Banjarmasin, BARITO – Kesehatan menjadi kunci kesuksesan, terlebih bagi aparat penegak hukum. Namun manusia memang tak bisa melawan ajal yang tak mengenal waktu dan kapan akan menjemput
Hal itu juga kematian yang belakangan menimpa sejumlah anggota polisi di Kalimantan Selatan. Berbagai faktor menjadi penyebab meninggal dunianya para abdi negara tersebut.
Dan salah satu faktor tertinggi penyebab kematian personel Polda Kalsel sepanjang 2018 tersebut ialah serangan penyakit jantung.
Kabid Dokkes Polda Kalsel, Kombes Pol dr Erwinn ZH MARS, MH, Kes, menjelaskan sedikitnya sebanyak 10 dari 31 personel Polda Kalsel yang meninggal dunia diakibatkan terserang jantung sepanjang 2018 lalu.
Jika dibanding dengan jumlah faktor penyebab kematian lainnya seperti kecelakaan lalu lintas, bunuh diri dan sakit lainnya, jumlah tersebut memiliki porsentase tertinggi sebesar 30 persen.
” Selain itu, kami sebetulnya juga sudah mengevaluasi 25 orang yang dititipkan di Biddokkes karena statusnya sakit. Ada pula yang beberapa mengalami, gangguan jiwa,” jelasnya usai acara Monev Biddokes Polda Kalsel di Aula Mathilde Batyaleri, Selasa (8/1/2018) siang.
Namun demikian, secara keseluruhan total personel Polda Kalsel yang meninggal dunia sepanjang 2018 relatif menurun dibanding 2017 lalu.
Namun masih tingginya risiko penyakit jantung yang menyerang personelnya, tentu tidak bisa membuat pihaknya tutup mata.
Sehubung itupula, menurut Erwin selain pihaknya telah melakukan pemeriksaan awal dari treatment hingga katerisasi kepada beberapa anggota yang mempunyai masalah jantung.
Kini Biddokkes juga sedang serius menggalangkan 10 ribu langkah perhari kepada seluruh jajaran anggota Polda Kalsel guna mengurangi risiko jantung tersebut.
” Artinya sehari, personel harus bergerak 10 ribu langkah. Atau kalau kami hitung jalan biasa sekitar 1 1/2 jam, jarak antara 6,5 hingga 7 kilometer, kalori yang hilang sekitar 400 sampai 500. Yang mana bila melakukan hal tersebut bisa menghilangkan satu kali sarapan dan badan lebih bugar, ” tutupnya.(mr’s)