Intelkam Polri Ungkap Kaitan Milenial dengan Ancaman bagi Pemilu 2019

by admin
0 comment 2 minutes read

Jakarta, BARITO – Wakil Kepala Intelijen dan Keamanan (Intelkam) Polri, Irjen Pol Suntana memaparkan tentang ancaman baru dalam Pemilu 2019 yang erat kaitannya dengan generasi milenial. Ancaman baru yang dimaksud adalah penyebaran disinformasi di media sosial.

“Disinformasi ini dapat diartikan secara sederhana, sebagai informasi yang salah atau untuk membingungkan orang lain. Bahkan, dalam literasi ada yang menyebutnya sebagai usaha subversif,” ujar Suntana dalam diskusi bertajuk “Generasi Milenial dan Politik untuk Merawat Keutuhan NKRI” sebagaimana dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Selasa (8/1/2019).

Menurut Suntana, tujuannya dari penyebaran disinformasi tersebut bisa untuk menciptakan impresi palsu dengan membiarkan informasi yang tidak benar terus menyebar secara organik dengan memanfaatkan algoritme media sosial seperti tanda pagar (tagar).

“Motivasi menyebarkan informasi salah itu untuk datang uang. Semakin banyak jumlah pengguna internet yang meng-klik artikel mereka, makin banyak uang yang didapat,” ujarnya

Di hadapan ratusan mahasiswa, pemuda dan tokoh aktivis lintas generasi, Suntana mengajak semua pihak dan pemangku kepentingan, termasuk generasi milenial untuk mewaspadai ancaman baru yang berpotensi memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.

Capres-Cawapres

Suntana menambahkan, sepanjang sejarah NKRI berdiri ancaman selalu ada. Namun, tak pernah berhasil karena rakyat dan bangsa Indonesia teguh merawat keutuhan NKRI.

“Tapi seiring dengan perjalanan Pemilu 2019 terdapat indikasi yang cenderung mengarahkan masyarakat untuk memperajam perbedaan dan keberagaman melalui isu politik identitas yang dikemas dalam kampanye hitam, ujaran kebencian atau hoaks dengan menggunakan dunia maya dan media sosial,” tuturnya.

Sementara mantan Ketua Umum DPP IMM, Beni Pramula membagi generasi milenial tiga kategori. Pertama, milenial akademisi. Menurutnya, generasi ini, rajin ke kampus, mengerjakan tugas, taat pada dosen, IP tinggi dan setelah lulos kuliah mereka bekerja di perusahaan-perusahan besar dengan gaji cukup besar pula.

Kedua, generasi milenial romantis. Generasi semacam ini abai terhadap kegiatan-kegiatan sosial. Dia lebih mengedepankan gaya hidup yang cantik, tampan dan kemewahan.

Ilustrasi

Ketiga, generasi milenial organisatoris. Generasi semacam ini, hidupnya lebih banyak dipertaruhkan untuk kepentingan sosial.

“Dia memperkaya pengetahuannya di organisasi. Kalau ditanya pacarnya ada dimana, ia jawab neng, ini saya lagi rapat menbahas kenaikan BBM,” ujar Beni.

sumber: okezone.com

Baca Artikel Lainnya

Leave a Comment