Cegah Covid, Perjalanan Dinas Harus Selektif

by baritopost.co.id
0 comment 3 minutes read

Banjarbaru, BARITO – Penyebaran Covid-19 di Provinsi Kalsel masih terjadi dengan ditandai dari tingginya tambahan kasus harian.

Sementara mobilitas orang khususnya para aparatur sipil negara (ASN) termasuk dosen dalam melakukan perjalanan dinas semakin tinggi menjelang berakhirnya tahun 2020.

Anggota Tim Pakar Universitas Lambung Mangkurat untuk Percepatan Penanganan Covid-19 Kalsel, Profesor Syamsul Arifin mengingatkan kepada semua pihak agar selektif melakukan perjalanan dinas.

Syamsul mengatakan, orang yang  akan melaksanakan perjalanan dinas harus selektif,  terutama yang menggunakan alat transportasi umum.

Orang yang memiliki risiko tinggi terhadap penyakit serius , misalnya lanjut usia atau yang memiliki riwayat penyakit diabetes, jantung, dan paru-paru sebaiknya tidak melakukan perjalanan ke  wilayah terinfeksi Corona.

“Kecuali untuk tugas yang tidak dapat diwakilkan.  Orang dengan kondisi tubuh tidak fit juga tidak disarankan melakukan perjalanan ke luar daerah, meskipun hasil rapid test dinyatakan negatif. Begitu pula dengan tempat tujuan perjalanan, hindari melakukan perjalanan ke daerah yang tergolong risiko tinggi atau zona merah,” cetusnya, Senin (7/12).

Rapid test atau swab test  ujarnya, harus dilakukan setelah pulang dari perjalanan. Meskipun hasil rapid test sekarang bisa berlaku untuk 14 hari, tukas Syamsul yang berprofesi dokter itu, tetapi selama perjalanan dinas, orang itu tetap rentan terhadap paparan virus.

Bagi yang tidak bersedia dites, diharapkan untuk menjalani karantina mandiri selama 14 hari dan terus memantau kondisi kesehatan diri melalui pemeriksaan suhu tubuh setiap hari.

“Hindari interaksi dengan orang lain selama masa karantina mandiri atau isolasi diri. Segera menghubungi pihak pelayanan kesehatan setempat jika mengalami sakit,” bebernya.

Syamsul menambahkan, pada saat melaksanakan perjalanan dinas, maka protokol kesehatan harus dilakukan secara disiplin.

Protokol kesehatan (prokes) meliputi:  selalu menggunakan masker dengan baik dan benar, mencuci tangan secara teratur dengan sabun atau hand sanitizer jika belum memungkinkan untuk cuci tangan. Kemudian menjaga jarak setidaknya satu meter dengan orang lain, termasuk selama dalam alat transportasi .

” Pastikan sebelum berangkat kita memgetahui hal-hal yang harus dilakukan dan siapa yang  harus dihubungi ketika mulai merasa kurang sehat,” terangnya.

Klaster Universitas

Saat ini, dikhawatirkan terjadi transmisi Covid-19 di lingkungan kampus.

Menurut Syamsul, transmisi Covid-19 sudah banyak terjadi dilingkungan perguruan tinggi, terutama di kalangan staf pendidik dan kependidikan.

“Transmisi di perguruan tinggi yang diberitakan terutama di beberapa universitas, antara lain Universitas Brawijaya,  Universitas Hasanuddin, Universitas Sumatera Utara, Universitas Sebelas Maret, Universitas Jember, Universitas Palangka Raya, Universitas Lambung Mangkurat,” ujarnya.

Syamsul melihat,  transmisi Covid-19 di lingkungan universitas sebagai dampak dari perjalanan dinas yang dilakukan antar provinsi  dalam rangka rapat koordinasi dan atau kegiatan lainnya.

“Perjalanan dinas seperti ini sebenarnya juga sebagai kontribusi universitas dalam memacu pertumbuhan ekonomi selama masa pandemik. Akan tetapi perjalanan dinas yang tidak selektif dan disiplin dapat menjadi petaka bagi universitas tersebut,” ungkap Syamsul.

Mengutip  Nicole C. Deziel , dkk (2020) ,Syamsul menegaskan bahwa berdasarkan tingkat  efektivitas pencegahan transmisi , maka stay at home atau berada di dalam rumah merupakan upaya yang paling efektif.

“Kalaupun harus bepergian, haruslah karena keperluan penting saja, mencuci tangan dan membersihkan permukaan benda dengan disinfektan , menjaga  jarak 1,5 meter setiap waktu dan menggunakan masker,” urainya.tya

 

 

Baca Artikel Lainnya

Leave a Comment