Mensos Target Angka Kemiskinan Turun 9 Persen

by admin
0 comment 3 minutes read

Banjarbaru, BARITO – Menteri Sosial (Mensos)  RI Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan angka kemiskinan di Indonesia pada akhir 2019 ditargetkan turun menjadi 9 persen.

Angka kemiskinan menurut mensos mengutip data BPS semakin menurun yaitu dari 9,66 persen pada September 2018 menjadi 9,41 persen pada April 2019 .

“Berdasarkan data BPS, angka kemiskinan April 2019 kita tekan ke angka 9,41. Jadi ini bukan katanya mensos, tetapi berdasarkan survei lembaga kredibel yaitu BPS. Bahwa angka kemiskinan sudah  mencapai 9,41 persen pada bulan april 2019 dan pada September 2018 angka kemiskinan sudah baik, yakni 9,66 persen,” ujar mensos usai memberikan pengarahan Pendidikan dan Pelatihan Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) Family Development Session (FDS) e- learning Program Keluarga Harapan Angkatan XV, XVI, XVII di Aula Balai Besar Pendidikan  dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Regional Kalimantan, Rabu (24/7) siang.

Mensos juga menekankan bahwa ada satu hal lagi yang tidak boleh dilupakan. Bahwa bersamaan dengan menurunnya angka kemiskinan, tingkat gini ratio juga membaik. Dari bulan September 2018 sebesar 0,384, kini sudah diperbaiki menjadi 0,381 .

Menurut mensos, memperbaiki atau menurunkan angka kemiskinan saja sudah sulit. Tetapi pemerintah menurutnya berhasil secara bersamaan juga memperbaiki gini ratio.

Menteri juga memaparkan bahwa dana bantuan sosial (bansos) semakin meningkat.  Di awal 2014 ketika Presiden Joko Widodo (Jokowi)  dilantik, imbuhnya, anggaran untuk bansos sekitar Rp 19 triliun. Di tahun 2018 anggaran naik ke Rp 55 triliun dan sekarang 2019 naik lagi sebesar Rp 59 triliun.

“Jadi kalau anggaran pembangunan kesejahteraan sosial di masa Bapak Presiden Jokowi setiap tahun naik. Ini menunjukkan komitmen yang tinggi.Dan jangan lupa  bahwa dalam lima tahun kepemimpian beliau, tekanan ekonomi khususnya yang datang dari luar negeri itu berat dan besar sekali,” urainya.

Tekanan ekonomi dari luar negeri itu, hemat dia,  mempengaruhi kekuatan fiskal  yang nantinya akan berpengaruh pada sektor-sektor dalam APBN.

“Pemerintah tetap konsisten dan komitmen dengan segala tantangan dan tekanan ekonomi yang dihadapi . Tetapi anggaran untuk kesejahteraan sosial termasuk anggaran-anggaran bansos tidak pernah dikurangi satu sen pun bahkan setiap tahun naik,” tandas menteri sosial RI ke-29 itu.

Tantangan Global

Dalam pengarahannya, mensos mengungkapkan bahwa saat ini perekonomian Indonesia menghadapi tantangan global luar biasa besar. Ditambah dengan adanya perang dagang antara Amerika  dan Cina.

“Itu betul-betul mempengaruhi. Kemampuan negara-negara yaitu faktor strategisnya menjadi berkurang . Sehingga ekspor ke negara-negara  itu berkurang. Maka, juga mempengaruhi kemampuan fiskal khususnya di anggaran pusat. Ini udah dua tahun kita rasakan,” ujarnya.

Meski demikian, tekan dia, di tengah tekanan ekonomi luar negeri, justru pemerintah meningkatkan anggaran untuk pembangunan kesejahteraan sosial melalui program bansos. Serta termasuk anggaran untuk program keluarga harapan (PKH).

” Jadi pemerintah punya komitmen tinggi. Biasanya, negara di dunia jika mendapat tekanan ekonomi tinggi maka pembangunan kesejahteraan sosial atau bantuan sosial-nya ditiadakan. Yang dilakukan adalah memberi stimulan untuk pembangunan misalnya untuk jalan dan sebagainya,” bebernya.

Namun, paparnya, pemerintah Indonesia dalam tekanan luar biasa berat, malah mengalokasikan anggaran sosial semakin meningkat dari tahun ke tahun.

Meski demikian , dia mengakui, angka kemiskinan 9,41 persen  jika dikonversikan ke jumlah penduduk yaitu 25 juta dianggap masih besar.

“Negara kita ini berpenduduk sangat besar. Dua hari lalu saya menerima menerima menteri tenaja kerja dan sosial Republik Turki. Ibu menteri tersebut menyampaikan bahwa mereka ingin belajar PKH dari Indonesia dan ini disampaikan secara eksplisit,” tukasnya.

Agus Gumiwang selanjutnya menerangkan bahwa dalam konteks pembangunan kesejahteraan sosial, Indonesia sudah terkenal di seluruh dunia. Bahkan, ujarnya,  kementerian sosial telah menerima berbagai tamu dari berbagai negara untuk mempelajari PKH .

“Tamu berbagai negara itu ingin belajar PKH yang tentunya akan diterapkan di negara masing-masing,” tambahnya.

Dengan demikian, mensos menargetkan bahwa tahun 2020 angka kemiskinan Indonesia mencapai 9 persen. Menteri juga mengaku bangga jika pada tahun 2024 angka kemiskinan bisa ditekan 6 persen.

tya

Baca Artikel Lainnya

Leave a Comment