub motor besar dengan atribut seragam dan jumlah anggota puluhan.
Justru sebaliknya. Komunitas ini dibangun dari lingkar kecil pertemanan, berisi para ayah yang sebagian besar berprofesi sebagai pengusaha.
Mereka berkendara tanpa sekat jenis motor, tanpa target keanggotaan, dan tanpa hiruk pikuk agenda yang padat.
“Yang penting jalan, menikmati perjalanan, dan bertemu kawan lama,” begitu semangat yang mereka rawat.
Cikal bakal Biker Dad berangkat dari persahabatan lama.
Ketua Biker Dad, Satria Agus Raydani, bersama sejumlah anggota lainnya merupakan teman satu angkatan di SMP Negeri 1 Banjarmasin tahun 1987.
Ikatan itu kemudian menemukan bentuk baru ketika mereka membentuk tim touring pada 21 Januari 2017.
Perjalanan komunitas ini tidak selalu mulus.

Biker Dad berkendara tanpa sekat jenis motor (Foto Istimewa)
Seiring waktu, beberapa anggota memilih mengundurkan diri karena tuntutan pekerjaan, sementara ada pula yang telah berpulang.
Namun semangat kebersamaan tak benar-benar padam.
“Awalnya kami berdiri sekitar 2018. Waktu berjalan, formasi berubah.
Tapi di 2024 hingga 2025 ini, kami kembali eksis dengan personel yang berbeda. Yang kami jaga bukan jumlah, tapi rasa kebersamaannya,” ujar Satria Agus Raydani.
Kini, Biker Dad dihuni oleh Zainal, Syalafuddin, Fredy, Kastalani, Kelik Triono, Zain, Hanif, dan Qomar Junaidi.
Jumlah mereka memang tidak banyak, namun justru itu yang membuat komunikasi tetap cair dan pertemuan terasa lebih personal.
Salah satu anggota, Qomar Junaidi, yang juga dikenal publik sebagai pengusaha dan pelaku seni, menilai Biker Dad bukan sekadar komunitas motor, melainkan ruang jeda di tengah kesibukan.
“Ini bukan soal motor atau tujuan jauh. Buat kami, touring adalah cara menjaga kewarasan. Ada pekerjaan, ada tanggung jawab keluarga, tapi di perjalanan kami bisa tertawa dan jadi diri sendiri,” ujar Qomar Junaidi ditemui di kafe di kawasan Jalan Veteran Banjarmasin, Selasa malam (30/12/2025)
Berbasis di Kalimantan Selatan dan sekitarnya, Biker Dad menjadwalkan pertemuan dan touring sekitar empat bulan sekali.
Tidak ada keharusan hadir.
Jika bisa ikut, mereka berangkat bersama. Jika tidak, silaturahmi tetap berjalan.
Salah satu perjalanan yang dikenang adalah eksplorasi awal ke Benteng Belanda di Mandiangin, sebuah perjalanan yang menjadi penanda awal kebersamaan mereka—menyatu dengan alam, mengenang masa lalu, sekaligus melepas penat.
Bagi Biker Dad, touring bukan tentang kecepatan atau jarak tempuh.
Lebih dari itu, perjalanan menjadi ruang untuk berbagi cerita, menikmati panorama Kalimantan Selatan, dan merawat persahabatan yang telah terjalin puluhan tahun.
Di antara banyaknya komunitas motor, Biker Dad memilih tetap kecil dan sederhana.
Karena bagi mereka, kebersamaan tak diukur dari jumlah anggota, melainkan dari rasa yang tetap terjaga setiap kali roda berputar dan jalan terbentang.
Follow Google News Barito Post dan Ikuti Beritanya