Foto Bersama dan Rapat yang Aman Covid -19

by baritopost.co.id
0 comment 2 minutes read

Banjarbaru, BARITO – Anggota Tim Pakar untuk Percepatan Penanganan Covid-19, Profesor Syamsul Arifin mengatakan, perilaku berfoto bersama dalam/ luar ruangan, tanpa masker atau maskernya diturunkan sehingga tidak menutupi hidung, pada saat pandemi Covid-19 menjadi salah satu hal yang harus diperhatikan.

Hal itu karena berfoto bersama tanpa masker sarat dengan aktivitas saling berdekatan dan saling berinteraksi.

“Sesi foto ini sudah banyak yang menyoroti terutama pejabat yang biasanya juga melakukan foto bersama tanpa masker usai suatu kegiatan. Ini menjadi kritik sosial, karena kalau orang berfoto bersama tanpa masker, terutama pejabat atau bukan pejabat, lalu fotonya diunggah ke media sosial , maka seolah Covid ini hanya main-mainan atau bohong-bohongan,” ujar Profesor Syamsul Arifin, Kamis (19/11/2020).

Masyarakat yang melihat, imbuh Syamsul, akan mempertanyakan perilaku orang yang berfoto bersama tersebut.

Dari aspek kesehatan, tukas Syamsul, berfoto bersama dengan melepas masker beresiko tertular dan menularkan Covid-19.

“Dari segi aspek kesehatan, akan beresiko, kecuali pada saat berfoto bersama tanpa masker itu, dia tahan nafas. Termasuk ketika misalnya saat foto bersama tanpa masker, meskipun setelahnya dia menggunakan masker kembali, maka tetap rentan terhadap penularan Covid-19,” katanya.

Apalagi, dalam sebuah kerumunan atau rapat, orang -orang tidak mengetahui heteroginitas kesehatan masing masing. “Apakah dia sehat,  apakah sedang tidak enak badan,  apakah dia sudah terkontaminasi kontak erat kan kita tidak tahu. Kecuali berfoto dengan keluarga inti, kita sudah tahu riwayatnya. Mungkin, berfoto tidak memakai masker tidak masalah jika dirumah dan kontak jarang memakai masker.  Kecuali di rumah itu ada yang beresiko, misalnya ada lansia,  ada yang pernah kontak dengan yang positif, itu harus menggunakan masker di rumah,” bebernya.

Dengan demikian, Syamsul menyarankan meski dalam sesi berfoto bersama, orang tetap memakai masker.

Pemakaian masker secara konsisten, tukasnya, selain untuk keamanan, juga sebagai pertimbangan psikologis bagi  yang melihat foto tersebut.

Bahwa, itu berarti pandemi Covid-19 belum berakhir dan menjadi persoalan serius /bukan main-main.

“Meski masker hanya dilepas dalam waktu 5 menit ketika berfoto bersama, bisakah tahan nafas?  Karena penularan virus melalui udara. Andaikan virus itu seperti asap, akan kelihatan jelas kumannya masuk terhirup manusia yang tidak bermasker,” ungkapnya.

Syamsul juga mengatakan, semua pihak diharapkan dapat menerapkan kehati-hatian di masa pandemi ini. Termasuk menerapkan protokol kesehatan secara benar dan konsisten.

Aktivitas berfoto bersama tanpa masker, hemat dia, mengandung resiko baik berfoto di dalam maupun luar ruangan.

“Berfoto outdoor maupun indoor sama-sama beresiko.  Meskipun yang indoor lebih beresiko, apalagi ventilasi didalamnya kurang bagus dan pertemuan atau rapatnya dalam waktu lama,” tambahnya.

Selain aktivitas berfoto bersama tanpa masker, Syamsul juga berkomentar tentang pelaksanaan rapat atau pertemuan yang terlebih dahulu mewajibkan pesertanya melakukan rapid test.

Menurut Syamsul, meski semua peserta rapat sudah di rapid test dengan hasil non reaktif, kegiatan tetap beresiko penularan Covid-19.

“Kegiatan atau pertemuan yang aman itu adalah, jika ruangan rapat sudah disterilisasi dengan disinfektan. Semua orang yang rapat sudah dinyatakan negatif dengan  swab test,” cetusnya.tya

Baca Artikel Lainnya

Leave a Comment