Banjarmasin, BARITO-Dokter gigi di Kalimantan Selatan dan Kalimantan pada umumnya dituntut untuk terus menjaga kualitasnya. Hal itu karena ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang setiap waktu.
Berkait hal itu, Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Lambung Mangkurat kembali menyelengarakan Seminar Nasional
Borneo Exhibition Science and Technology (BEST) in Dentistry di Hotel Golden Tulip, Sabtu sampai Minggu 13-14 Oktober.
Seminar menghadirkan beberapa pembicara diantaranya dari Universitas Lambung Mangkurat yakni Rosihan Adhani yang merupakan dekan FKG, Shahida Mohd Said dari Universiti Kebangsaan Malaysia dan beberapa pembicara lainnya yang merupakan dokter spesialis kedokteran gigi (SpKG) yakni Kurniawan, Dewa Made Sutajaya, Martariwansyah dan lain-lain.
Wakil Rektor I Universitas Lambung Mangkurat, Ahmad Alim Bahri yang mewakili Rektor Sutarto Hadi membuka acara seminar menyampaikan harapannya agar seminar bisa meningkat menjadi skala internasional.
“Semoga nanti bisa diperluas lagi dengan pembicara dari beberapa negara. Artinya, tahun depan sudah menjadi seminar internasional. Karena salah satu syarat seminar internasional adalah melibatkan 3 pembicara dari 3 benua dari 3 negara. Misalnya Asia, Australia Eropa atau Amerika,” ujarnya kepada wartawan.
Tujuan mengundang pembicara dari tiga benua menurutnya juga dalam rangka mempercepat proses percepatan jumlah guru besar dan lektor kepala di FKG. Alim Bahri menuturkan, pada saat penilaian akreditasi, asesor pasti mengecek jumlah guru besar dan lektor kepala.
“Karena jumlah guru besar menunjukkan kualifikasi dan kualitas sumber daya manusianya,” bebernya.
Salah satu strategi dari universitas untuk mendorong percepatan jumlah guru besar diantaranya adalah memperbanyak penyelengaraan even atau forum pertemuan ilmiah .
Pertemuan ilmiah, imbuhnya, sebagai ajang untuk menyampaikan ide dan gagasan melalui makalah sehingga menambah angka kredit. Selain itu, Universitas Lambung Mangkurat juga mengirim dosen untuk berbicara dalam seminar di dalam dan luar negeri.
“Termasuk pula mendorong dosen untuk melakikan publikasi ilmiah baik nasional dan internasional. Karena untuk menjadi guru besar harus memiliki jurnal internasional yang bereputasi baik misalnya Scopus,” jelas Alim.
Sementara itu Dekan FKG Universitas Lambung Mangkurat, Rosihan Adhani mengatakan bahwa seminar tahun ini bertema pendidikan berkelanjutan atau continuing education. Dia menekankan bahwa setiap dokter gigi yang profesional tidak bisa hanya berpuas diri dengan ilmu yang diperoleh. Dokter gigi dituntut mengikuti perkembangan karena ilmu dan teknologi sangat cepat dan dinamis perkembangannya.
Sehingga dia berharap, akademisi dan dokter gigi di Kalsel dan di Kalimantan tidak tertinggal keilmuan dan keahliannya.
Seminar diikuti sekitar 350 orang yang umumnya berprosesi sebagai dokter gigi dan mahasiwa koas dan menempuh pendidikan profesi. Beberapa bidang kesehatan gigi yang dibahas dalam seminar mencakup beberapa disiplin ilmu . Diantaranya bedah mulut, estetika, ortodontik atau merapikan gigi dan kesehatan jaringan rongga mulut. Selain itu juga digelar pameran dengan diikuti para mitra kerja FKG yang menyediakan bahan dan alat kebutuhan praktek dokter gigi.
“Pameran ini untuk memberi kesempatan mitra kami memperkenalkan produknya. Karena kedokteran gigi tidak bisa lepas dari pemakaian teknologi termasuk bahan-bahan pendukung. Misalnya bahan tambalan semakin berkembang baik komposisi maupun jenisnya. Kalau dulu ada bahan Amalgam, sekarang tidak ada lagi. Tambalan gigi kini bisa persis menyerupai warna dan kekuatan gigu asli,” jelasnya.
Meski barang barang yang dijual dalam pameran masih impor, tetapi peserta dapat membeli dengan harga khusus selama kegiatan seminar.tya