Minat Pemuda untuk Pertanian Rendah

by admin
0 comment 1 minutes read

Banjarmasin, BARITO – Rendahnya minat generasi muda untuk berkecimpung di bidang pertanian masih menjadi kendala pembangunan pertanian. Hal ini juga terjadi pada generasi muda di Kalsel.

Dosen Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat, Muhammad Fauzi mengungkapkan, umumnya para petani berusia tua. Sedangkan para pemuda nya lebih memiliki pola pikir bahwa kalau bekerja, maka pekerjaan itu haruslah membawa keuntungan. Dalam hal ini, menjadi petani dianggap tidak membawa keuntungan.

“Karena seseorang itu menyenangi suatu pekerjaan yang dapat memberikan revenue atau pendapatan keuntungan. Bidang pertanian terutama pangan dianggap tidak terlalu memberikan keuntungan bagi mereka.Contoh,  padi yang baru bisa dipanen setahun sekali,” ujarnya,Rabu(9/1).

Fauzi mengatakan, bidang pertanian sebenarnya menguntungkan. Karena petani bisa mengupayakan padi dengan panen dua kali setahun. Kemudian tidak hanya menanam tanaman pangan. Artinya petani melakukan diversifikasi, misalnya menanam sayuran.Sehingga lahan bisa dimanfaatkan secara maksimal.

“Generasi muda kita memang sudah banyak meninggalkan pertanian. Ini yang kita khawatirkan. Daya tarik pertanian makin lama menurun. Supaya tidak menurun bagaimana? Caranya dengan memanfaatkan teknologi,” jelasnya.

Di era teknologi saat ini, tukas dosen yang menjabat Wakil Rektor 3 Universitas Lambung Mangkurat itu, maka petani dapat memanfaatkan gadget untuk mengetahui ramalan cuaca atau perubahan iklim.  Sehingga petani cukup dengan membaca aplikasi melalui gadget saja sudah mengetahui cuaca akan turun hujan atau panas.

Selain itu, untuk menarik minat generasi muda di bidang pertanian, maka harus ada kesempatan bagi mereka untuk membuka usaha. Menurutnya,  bidang pertanian tidak mesti atau tidak hanya menanam, tetapi juga menjual. Artinya, terbuka peluang untuk mengembangkan bisnis misalnya menjual produk pertanian misalnya bibit, pupuk maupun peralatannya.tya

Baca Artikel Lainnya

Leave a Comment