Apa Harus Kucing-Kucingan Pakai Gas Lpg 3 Kg

by baritopost.co.id
0 comment 4 minutes read

Pelaihari,BARITO – Sejak Pemkab Tanah Laut melakukan program konversi gas dari 3 Kg menuju 5,5 Kg, disatu sisi diakui para pengusaha rumah makan diwilayah Kecamatan Pelaihari mulai teriak alias mengancam usahanya.

Teriakan mereka, tabung gas isi 5,5 Kg atau biasa disebut tabung Pink acap kali kosong disejumlah pengkalan, hingga akhirnya tabung pink kosong menumpuk dan fatalnya mengancam usaha rumah makan bisa tutup apabila tabung pink ini kosong pada pangkalan. Lantas apakah pengusaha rumah makan ini harus kucing-kucingan memakai tabung isi 3 Kg demi tetap terus berjalannya usaha rumah makan, sementara jika ketahuan memakai isi 3 Kg pasti dirazia.

Hanif salah seorang pemilik rumah makan di Jalan KH.Mansyur Kelurahan Angsau Kamis, (25/2) menuturkan, adanya seruan untuk beralih kepenggunaan tabung isi 5,5 Kg dari semula memakai tabung isi 3 Kg sebagai pelaku usaha tidak masalah, persoalannya sekarang tabung pink (5,5 Kg) ini langka.

“Sudah 5 hari lamanya tabung pink susah didapat dan selalu kosong jika ke pangkalan. Adakah solusi dari Pemkab Tala kepada pengusaha rumah makan agar ketersediaan tabung Pink ini ada, terhadap anjuran sudah dipenuhi untuk beralih ke isi 5,5 Kg dari pemakaian awal 3 Kg, tapi nyatanya tidak ditopang dengan ketersediaan tabung Pink,”ungkapnya.

Ia menambahkan, kalau kembali memakai isi 3 Kg pasti disidak dan dirazia karena tidak diperkenankan lagi pakai 3 Kg, lalu apa harus kucing-kucingan pakai isi 3 Kg, jadinya serba salah. Lalu bagaimana usaha rumah makan yang bisa terancam tutup, ucapnya.

Pada usaha rumah makan Hanif sendiri butuh 2 sampai 3 tabung pink setiap harinya, namun kini hanya 2 buah kompor yang bisa dijalankan mengingat kosongnya tabung pink.

“Intinya tidak masalah pakai Pink, asalkan barang itu ada, karena mau kembali ke tabung melon takut kena razia,”tegasnya.

Sementara itu Jauhari Alamsyah sebagai jasa pemasok gas Lpg ke kalangan pengusaha rumah makan kota Pelaihari menuturtkan, pada dasarnya Pemkab Tala benar adanya konversi dari 3 Kg ke 5,5 Kg, akan tetapi masalahnya sekarang sudah hari ke 7 mencari isi Pink ini tidak ada.

“Sudah mendatangi pangkalan besar barangnya tidak ada, dan kalau adapun terikat kontrak dengan sebelumnya. Langganan rumah makan pun akhirnya pada teriak semua,”katanya.

Ia menambahkan, minta kepada Pemkab Tala tolong tunjuk 1 atau 2 pangkalan yang selalu ada barangnya, dalam artian jangan wacana saja, sudah mengikuti pemerintah namun pada kenyataannya susah atau bahkan tidak ada isi tabung pink. Mau pindah kembali ke tabung melon dibilang tidak komitmen, pindah ke pink barangnya tidak ada. Dalam bahasa Banjar Jangan kami disuruh bahurup tapi isinya kadada. Melihat pada sering kosongnya tabung pink, tidak menutup kemungkinan ASN pun bisa kembali memakai tabung melon, dari pada mereka tidak bisa makan.

Melihat kondisi kosongnya tabung Pink ini, Jauhari Alamsyah pun mencoba mendatangi salah satu pangkalan. Pada pangkalan itu memang ada tabung Pink namun harganya sudah mencapai Rp 80.000 per tabung, jauh lebih tinggi dari harga HET Pasar sebesar Rp 72.000 walau Pink tidak termasuk yang disubsidi.

“Pink memang bukan yang disubsidi, ada istilah HET Pasar itu Rp 70.000 sampai Rp 72.000 per tabung, normalnya Rp 68.000, dan harga Rp 80.000 jauh mahal lagi, jelas ini masih memberatkan pengguna tabung pink, dan saya putuskan tidak membeli yang harga Rp 80.000 itu,”ungkapnya pula.

Dikonfirmasi ke Kadis Koperasi, Usaha Kecil dan Perdagangan Syahrian Nurdin mengatakan, konversi gas yang 5,5 Kg ini sebenarnya lebih diarahkan kepada ASN, TNI, Polri serta penjual makanan. Tidak lantas meminta semua warga untuk beralih ke tabung pink.

“Upaya yang dilakukan Pemkab Tala bersama Agen, dalam setiap hari diupayakan di Kabupaten Tanah Laut selalu ada distribusi tabung pink,”terang Syahrian.

Ia menambahkan, pada Kamis, (25/2) ada sebanyak 250 tabung pink yang disalurkan ke Kecamatan Tambang Ulang 100 tabung untuk konversi dari ASN dan aparat desa setempat. Untuk 100 tabungnya lagi didistribusikan ke pangkalan yang ada di Pelaihari dengan harapan tidak terjadi kekosongan pada pangkalan di Pelaihari. Masih ada sisi 50 tabung yang didistribusikan ke Desa Sumber Makmur Kecamatan Takisung.

Menyinggung laporan masih sering kosongnya tabung pink ?

Menurut Syahrian kertersediaan tabung pink itu ada, kalau sampai kosong seperti diketahui saat ini masih belum lancarnya arus transportasi darat pasca banjir dari titik pendistribusian maupun pengisian tabung-tabung gas. Pada sisi lain adanya lonjakan permintaan akan tabung pink,jelasnya.

Penulis: Basuki

Baca Artikel Lainnya

Leave a Comment