Banjarmasin, BARITO – Dibalik aksi demo damai yang dilakukan Aliansi Mahasiswa Kalsel menolak Omnibus Law, Selasa kemarin. Muncul bisik-bisik ancaman pencabutan beasiswa bidikmisi Universitas Islam Kalimantan (Uniska) MAB bila mahasiswanya ikut demo.
Hal tersebut dibantah langsung oleh Kepala Biro Kemahasiswaan Uniska MAB, Budi Setiadi. Ia menjelaskan, program bidikmisi adalah program yang dikucurkan pemerintah pusat yang ditangani Kopertis di setial wilayah.
Uniska sendiri ada sekitar 400 mahasiswanya yang mengikuti program tersebut.
Terkait ancaman pencabutan tersebut, pihaknya tidak mengatakan demikian, namun mewanti dan menyayangkan gara-gara ikut demo mahasiswa bidikmisi dicabut kepesertaanya.
Tidak itu saja, bila itu terjadi pencabutan maka berimbas kepada semua mahasiswa yang ikut program bidikmisi. Menurut Budi, beasiswa ini saling terkait dengan beasiswa lainnya.
“Kami menyanyangkan bila itu terjadi pencabutan. Maka dari itu sebelum demo kemarin kami mewanti kepada mahasiswa yang bersangkutan untuk ikut demo,” bebernya.
Budi berharap, keikutsertaan mahasiswa bidikmisi dalam ujunk rasa itu tidak dipermasalahkan Kopertis. Karena baginya Kopertis bisa saja mencabut dan Uniska tidak bisa berbuat apa-apa.
Pernyataan pihak Kampus Uniska berbeda dengan tanggapan Pihak Kampus Universitas Lambung Mangkurat (ULM). Dalam ini dinyatakan oleh Wakil Rektor lll ULM, Fauzi Makkie.
Fauzi menyatakan tidak melarang mahasiswanya unjuk rasa atau demo terlebih mahasiswa yang mengikuti program bidikmisi, selama demontrasi berjalan dengan damai.
Baginya demo tersebut merupakan aspirasi rakyat selama tidak bertindak anarkis atau yang merugikan bisa saja mahasiswa yang bermasalah dicabut beasiswanya.
Ditanya bila demo bermasalah apakah berdampak dengan penerima beasiswa lainya. Fauzi tegas mengataakan, yang diproses tentu hanya yang bermasalah tidak berdampak pada yang lain.
“Kami tidak melarang mahasiswa berdemo, asalkan tidak anarkis,” bebernya.
Penulis: Hamdani