Rosihan Adhani,  Profesor Kedokteran Gigi Pertama ULM

by admin
0 comment 2 minutes read

Banjarmasin, BARITO – Universitas Lambung Mangkurat (ULM), mengukuhkan guru besar DR drg H Rosihan Adhani SSos MS dalam Sidang Terbuka Senat di Aula Rektorat, Kamis(31/1).

Dengan demikian, Profesor Rosihan merupakan dekan dan juga menjadi guru besar pertama yang dimiliki fakultas kedokteran gigi (FKG).

Rektor ULM, Sutarto Hadi mengatakan, dengan dikukuhkannya Rosihan Adhani, maka jumlah guru besar bertambah 1 orang lagi.

” Ini guru besar pertama di FKG. Berarti seluruh fakultas sudah memiliki guru besar. Jumlahnya ada 44 atau 45 orang saya lupa. Ini harus didorong terus. Karena target saya 10 persen dari seluruh dosen harus bergelar guru besar,” ujarnya kepada wartawan.

Sutarto mengungkapkan, jumlah dosen bergelar doktor sudah lebih dari 300. Maka perlu memacu para doktor ULM agar bisa cepat menjadi guru besar.

Dia berharap, dalam waktu dekat Dekan FH, DR Abdul Halim Barkatullah juga segera menjadi profesor. Karena saat ini proses menjadi guru besarnya masih berjalan di Jakarta.

Rektor mengaku memberikan insentif untuk memacu dosen menjadi guru besar. Diantaranya memberikan insentif Rp 10 juta jika dosen mempublikasikan jurnalnya secara internasional. Insentif lainnya diberikan kepada dosen yang menghadiri konferensi internasional

Harus Tanggap Teknologi

Profesor Rosihan Adhani dalam orasi ilmiahnya berjudul ” Pendidikan dan Layanan Kedokteran Gigi Era Revolusi Industri 4.0 ” menekankan pada pentingnya kampus menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Saat ini dia melihat bahwa dunia kampus belum sepenuhnya memasuki era Revolusi Industri 4.0 atau era 4RI. ” Konon pendidikan tinggi kita tampaknya sekarang masih berada di dua era. Masih berada di era revolusi industri 3.0 , namun dalam kehidupan sehari-hari dosen dan mahasiswanya mungkin sudah memasuki era 4.0.,” ujarnya.

Dengan demikian, imbuhnya, universitas dapat secara bertahap masuk ke era 4RI secara total. Caranya, menurut Rosihan, Pertama, harus ada perubahan pola pikir.”Khusus di FKG, tidak lagi suka mengunduh, tetapi juga meng-unggah.Sehingga pertukaran ide dan inovasi berupa hasil riset dan pengembangan melalui teknologi semakin sering dilalukan,” tegasnya.

Kedua, insan kampus tidak hanya sebagai pemakai dan konsumen teknologi. Tetapi sebagai pencipta teknologi kedokteran gigi. Dengan demikian, Rosihan mengajak semua pihak untuk saatnya keluar dari zona nyaman (comfort zone), yaitu dari yang hanya sebagai trend follower berubah menjadi trend-setter.

Lebih lanjut Rosihan memaparkan bahwa dokter gigi masa depan dituntut bukan hanya ahli dalam teknologi dan medis (medical-technological professional). Tetapi juga harus memiliki talenta literasi, edukasi, social marketing, riset dan pengembangan serta pemberdayaan sosial.” Penting bagi mereka untuk melengkapi komponen talenta dengan entreprenuership, kecerdasan emosial, kecerdasan sosial dan kecerdasan spiritual.

Usai dikukuhkan, kepada wartawan Rosihan mengatakan bahwa jika tidak ingin tertinggal atau bahkan “punah” di era teknologi informasi ini, maka harus pandai merespon. Caranya adalah tanggap teknologi dan mengembangkannya. Karena saat ini hampir semua aspek sudah terpapar teknologi. Dia mencontohkan ujian di kampus yang kini berbasis komputer. Termasuk pendaftaran masuk perguruan tinggi juga dilakukan melalui internet. Kita tdk bjsa lagi bekerja manual krn semua stakeholder semua sdh terpapar dgn teknologi. “Kita juga harus menyiapkan dosen-dosen kita agar berubah. Jangan sampai terlihat terbelakang dengan mahasiswa,” kata kepala dinas kesehatan Provinsi Kalsel tahun 2006-2013 itu.tya/imn

Baca Artikel Lainnya

Leave a Comment