Banjarmasin, BARITO – Di tengah masa landemi seperti saat sekarang ini tentu berdampak kepada semua hal. Tetapi tidak berdampak bagi karateka senior di Kalimantan Selatan (Kalsel) yang semangat dan solidaritas tetap terjaga.
Mereka itu adalah tokoh karate di Banua yang memiliki sejarah perkembangan dunia perkaratean di Kalimantan Selatan.
Lima karateka senior tersebut, diantaranya Mukartono dari Perguruan Inkai, H Imberani Hani dari Perguruan Inkado, Gt Attari Cotsu dari Perguruan Wadokai, H Mochtasarul Hamzah Noor dari Perguruan Inkanas, dan H Ansyaruddin dari Perguruan Lemkari.
Keakrabannya sangat terlihat saat saling bertemu disebuah rumah makan di Banjarmasin, sambil menikmati hidangan makan siang, sambil bercerita satu sama lain, canda tawa sontak pecah terdengar tatkala salah satu darinya bercerita tentang pengalaman masa lalu.
“Dari merekalah kita tahu seperti apa perkembangan olahraga karate serta sejarah karate di Kalimantan Selatan, sejak dahulu hingga seperti saat ini,” ungkap Ketua Harian Pengurus Provinsi (Pengprov) Federasi Olahraga Karate Indonesia (Forki) Kalsel, H Mochtasarul Hamzah Noor, kemarin di Banjarmasin.
Berbagai macam pengalaman sudah dilalui dalam menjalankan roda organisasi baik di perguruan masing-masing maupun di induk organisasi karate yakni Forki Kalimantan Selatan.
Meski usia karateka senior ini sudah dibilang senja, namun semangat serta solidaritas dalam mengembangkan karate di Banua sudah tak diragukan lagi. “Bahkan mereka rela mengorbankan lebih separo usia mereka demi kemajuan karate di Bumi Pangeran Antasari, sementara kawan- kawan lain sudah banyak yang mendahului menghadap Yang Maha Kuasa,” tuturnya.
Para karateka senior ini, lanjutnya, asli urang banua yang merupakan tokoh dan panutan dari para juniornya berharap jangan ada perpecahan. “Mari kita saling bersatu untuk membangun kemajuan olahraga beladiri, jangan sampai kita diadu domba oleh orang yang lain ingin yang sengaja memecah- belah organisasi karate di Banua ini,” ucapnya.
Penulis: Tolah