2025, Ombudsman Kalsel Terima 298 Laporan Masyarakat

Penyampaian Catatan Akhir Tahun Ombudsman RI 2025

by adm barito post
0 comments 2 minutes read
Ombudsman Kalsel dan Jurnalis di Penyampaian Cacatan Laporan Akhir Tahun 2025

Banjarmasin, BARITOPOST.CO.ID – Sebanyak 298 Laporan Masyarakat (LM) diterima Ombudsman RI Perwakilan Kalimantan Selatan (Kalsel) sepanjang Tahun 2025.

Sektor perhubungan dan infrastruktur merupakan aduan terbanyak, disusul energi dan kelistrikan, administrasi kependudukan, pendidikan, serta agraria/pertanahan.

Baca Juga: BREAKING NEWS – Beredar Kabar OTT KPK di Hulu Sungai Utara

Hadi Rahman Kepala Perwakilan Ombudsman RI Kalsel, mengungkap dugaan maladministrasi yang paling sering dilaporkan adalah tidak memberikan pelayanan sebanyak 125 laporan.

Kemudian kelalaian atau pengabaian kewajiban hukum 69 laporan, penyimpangan prosedur 24 laporan, penundaan berlarut 20 laporan, permintaan imbalan uang/barang/jasa 4 laporan, serta perbuatan tidak patut 1 laporan.

“Laporan yang kami tangani termasuk Respon Cepat Ombudsman (RCO) dan Investigasi Atas Prakarsa Sendiri (IAPS). Ada yang selesai di tahap verifikasi, pemeriksaan, dan ada pula yang masih berproses,” ujar Hadi Rahman pada Jumat (19/12/2025) dalam Catatan Akhir Tahun Ombudsman RI 2025 di Kantor Ombudsman Kalsel, Kota Banjarmasin.

Baca Juga: BREAKING NEWS – Beredar Kabar OTT KPK di Hulu Sungai Utara

Menurutnya, tingkat penyelesaian laporan pada 2025 mencapai 84,23 persen. Sementara pada periode 2021-2024, penyelesaian laporan mencapai 100 persen tanpa backlog. “Ini tidak lepas dari respons instansi pelayanan publik yang cepat dan solutif dalam menindaklanjuti laporan masyarakat,” akunya.

Selain menerima laporan, Ombudsman Kalsel juga aktif melakukan pengawasan atas prakarsa sendiri. Salah satunya melalui IAPS 2025 yang fokus pada pemenuhan hak layanan administrasi kependudukan, kesehatan, dan jaminan sosial bagi warga binaan pemasyarakatan di lapas dan rutan se-Kalsel.

Dalam lima tahun terakhir (2021-2025), akses masyarakat ke Ombudsman Kalsel tercatat lebih dari 1.000, dengan rata-rata sekitar 1.220 akses per tahun. Mayoritas berupa konsultasi non-laporan, disusul laporan masyarakat dan surat tembusan.

Baca Juga: BREAKING NEWS – Beredar Kabar OTT KPK di Hulu Sungai Utara

Tingginya akses itu, sambung Hadi, didukung dua strategi utama. Pertama, kegiatan jemput bola melalui program Ombudsman On The Spot di daerah dengan tingkat pengaduan rendah. “Kami membuka gerai konsultasi dan pengaduan di lokasi publik seperti MPP, rumah sakit, puskesmas, sekolah, pasar, kantor pemerintah, hingga desa,” paparnya.

Kedua, pengembangan berbagai kanal pengaduan, mulai dari layanan tatap muka, surat, telepon, SMS, WhatsApp, email, website, call center 137, hingga media sosial.

Hadi berharap penyelenggara pelayanan publik terus meningkatkan kualitas layanan dan mencegah maladministrasi. “Jika konsisten dijalankan, pelayanan publik di Kalsel bisa masuk generasi keempat, yakni pelayanan prima berbasis inovasi dan budaya pelayanan yang menyenangkan,” imbuhnya.

Baca Artikel Lainnya

Tinggalkan komentar