Anak Putus Sekolah Karena Bekerja, Disdikbud Kalsel Programkan Penanganan Anak Putus Sekolah

Kadisdikbud Provinsi Kalsel, Galuh Tantri Narindra (nomor 2 dari kiri memegang mikrofon) didampingi sekretaris dinas dan para kabid pada pertemuan dengan sejumlah wartawan di salah satu rumah makan di Banjarbaru, Senin (29/09/2025).(foto:tya/brt).

Banjarbaru, BARITOPOST.CO.ID – Banyak faktor yang memengaruhi anak tidak lagi melanjutkan pendidikannya. Salah satu penyebab yang dominan adalah faktor ekonomi sehingga anak harus bekerja.

Terkait hal itu, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Kalsel memiliki program khusus untuk menekan angka anak putus sekolah ini.

Menurut Kepala Disdikbud Provinsi Kalsel, Galuh Tantri Narindra, pihaknya bekerja sama dengan pihak terkait untuk mengidentifikasi anak putus sekolah. Pihaknya juga menyiapkan program bantuan untuk siswa kurang mampu dan program lainnya.

“Yang paling signifikan pada kondisi anak putus sekolah adalah karena anak bekerja. Angkatan kerja di Kalsel menunjukkan bahwa 55 persen berasal dari lulusan SMP, akhirnya ketika bekerja, pendapatannya kecil. Nah, inilah yang menjadi target kami, yakni bekerja sama  dengan sekolah untuk menemukan anak putus sekolah, kita beri program sekolah paket A, B dan C dan bantuan siswa kurang mampu,” jelas Galuh Tantri kepada wartawan, Senin (29/09/2025) di Banjarbaru.

Penyerahan bantuan untuk siswa kurang mampu secara simbolis dijadwalkan dalam waktu dekat.

Hemat Tantri, perlu penanganan yang berbeda untuk anak putus sekolah. Hal itu karena ada banyak faktor penyebab anak tidak bersekolah lagi.

Selain karena bekerja, penyebab anak putus sekolah adalah pernikahan dini, faktor kemiskinan, anak nakal, bullying (perundungan, infrastruktur pendidikan, bahkan sampai kepada faktor anak pindah ke sekolah non formal. Kepindahan anak ke sekolah non formal ini terdata atau dianggap masuk dalam kategori putus sekolah.

Lebih lanjut Galuh Tantri mengatakanz pihaknya bersama pihak terkait sedang menyusun program strategis pada tahun 2026.

Namun untuk saat ini, imbuhnya, Disdikbud Provinsi Kalsel melakukan verifikasi data untuk mengetahui jumlah dan penyebab anak putus sekolah.

Kepada sejumlah wartawan, Galuh Tantri

juga membeberkan program kerja untuk penguatan satuan tugas (satgas) penanganan pencegahan kekerasan di sekolah.

“Jadi di setiap sekolah itu harus ada tim nya. Satgas di pemerintah provinsi juga ada dan satgas ini akan diperkuat perannya,” jelas Galuh yang didampingi sejumlah kepala bidang (kabid) pada pertemuan dengan sejumlah wartawan itu di salah satu rumah makan di Banjarbaru.

Penulis: Cynthia

Follow Google News Barito Post dan Ikuti Beritanya

Related posts

Dinas Pariwisata Kalsel Dorong Profesionalisme Industri Kopi Lewat Banua Coffee Festival 2025

Kick Off Jambore IMI Kalsel 2025, Membuka Peluang Wisata Otomotif

Masyarakat Antusias Meriahkan Cek Kesehatan Gratis HKN ke 61 di BB Labkesmas Kementerian