Kuatir ‘Calap’, PDAM Bandarmasih Matikan Mesin Pompa di Sungai Tabuk

by baritopost.co.id
0 comment 2 minutes read

Banjarmasin, BARITO – Fenomena air pasang yang sebagian besar menutupi daratan di Kalsel sekarang ini memaksa PDAM Bandarmasih ambil pilihan mematikan salah satu mesin pompanya di Sungai Tabuk.

Hal tersebut cukup beralasan, karena air sudah mulai masuk ke travo PLN sehingga akan sangat beresiko apabila tetap dijalankan.

“Demi keselamatan kerja, kami mematikan mesin Pompa di Sungai Tabuk, karena air sudah mulai masuk travo PLN,” kata Direktur Operasional PDAM Bandarmasih, H. Supian, ST., MT. saat dihubungi via Whats App, Jumat (15/1).

Meskipun dimatikan Supian melanjutkan, pendistribusian air ke pelanggan tetap bisa jalan, namun hanya saja berkurang. Pihaknya masih bisa menjalankan mesin yang ada di Pematang Panjang sebagai suplay air bakunya.

Dia menjelaskan, untuk IPA 2 Pramuka keadaan juga tidak membaik, air yang menggenang semakin mendekati panel AMDP sehingga apabila air masuk maka akan menghentikan aktifitas.

Intake Sungai Lulut saat ini masih bertahan dengan waswas. Dikarenakan pompa masih tetap dijalankan, sementara air semakin tinggi, walaupun dibantu dengan pompa alkon namun pihak PDAM Bandarmasih sendiri menyatakan tetap akan mengutamakan penanganan resiko.

“Apabila kemungkinan terjadi resiko besar, maka kami mohon maaf sebesar-besarnya akan mematikan operasional daripada membahayakan keamanan mesin dan keselamatan karyawan,” ucap Supian.

Level air di Pramuka lanjutnya, tetap 99 persen reservoarnya yang berarti terjadi penurunan pemakaian. Karena memang tindakan-tindakan yang diambil dalam penanggulangan banjir ini mempengaruhi tekanan air yang diterima pelanggan.

“Sebagai antisipasi, tidak ada salahnya para pelanggan untuk menampung air di bak, tendon atau drum, karena siapa tau jika keadaan terus memburuk maka operasional akan kami matikan,” himbau pria yang aktif di panahan ini.

Dia menambahkan, melihat dari volume air yang menggenang, salah satunya karena daya tampung sungai sudah tidak mencukupi lagi, air yang turun juga luar biasa dari gunung ke sunga-sungai di hilir ini apalagi juga hujan yang terus-menerus berlangsung sehingga level air tidak juga turun.

Sementara itu Humas PDAM Bandarmasih, Nur Wakhid menambahkan, fenomena ini memang musimnya. Air laut naik ke permukaan ditambah lagi hujan.

Nur Wakhid menyatakan selama 30 tahun dirinya di PDAM Bandarmasih, baru kali ini terjadi banjir seperti ini.

Bangunan-bangunan yang ada sudah diatas level tertinggi air yang biasanya, namun banjir kali ini terjadi diluar prediksi.

“Ini memang musimnya, tapi 30 tahun saya di PDAM Bandarmasih baru ini yang paling ekstrim. Mudahan banjir ini tidak berlangsung lama,” tutupnya.

Penulis: Hamdani

Baca Artikel Lainnya

Leave a Comment