Tokoh Bakumpai Diskusikan Fenomena Musim Air

by baritopost.co.id
0 comment 2 minutes read

Banjarmasin, BARITO – Untuk melestarikan budaya dan mempererat tali silaturahmi, kalangan intelektual muda Bakumpai melaksanakan Focus Group Discussion Hapakat Wadah Diskusi Merawat Ke-Bakumpai-an, di Fave Hotel Banjarmasin, Kamis (31/12/2020) sore

Dengan mengusung tema Wayah Danum (Musim Air), Kenangan dan Pengalaman
(Wayah-Musim-Waktu), pemantik diskusi Akademisi  Fisip Universitas Lambung Mangkurat Setia Budhi mengatakan, diskusi ini dilaksanakan untuk membicarakan ulang pengetahuan-pengetahuan orang bakumpai yang selama ini tidak banyak diketahui orang.

“Kita mendiskusikan aspek budaya, ekonomi, sosial, lingkungan, bahasa dan adat istiadat bakumpai, agar pengetahuan ini bisa dijadikan rekomendasi bagi pemerintah daerah atau tokoh-tokoh bakumpai yang masuk di lingkungan pemerintah.” Ucapnya

Paparan Setia Budhi, menjelaskan pengetahuan dan pengalaman orang Bakumpai tentang wayah danum (musim air). Orang Bakumpai yang identik kehidupan tepian sungai Barito menjelaskan berbagai tipe air dalam pengetahuan lokal orang Bakumpai.

Sekarang ini bahasa bakumpai mulai surut dan penuturnya mulai berkurang, akhirnya kita berdiskusi menggunakan bahasa dan pengetahuan Bakumpai, tegas Setia Budhi.

“Orang-orang muda inikan jarang ketemu, melalui kegiatan ini membongkar kembali cerita masalalu untuk kepentingan masyarakat bakumpai pada khususnya, posisi orang bakumpai berada dimana-mana, relasi dengan agama dan etnik lain selalu harmonis

Bakumpai menonjolkan harmonisasi dalam berinteraksi dengan masyarakat, ini yang perlu diperlihatkan. Bahwa ada satu suku di Kalimantan ini yang mempunyai hubungan erat dengan suku-suku lain, bahkan perbedaan agama, bahasa, suku, bakumpai dapat diterima dimana-mana, itulah harmoni nya orang bakumpai dan ini bisa dijadikan contoh, etnik di Indonesia yang mengedepankan harmoni dalam kehidupan.” Papar Setia Budhi

Diskusi menjadi menarik ketika semua peserta menggunakan bahasa bakumpai, dengan dimoderatori sosiolog FKIP Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Nasrullah dihadiri Walikota Banjarmasin Ibnu Sina, Wakil Bupati Barito Kuala Rahmadian Noor dan Anggota DPRD Provinsi Kalimantan Tengah, Sirajul Rahman.

Rahmadian Noor, menceritakan pengalamannya di masa kecil saat mandi di sungai dan berpegangan di kelotok, sementara Ibnu Sina, ikut menampilkan istilah-istilah khas Bakumpai yang jarang diucapkan.

Sirajul Rahman, yang datang dari Palangkaraya, ikut menyumbangkan pengalamannya masa kecil di kota Puruk Cahu. Ia menjelaskan pengetahuan orang Bakumpai tentang tanda-tanda air akan pasang.

Inisiator diskusi Adnan mengatakan kegiatan ini sebelumnya sudah pernah beberapa kali dilaksanakan, dan akan terus dilaksanakan kedepannya, “Tujuannya adalah silaturahmi, yang datang ada dari Tumbang Samba, Puruk Cahu, Marabahan, bahkan dihadiri pejabat-pejabat yang berasal dari bakumpai

Penulis : iman satria

Baca Artikel Lainnya

Leave a Comment