Caleg dan Parpol Diharapkan Mampu Tekan Angka Golput

by admin
0 comment 3 minutes read

Banjarmasin, BARITOPOST.CO.ID – Menekan angka golput pada pemilu 2019 dibutuhkan peran serta semua unsur, mulai dari instansi berwenang, partai politik, dan calon legislative. “Paling tidak peran serta parpol dan caleg jadi penting untuk mengajak masyarakat mensukseskan Pemilu 2019 ini,” ujar Ketua DPD Partai NasDem Kota Banjarmasin HA Zainuddin Djahri, Selasa (29/1/2019).

 

Ia mengakui, secara organisasi, pihaknya telah menginstruksikan semua caleg untuk bergerak dalam melakukan sosialisasi pileg dan pilpres 2019, sebab itu diyakini Partai NasDem mampu menekan tingginya golput. “Saya kira Partai NasDem telah menyosialisasikan secara kontinue agar warga tidak golput di Pemilu 2019, karena itu tidak heran target Partai NasDem pada Pemilu 2019 masuk tiga besar nasional,” tambah pria yang juga Caleg DPRD Provinsi Kalsel Dapil Kota Banjarmasin ini.

 

Di tempat terpisah, DPD Partai Golkar melalui H Candra Bayu menekankan pentingnya caleg Golkar untuk menekan tingginya angka golput. “Ya, kami menekankan peran semua unsur untuk mensosialisasikan agar masyarakat menggunakan hak suaranya pada pileg maupun pilpres 17 April 2019,” beber Cacan yang juga Caleg DPRD Provinsi Kalsel untuk Dapil Kota Banjarmasin ini.

 

Untuk itu, Ia berharap semua caleg Golkar kabupaten/kota se-Kalimantan Selatan aktif turun ke masyarakat, dan menyosialisasikan Pileg dan Pilpres 2019.

 

Ketua Partai Berkarya H Edy Suryadi pun mengaku, telah memerintahkan semua caleg untuk bersama warga untuk menekan angka golput. “Ini pesta demokrasi 5 tahunan, sehingga wajar Partai Berkarya dan para calegnya untuk bersosialisasi di akar rumput, agar masyarakat menggunakan hak pilih pada 17 April 2019 mendatang,” ujar pria yang juga Ketua BPD Gapensi Kalsel ini.

 

Edy berharap pemilu 2019 mendapatkan suasana aman dan kondusif, dengan tetap terjaga stabilitas nasional, dan sangat penting angka golput dapat ditekan lagi.

 

Berdasarkan catatan dan sejumlah sumber, partisipasi pemilih dalam setiap pagelaran pemilu selalu memprihatinkan. Angka golongan putih (golput) masih terus meningkat di setiap pemilu yang digelar di Indonesia.

Tingkat partisipasi politik pada Pemilu rezim Orde Lama mulai dari tahun 1955 dan Orde Baru pada tahun 1971 sampai 1997, kemudian Orde Reformasi tahun 1999 sampai sekarang masih cukup tinggi. Tingkat partisipasi politik pemilih dalam pemilu tahun 1955 mencapai 91,4 persen dengan angka golput hanya 8,6 persen.

Baru pada era non-demokratis Orde Baru golput menurun. Pada Pemilu 1971, tingkat partisipasi politik mencapai 96,6 persen dan jumlah golput menurun drastis hanya mencapai 3,4 persen.

Sementara Pemilu tahun 1977 dan Pemilu 1982 hampir serupa. Yakni, partisipasi politik sampai 96,5 persen dan jumlah golput mencapai 3,5 persen. Pada Pemilu 1987 tingkat partisipasi politik pemilih mencapai 96,4 persen dan jumlah golput hanya 3,6 persen.

Pada Pemilu 1992 tingkat partisipasi politik pemilih mencapai 95,1 persen dan jumlah golput mencapai 4,9 persen. Untuk Pemilu 1997 tingkat partisipasi politik pemilih mencapai 93,6 persen dan jumlah golput mulai meningkat hingga 6,4 persen.

Pasca-reformasi, pada Pemilu 1999 tingkat partisipasi memilih 92,6 persen dan jumlah Golput 7,3 persen. Angka partisipasi yang memprihatinkan terjadi pada Pemilu 2004, yakni turun hingga 84,1 persen dan jumlah golput meningkat hingga 15,9 persen.

Pada Pilpres putaran pertama tingkat partisipasi politik pemilih mencapai 78,2 persen dan jumlah Golput 21,8 persen, sedangkan pada Pilpres putaran kedua tingkat partisipasi politik pemilih mencapai 76,6 persen dan jumlah golput 23,4 persen.

Pada Pemilu Legislatif tahun 2009 tingkat partisipasi politik pemilih semakin menurun yaitu hanya mencapai 70,9 persen dan jumlah golput semakin meningkat yaitu 29,1 persen. Pada Pilpres 2009 tingkat partisipasi politik pemilih mencapai 71,7 persen dan jumlah golput mencapai 28,3 persen.

KPU RI mencatat jumlah seluruh suara sah adalah 124.972.491 suara dengan angka perolehan tingkat golput mencapai 24,89 persen pada Pemilu 2014. (afdi)

Baca Artikel Lainnya

Leave a Comment